[COMPLETED]
#84 IN POETRY 12/11/2017
Ia menulis ini semua secara diam-diam. Di sudut kamar, di kelas kosong, ataupun di taman tak berpengunjung. Ia hanya ingin mengungkapkan keluh kesah melalui tulisan yang dibuatnya.
Kesedihannya selama menatap ma...
Terima kasih telah membaca Melankolis, Scepticism, dan Acta Est Fabula selama ini. Terima kasih juga udah mau menunggu dan membaca rangkaian kata menyedihkan ini!
Setelah sekian lama tidak menulis lagi, akhirnya aku kembali lagi nih menulis sesuatu yang baru dan sudah lama sekali tidak aku buat, yaitu novel! Novelku ini berjudul Good Night Amaranth.
Good Night Amaranth
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam itu sunyi, gelap, tak menarik sama sekali. Malam itu adalah waktu yang selalu menjadi tempat mereka yang berpura-pura bahagia untuk menumpahkan segala isi hatinya. Namun bagiku, malam itu adalah waktu yang paling aku tunggu setiap harinya.
Bertemankan musik sendu dan seduhan teh hangat, aku memandang langit malam dengan penuh harap. Menunggu dan terus menunggu. Menunggu namamu muncul di layar notifikasiku.
Sepertinya mustahil, tapi aku akan tetap akan terus menunggu dan berharap. Berharap malam ini bukan aku lagi yang memulai segalanya, tapi kamu, suatu ketidakmungkinan yang selalu aku aminkan.
●●●●●
Good Night Amaranth ini merupakan novel pertama yang akhirnya akan benar-benar aku selesaikan di platform ini. Jangan lupa membaca novelku ya!
