Chapter 14.

119 8 1
                                    

Matahari telah bersinar menandai pagi hari,Viona bangun dan mengucek matanya yang terasa berat. Masih teringat dengan kejadian kemarin yang terjadi padanya, kenapa semua ini terjadi padanya? Entahlah.

"Vi sekolah ga?" ucap Nathan yang membuka pintu kamar adiknya.

"Males ah"

"Lah kenapa lo? Gabiasanya"

"Gue pengen maen sama lo. Hari ini lo ga kuliah kan?"

"Engga." "tapi bener lo ga bakal sekolah?" tanya Nathan memastikan Viona.

"Bawel banget si lo kaya ibu kost aja, gue udah ijin sama Karin"

"Oh.. Yaudah"

Akhirnya Nathan pergi meninggalkan kamar Viona. Bersiap-siap untuk pergi keluar bersama adiknya.

*

"Akhirnya gue bisa maen juga sama lo setelah sekian lama haha" ucap Nathan yang sudah berada di sebuah taman dengan rumah pohon yang ada di hadapan nya.

"Kaya yang udah seabad aja ga ketemu"

"Ya kan lo jalan terus sama si kunyuk, Vi masih inget kan tempat ini?"

Tak ada jawaban sedikitpun Viona mulai menaiki anak tangga rumah pohon tersebut, ingatannya kembali berputar layaknya kaset lama, tempat itu adalah tempat ia bermain dengan Nathan ketika kecil. Tempat ia bersenang-senang bersama Nathan.

Viona melangkah kan kaki nya menelusuri isi rumah pohon tersebut, dan melihat apa saja yang ada di hadapannya. Dan pandangan tertuju pada kotak yang Nathan bawa menuju tempat Viona. Nathan mulai membuka kan kotak tersebut dan terlihat lah satu Flower crown dengan satu lembar foto satu pasang anak kecil. Itu adalah foto Viona dan Nathan.

"Vi masi inget kan flower crown ini?"

"Iya bang" ucap Viona datar yang fokus dengan memandangin benda tersebut.

"Dulu gue pernah bilang kan kalo gue bakalan nyimpen ini benda sampe besar nanti, jadi..lo masih bisa ngeliatnya"

"Vio sini" ucap Nathan kecil yang sedang merangkai flower crown untuk Viona.

"Ada apa bang?" ujar Viona kecil yang menaikan sedikit nadanya.

"Nih abang bikinin kamu flower crown biar kamu makin cantik kaya bidadari" sahut Nathan yang masih polos dan lugu.

"Wahh bagus banget..aku sukaa hihi"

"Kalo ga di pake,kamu simpen ya Vi di kotak ini. Biar ntar kalo kita udah gede terus dateng lagi kesini,kamu bisa liat lagi flower crown ini" jelas Nathan dengan senyuman lebarnya lalu mengacak rambut adiknya.

"Viona sayang abang" ucap tubuh mungil Viona dan langsung memeluk erat tubuh kakanya.

Dan Nathan pun membalas pelukan adiknya.
"Abang sayang Viona"

"Vi? Vio? Lo ngelamun?" ucap Nathan yang melambai lambaikan tangannya pada wajah Viona.

"Ah gapapa" ucap Viona,indah memang masa kecil nya jika bersama Nathan. Ingin rasanya kembali lagi seperti anak kecil,tak perlu banyak pikiran,menangis hanya karna jatuh dari sepeda,tak perlu merasakan bagaimana rasanya terluka,dikecewakan apalagi dengan orang tersayang. Namun Viona sudah terbiasa dengan hal tersebut sedari kecil.

"Vi,gue harap lo bisa bahagia lagi kaya dulu,terutama kaya moment-moment kita di rumah pohon ini. Gue sekarang jarang sama lo,meskipun kita sering ketemu di rumah,tapi kita jarang kan lama-lamaan bareng. Gue sibuk sama tugas, mama jarang pulang. Setelah kepergian papa, gue jarang Vi liat lo bahagia lagi kaya dulu" ucap Nathan yang kini duduk di teras.

"Gue gatau bang ngilangin rasa kecewa gue, gue bisa aja berubah kaya dulu"

"Terus lo kapan Vi buka hati lo buat yang lain?"

"Gue belum siap aja di kecewain lagi bang,gue pernah ngerasain gimana rasanya di kecewain. Apalagi sama bokap sendiri.." lirih Viona yang kini sudah tak bisa lagi menahan air matanya agar tak jatuh. Namun usahanya sia-sia saja,air mata nya jatuh, bahkan berkali-kali.

Sontak Nathan yang melihat Viona mengingat kembali masa lalu nya itu langsung memeluknya agar tak terlalu sedih,namun sayang,itu tak berpengaruh. Ingatan nya kembali berputar ketika ia di tinggalkan oleh papanya,ketika melihat mama dan papanya bertengkar bahkan saat Viona sakit juga Nathan yang pertama menemukan Viona hampir sekarat.

"Maafin gue Vi,gue ga bisa selalu ada buat lo,bahkan gue gabisa jadi kaka yang baik buat lo" ucap Nathan yang kini tak bisa lagi menahan kesedihannya, melihat adiknya kembali rapuh, cairan bening terjun dari kelopak mata Nathan.

"Lo jangan ngomong gitu.. kaya yang mau kemana aja" lirih Viona yang suara nya mulai serak.

"Gue harap ada seseorang yang bisa ngubah lo kaya dulu lagi Vi,coba deh lo sekarang buka hati lo buat orang-orang yang di sekitar lo" uvap Nathan yang membuat Viona sedikit menengak.

"Orang sekitar?"

"Iya,pokonya lo harus peka aja sama lingkungan sekitar lo" ujar Nathan yang membuat Viona semakin heran.

Hari mulai sore,Viona dan Nathan bergegas untuk pulang. Karna sepertinya akan hujan mengguyur kota jakarta. Di dalam mobil Viona hanya terdiam mencerna kata-kata Kakanya. Apa benar selama ini Viona menjadi berubah drastis ketika sudah di kecewakan oleh orang tersayang?

**














Gadanta banget














lagi ga mood


















lagi kesel




lagi gaada inspirasi.











Oke sekian aja buayyyyy🙈

VIONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang