Chapter 9.

134 8 0
                                    

Hari senin, ya hari yang paling dibenci anak sekolah karna harus menghadapi lama nya upacara,hari ini Viona sudah bangun jam 4 pagi. Tidak biasanya dia bangun pagi, bahkan Nathan pun bangun paling subuh jam 5. Apa Viona berusaha menjadi seseorang yang lebih baik lagi dan ingin merubah perilaku nya? Ah tak secepat itu.

Tok tok tok..

"Bang bangun, udah siang" ucap Viona dibalik pintu itu dan Nathan segera beranjak dari kasurnya dan cepat-cepat membuka pintu.

"H-hah naon udah siang? Gila gue kesiangan lagi" ucap Nathan yang terlihat gelisah, Viona hanya diam di tempat dan tertawa kecil melihat ekspresi kakanya itu,sangat lucu.

"Kenapa lo ketawa?"

"Haha gapapa, seneng aja gue bisa ngejailin lo, sekarang kan baru jam 4 pagi"
Timbal Viona dengan cengiran khasnya. Nathan menggeram kesal atas perlakuan adiknya,eh tapi tunggu dulu, baru kali ini lagi dia terlihat bahagia dengan menjaili kakaknya. Apa dia terpengaruh dengan ucapan Ntahan kemarin yang harus bangkit dari keterpurukannya?

"Songong lo ya awas lo" gerutu Nathan sambil menutup kembali pintu kamarnya dan melanjutkan tidurnya.

Sedangkan Viona menuruni anak tangga untuk pergi ke dapur. Sudah lama ia tak masak karna terlalu sering mengurung diri di kamar. Ia jadi ingat saat bersama mama nya yang mengajarkan memasak kepada Viona. Ia mulai memasak masakan kesukaan kakanya. Nasi goreng+telur mata sapi, walaupun hanya masakan biasa,tapi rasa masakan yang dibuat Viona sungguh berbeda. Ia memasak agak banyak hari ini, untuk bekal ke sekolah, takutnya dia lapar atau pun karin-Sahabatnya belum makan. Karin dan Viona semakin akrab,Karin selalu menceritakan masalah nya,sedangkan Viona hanya menceritakan masalah kecil saja, tidak untuk masalah terbesar dalam hidupnya.

Dua jam kemudian Viona diantarkan Nathan pergi ke sekolah,tak lupa juga ketika sampai di Sekolah ia menyalimi tangannya.

*

"Vioo" teriak laki-laki dari kejauhan dan segera menghampiri Viona.

"Apaan?" jawab singkat Viona pada lelaki itu,Irvan.

"Wuihh tumben lo jawabnya beda,biasanya kan Ya-Hm Ya-Hm haha"
Ledek Irvan yang merasa aneh dengan jawaban Viona ya meskipun masih dingin.

"Jangan ngancurin mood gue atau gue tebas pala lo" timbal Viona dengan menunjukan jarinya pada Irvan.

"Lo sekalinya ngomong panjang ko serem banget ya"

"Diem"

"Iya deh. Kaka yang ganteng ini bakalan nganterin lo ke kelas ya hehe supaya ga kenapa-napa" ucap Irvan yang diseratai cengiran khasnya. Ntah kenapa Irvan akhir-akhir ini selalu ingin dengan Viona,ketika dekat dengannya ia merasa nyaman. Irvan sepertinya sudah menemukan sosok yang tepat untuk di jadikannya seseorang 'kekasih' dan saat ini tujuan Irvan mengejar Viona,ia benar-benar menyukai Viona walaupun sikapnya dingin.

"Iyain"

Sepanjang koridor sekolah Banyak yang menatap Viona dan Irvan dengan tatapan tak suka, Tapi Viona dan Irvan tak memperdulikannya, untuk apa memperdulikan urusan orang lain? Tidak penting baginya.

"Dadah dede gemash kaka ganteng ke kelas ya jangan kangen" ucap Irvan ketika sudah sampai di depan kelas Viona sambil mengacak pelan rambut nya yang lurus itu, Viona heran,mengapa dia berani menyentuh rambutnya? Aneh sekali. Viona hanya membalas ucapannya dengan tatapan sinis,tapi itu yang membuat Irvan buru-buru pergi dari kelas Viona.

"Ehh Vio dianterin sama ka siapa itu namanya duh lupa siapa yaa??" heboh Karin yang baru saja datang dan langsung menghampiri Viona.

"Irvan"

"Ahh iya ituu, uhh satu sekolahan ini nge-fans banget tau ga sama dia ihh aku juga termasuk fans nya lohh" hebohnya lagi yang membuat seluruh kelas memperhatikan nya.

"Hehe sory teman-temen tenangkan jiwa raga kaliann" tambah Karin dengan cengiran nya yang membuat semua orang ingin tertawa. Ya begitulah Karin, si cewek heboh,rempong,rese,cerewet yang selalu ngintrogasi Viona. Tapi Viona selalu menjawab singkat,kalaupun panjang pasti kena hati banget. Viona dikelas di kenal dengan nama 'Ozen' karna sifatnya yang dingin tapi cantik seperti frozen.
Hari itu Viona tak nampak murung lagi, moodnya sedang bagus, jika ada yang berbicara dengannya, ia bersikap biasa saja dan melayani orang tersebut dengan baik. Yak seperti kemarin-kemarin. Ia lebih suka murung nan cuek.

***

VIONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang