26 November 2017
Kamu itu sama seperti kaktus. Semakin aku berusaha membawamu ke dalam dekapanku, semakin dalam pula luka yang kamu torehkan kepada hati kecil tak bersalah milikku. Meski aku tau bahwa suatu saat nanti akan tumbuh bunga-bunga yang indah di ujung duri-duri itu, apa bisa aku bertahan sampai detik terakhir ketika sumber kebahagiaan itu akhirnya muncul? Bagaimana kalau ternyata aku jatuh lebih dulu? Apa bunganya masih bersedia menunggu bangun untuk mekar? Atau setidaknya membiarkan aku merasa bahagia setelah diserbu rasa sakit yang selalu mendera?
KAMU SEDANG MEMBACA
Melankolis
Poetry[COMPLETED] #84 IN POETRY 12/11/2017 Ia menulis ini semua secara diam-diam. Di sudut kamar, di kelas kosong, ataupun di taman tak berpengunjung. Ia hanya ingin mengungkapkan keluh kesah melalui tulisan yang dibuatnya. Kesedihannya selama menatap ma...