“assalamualaikum wr wb” akhi Iqbal dan akhi Akmal mengucap salam begitu masuk ke kelas kami. VII B atau 1B. Aku dan kembaranku berada di kelas yang sama.
“waalaikumsalam wr wb” jawabku dan teman kelasku serempak.
Mereka berdua adalah mudabir (pengurus) yang setiap malam datang ke kelas kami untuk memberi kosa kata. Ini adalah rutinitas kami setiap malam sehabis sholat isya yaitu pemberian mufrodats/vocabularry/kosa kata atau biasa disebut muhadatsah. Di pesantren ini diwajibkan menggunakan bahasa Arab dan Inggris setiap harinya, kurikulum kami seperti Gontor/ponpes darussalam.
“Bismillahirrahmanirrahim” teriak akhi Iqbal di depan kelas kemuadian kami mengulangi ucapannya sedangkan akhi Akmal menulis kosa kata di papan tulis.
“qolamun.... qolamun....”teriak mereka bersamaan.
“qolamun..... qolamun.....” kami mengulang ucapan mereka dengan semangat.
“pen...... Pen......."
“pen...... Pen......"
Setelah mengulang-ulang kami diperintahkan menulis kosa kata yang sebelumnya sudah akhi Akmal tulis di papan tulis. Beberapa saat kemudian bel berdentang pertanda waktu muhadatsah telah usai. Kedua mudabir itu pamit ke kelas mereka karena kegiatan sekarang ialah belajar bersama wali kelas. Biasanya kami akan menyetorkan hafalan doa doa dan surah pilihan ke ustad wali kelas namun dikarenakan malam ini beliau sedang sakit, kami belajar masing masing. Ada yang menyiapkan setoran untuk besok, mengerjakan PR, atau ada juga yang sedang berdiskusi atau hanya sekadar ngobrol basa basi sedangkan aku memilih mengambil posisi di pojok kelas menghafalkan hadist yang harus kusetorkan besok.
Aku larut dalam khusyu’nya menghafal meskipun susana kelas sangat bising, pojokan memang tempat terbaik untuk menghafal.
👻Suara gemerisik dedaunan membuatku terbangun. Aku terkejut mendapati diriku berada di tempat yang sama sekali tak kukenali. Hutan. Sekarang aku berada di hutan asri dan rindang. Aku menatap sekeliling menikmati pemandangan hutan yang indah nan rimbun, sejenak aku bisa melupakan keterkejutanku. Suara gemerisik dedaunan dan kicauan burung menjadikan tempat ini memiliki kesan tersendiri.
Dor! Dor! Dor!
Suara tembakan memekakkan telinga, dengan spontan kubalikkan badan, dan kudapati banyak orang sedang berlarian. Aku berdiri kebingungan, orang-orang berwajah asing membawa senjata laras panjang mencoba menembaki orang berwajah lokal. Suasana yang tadinya menyenangkan seketika berubah drastis, aku seperti kembali ke masa lampau ketika indonesia masih dijajah.
Tubuhku bergetar hebat, baru kali ini aku melihat pemandangan sangat mengerikan seperti ini. Satu persatu orang orang berwajah lokal tumbang, mayat bergeletakkan dimana-mana, darah berceceran, mereka tidak bisa melawan karena sama sekali tak membawa senjata.
Aku sangat ketakutan dan ketakutanku semakin bertambah saat melihat seseorang berwajah asing yang berada tak jauh dari tempatku berdiri tengah menyiapkan senjatanya yang sekarang mengarah padaku, otakku menyuruh berlari tapi kakiku tak kunjung melakukannya. Cklek, dor!!! Peluru itu meluncur menembus perutku.
“AARRRGGGHHHHHH!!!!!!”
Sebuah teriakan kesakitan terdengar dari belakangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU PENJARA SUCI [TAMAT]
TerrorPesantren dikenal sebagai tempat mencari ilmu yang kental akan nilai agama, kedisiplinan dan peraturannya. Di samping itu, banyak hal yang tidak diketahui masyarakat luar tentang pesantren, salah satunya adalah gangguan makhluk halus yang kerap kali...