Hari kedua di rumah berjalan datar, kami hanya tidur, mandi dan beres-beres, ditambah lagi sekarang sedang bulan puasa. hari ini sedikit membosankan untukku yang senang berkegiatan di luar ruangan.
Aku masih mencari identitas santriwati tersebut, kutulis namanya pada pencarian di berbagai media sosial mulai dari aplikasi berwarna biru sampai ungu namun tak jua kutemukan akunnya, mungkinkah ia tak memiliki media sosial? Aneh, zaman sekarang masih ada anak muda yang tak punya media sosial, pikirku. Apalagi mengingat gelang giok yang diberikan papahnya di lapangan parkir itu membuatku sangat yakin pastilah ia mempunyai handphone.
Awalnya aku ingin bertanya pada teman-temanku, mungkin saja salah satu dari mereka ada yang mengenalnya akan tetapi kuurungkan, aku malu jikalau mereka tahu perasaanku, karena aku terkenal sebagai orang pendiam yang tak pernah berinteraksi dengan santri putri.
“Dan, buka IG pondok dah” ujar Zaid dari ranjang bagian bawah.
“Ada apa emang?” Tanyaku dari ranjang atas. Setelah sholat shubuh kami hanya berbaring sambil memainkan handphone masing-masing.
“Lu masuk postingan santri berprestasi”
Aku segera membuka aplikasi Instagram dan di beranda langsung muncul foto yang baru diposting akun pondok kami satu jam yang lalu. Aku geser foto ke kiri dan kudapati diriku memakai baju karate yang berwarna putih sambil memegang piala, di sebelah fotoku terdapat tulisan.
ZIDAN ABDURRAHMAN 2B
Juara 2 Lomba Karate Antar PesantrenAku tersenyum, bangga dengan prestasiku memenangkan lomba karate dan tak menyangka bisa muncul di postingan pondok sebagai santri berprestasi. Aku menggeser lagi untuk melihat foto selanjutnya, mataku membelalak dan langsung terduduk, kaget, di foto ketiga pada postingan ini tampak tiga orang santriwati pemenang LCC (Lomba cerdas cermat) antar pesantren dan betapa terkejutnya aku melihat seorang santriwati bermata bulan sabit berdiri di tengah sambil memegang piala dihiasi senyum yang mengembang. Akhirnya penasaranku terjawab sekarang, tepat di samping Tim LCC terpampang nama anggota tim dan kelas mereka masing-masing.
1) Witri Wulandari. 3A
2) Fitri. 3A
3) Femmy khoirunnisa. 3A
Juara 1 Lomba LCC antar pesantrenAku yakin, sungguh aku yakin, namanya ada di nomer dua karena pada foto itu ia berada di tengah dan instingku berkata demikian. Pertanyaan baru menyapa kepalaku, jika namanya Fitri, mengapa saat bicara dengan papahnya ia menyebut dirinya sendiri Mei? Mungkinkah ada orang lain yang mirip dengannya? Aku memperhatikan wajahnya sekali lagi dan malah semakin yakin kalau santriwati di foto tersebut adalah orang yang kumaksud, si mata bulan sabit.
Kelas 3 atau kelas IX, aku sedikit terkejut mengetahui fakta ini, ternyata ia adalah kaka kelasku yang tentunya di tahun ajaran selanjutnya ia akan berganti seragam menjadi putih kelabu, ada kemungkinan aku tak akan bertemu dengannya lagi jikalau ia pindah sekolah karena beberapa orang santri terkadang berkeinginan pindah ke pesantren lain atau ke sekolah umum setelah lulus dari MTS. Kekhawatiran menyergap ke dalam hatiku, bagaimana jika kami tak bisa bertemu lagi? Apakah kemarin merupakan pertemuan pertama dan terakhir?.
Segera kuketik namanya di pencarian aplikasi media sosial berwarna biru, mesin pencarian kembali bekerja sesuai perintahku kemudian muncullah akun-akun dengan nama serupa. Di paling atas ada akun dengan 150 teman yang sama, foto profilnya adalah siluet perempuan berhijab berlatar senja, tanpa basa basi kutekan akun itu. Menunggu akun itu terbuka membuatku sedikit deg degan, entah kenapa putaran loading terasa begitu lambat, aku sudah tak sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU PENJARA SUCI [TAMAT]
HororPesantren dikenal sebagai tempat mencari ilmu yang kental akan nilai agama, kedisiplinan dan peraturannya. Di samping itu, banyak hal yang tidak diketahui masyarakat luar tentang pesantren, salah satunya adalah gangguan makhluk halus yang kerap kali...