Wanita berbaju hitam itu merobek daging mentah dengan giginya, darah berceceran di mana-mana, daging segar yang belum dibersihkan ditelannya begitu lahap, bau amis menguar di sekitarnya hingga tercium keluar ruangan, begitu rakus ia menggigit dan mengunyah. Siapapun yang melihatnya pasti akan menganggap perilaku wanita tersebut menyeramkan.
👻
Siang itu, di tengah lebatnya hujan bulan November, kami berlari-lari menikmati setiap tetes berkah pembelian Tuhan. Kami pulang dari kelas dengan menerjang hujan, momen yang sayang jika ditinggalkan.
Sebuah mobil hitam mewah melewati kami be empat-aku, Zaid, Zayyan dan Aji-. Zaid yang awalnya tengah menari nari bermain hujan tiba-tiba terdiam ketika mobil itu lewat, kami pun mengikuti, memberi jalan untuk mobil tamu, menunduk menyambut kedatangan mobil itu. Ini salah satu adab yang diajarkan para guru kepada kami, adab menyambut tamu.
Mobil itu berjalan menuju daerah santriwati, aku menduga mobil itu adalah mobil wali santri.
“Aura mobilnya aneh, ada apa ya di dalamnya? Ente ngerasa gak,Yan?”
Zayyan mengangguk. Mobil itu misterius, kata mereka berdua.
Aku dan Aji yang tidak mengerti apa-apa hanya mengangkat bahu lalu langsung berlari menuju kamar dengan seragam basah kuyup, meninggalkan Zaid dan Zayyan yang berjalan perlahan sambil mendiskusikan keheranan mereka.
👻
“Raja Iblis!!! Hidupkan lagi anak kesayanganku ini” teriak wanita paruh baya itu sambil mendekap tubuh anak perempuannya yang sudah dingin, air mata mengalir di wajahnya, membasahi baju yang dipakai anak semata wayangnya. Tangannya gemetar demikian hebat, tak pernah terbayangkan dalam hidupnya akan mengalami ujian seberat ini, ia tak terima anaknya diambil Tuhan.Angin bertiup kencang di dalam ruangan itu, bumi bergetar, figura foto berjatuhan, foto keluarga kecilnya pecah belah, barang barang berhamburan. Tak ada yang mengira bahwa villa raksasa itu merupakan tempat pemujaan setan.
Mata anak perempuannya mengerjap kemudian tubuh tersebut bangkit dari dekapan ibunya, menatap dengan tatapan kosong.
“Ibu....” Lirihnya.
Si ibu tersenyum senang, ia menghambur memeluk anaknya.
“Iya nak, ini ibu”
👻
“Sifa! Ta’ali! Undzuri hadza” (b.arab:Sifa! Kemarilah! Lihatlah ini) Ayu berteriak panik.
Saat itu mereka sedang izin ke kamar mandi di tengah muhadatsah, Sifa yang baru saja keluar kamar mandi segera menghampiri demi mendengar teriakan panik dari mulut Ayu.
“Limadza,yu? Astaghfirullah, dzalika Damun?” (B.arab: kenapa, yu? Astaghfirullah, itu darah?) Sifa membelalak kaget melihat darah berceceran di lantai kamar mandi pojok dan bau amis yang menyengat.
Ayu mengangguk.
Sifa menelan ludah.
“Min Aina hadza?” (B.arab:dari mana ini?) Ayu berbisik “apa mungkin ini darah haid?” Ayu menatap Sifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU PENJARA SUCI [TAMAT]
TerrorPesantren dikenal sebagai tempat mencari ilmu yang kental akan nilai agama, kedisiplinan dan peraturannya. Di samping itu, banyak hal yang tidak diketahui masyarakat luar tentang pesantren, salah satunya adalah gangguan makhluk halus yang kerap kali...