Chapter 24.

8 1 0
                                    

Sepulang sekolah, ia langsung bergegas untuk pergi menemui Irvan yang katanya sedang sakit dirumah. hari ini Viona tidak pulang bareng Vanno, karna saat kelas terkahir tadi, Vanno mengatakan tidak bisa mengantarkan nya pulang, karna ada urusan. 

Tidak lupa sebelum sampai ke  alamat tujuan pemberian Bagas tadi, Viona sempatkan membeli beberapa Buah dan beberapa camilan di perjalanan menuju rumah Irvan. tidak terlalu jauh ternyata dari sekolah, cukup 15 menit ia sudah sampai di depan rumah dengan pagar berwarna putih itu. tidak terlalu besar, namun cukup luas dari rumah-rumah di sekitarnya.

Tanpa basa-basi ia langsung menekan tombol Bel yang ada di sebelah pintu masuk, tak ada jawaban. ia mencoba kembali membunyikan bel itu hingga akhirnya ada seorang anak kecil yang membuka gerbang tersebut.

"Seben—tar.. eh kakak baik kok tau rumah aku?"

sosok kecil yang membuka gerbang itu ternyata anak kecil tadi pagi yang menangis dipinggir jalan karna tidak ada yang mengantarnya ke sekolah, tak menyangka bisa bertemu lagi dengannya disini.

"Rumah kamu disini?"

"Iya kakak.. ini rumah aku" anak itu tersenyum tanpa henti, do'a nya terkabul untuk bisa bertemu dengan Viona lagi.

"Apa kamu adiknya Irvan?"

"Iya kakak.. aku adiknya kakak Irvan, dia lagi sakit makanya aku engga dianterin tadi"

"Wah ternyata kamu adiknya temen aku.."

Viona yang asyik mengobrol jadi lupa tujuan utama nya kesini adalah menjenguk Sahabatnya itu. 

"Ohiya nama kamu siapa?" tanya Viona yang kini berlutut mengimbangi tinggi anak kecil itu.

"Aku Keisya kak"

"Yaudah Keisya, kakak kamu dimana? aku mau lihat"

"Ayo kak"

Di ajaknya Viona masuk kedalam dengan tangan yang ditarik oleh sosok kecil itu. hingga saat masuk ke dalam rumah, keluar sosok wanita yang sepertinya sudah berumur tiga puluhan itu dengan menggendong seorang balita. Viona langsung berpikir bahwa itu adalah ibunya Irvan.

"Eh ada tamu.. mau ketemu Irvan ya?" tanya wanita itu dengan nada lembut.

"Irvan nya ada tante? saya Viona temennya Irvan hehe.." ucap Viona sambil meraih tangan wanita itu untuk bersalaman.

"Ada tuh dikamarnya, dia lagi sakit. udah beberapa hari tapi masih belum baikan, disuruh ke rumah sakit tapi malah gak mau"

"Oh pantesan.."

Dipandanginya suasana didalam rumah itu, tidak terlalu banyak hiasan yang dipajang dibeberapa sudut ruangan, namun hanya ada beberapa yang tertata rapih. tanpa disadari, ia sendiripun kini tengah dipandangi oleh sosok wanita itu sejak tadi, wanita itu tersenyum sambil menatap Viona.

"Yaudah, kamu langsung liat aja ke kamarnya. tinggal lurus aja, nanti kamarnya sebelah kanan"

"Iya tante, izin masuk ke kamarnya dulu ya"

Dengan rasa gugup yang mengguncang, ia alihkan tubuhnya untuk melangkah menuju kamar yang dimaksud. sambil mengambil langkah pelan, ia sempatkan untuk melihat beberapa foto yang terpajang di dinding. ia pandangi dengan cermat bagaimana foto Irvan dan keluarganya. namun ia tak menemukan sosok laki-laki yang lebih tua alias ayahnya itu di jejeran foto yang dipajang. tak mau ambil pusing, ia ketuk pintu itu lalu ia buka.

Terlihat sosok lelaki yang ia cari beberapa hari ini sedang tertidur diranjang sederhana dengan selimut yang terpasang hingga perutnya. raut wajah yang sedikit pias ditambah rambut yang sedikit acak-acakan membuatnya sedikit iba, benar nyatanya jika sahabatnya itu sedang sakit.

VIONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang