Chapter 3.

193 17 0
                                    

***

Tok tok tok..

"Vi bangun blom lo? Temen lo udah ngejemput noh?" suara ituu dari belakang pintu yang pastinya suara Nathan.

"Siapa?" nada suara Viona sedikit di naikan Agar terdengar oleh kakanya.

"Irvan katanya"

"Ohh.. Suru nunggu" Viona bingung, mengapa Irvan menjemputnya? Padahal dia tidak meminta.

Viona mengambil benda persegi panjang yang dari kemarin pulang sekolah belum ia mainkan lagi yang terletak di atas nakas, terlihat ada beberapa pesan yang belum dia baca di Line

Irvanobgs : "Besok lo gue jemput"

Irvanobgs : "Woy"

Irvanobgs : "Cewe tengil"

Irvanobgs : "ketus"

Irvanobgs : "lo molor ya"

Irvanobgs : "gue udah di depan rumah lo"

Read

Viona pun mengambil tas nya dan menutup pintu kamarnya, terlihat Irvan dan Nathan sedang berbincang.

"Masi lama ga? Gue mau sekolah" ujar Viona dengan nada dinginnya.

"E-Eh ayo brangkat" "bang gue brangkat ya Assalamualaikum"

"Awas lo kalo adek gue celaka" timbal Nathan yang menunjuk ke wajahnya

"Selow brow hehe yok Vi"

"Bang, brangkat" ujar Viona yang menyalimi tangan Nathan.

"Ati-ati lo ntar gue gabisa jemput lagi, lo pulang bareng dia lagi ya"

"Hm"

*

Pasangan mata tertuju pada seseorang yang baru saja turun dari motor Ninja hitam milik Irvan, baru kali ini mereka melihat anak kelas X di bonceng oleh anak kelas XI, ya memang banyak sih tapi jika yang memboncengnya Irvano Bagas Ferdians pasti akan sangat sangat bahagia meskipun predikat nya adalah Bad Boy namun dia juga Primadona SMA Nusa Bangsa.

"Vio" panggil Karin yang baru saja datang.

Viona hanya menoleh dan Karin pun menghampiri Viona yang sedang membenarkan rambutnya.

"Anter ke kantin yuk, aku belum makan so-" belum selesai Karin berbicara, Viona sudah meninggalkan nya.

"Eh kaka hensemm hehe aku pergi dulu yaa.. Ehh Vio tunggu ihh nyebelin banget sii"

*

"Kamu tumben berangkat sama kaka ganteng Vi?" tanya Karin di sela-sela makannya.

"Dia yang jemput"

"Vioo ihh bisa ga sih kalo ngomong itu jangan dingin dingin banget" geruti Karin pada Viona.

Karin yang masih bicara malah di tinggalkan oleh Viona.

Hari ini Viona sangat malas belajar,tujuan saat ini adalah Rooftop. Tempat yang sepi dan menenangkan.

Viona duduk di sofa yang masih layak pakai, ia menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong, Viona menggeser foto demi foto yang ada di ponselnya, terdapat satu gadis kecil yang di gendong oleh pria paruh baya dan satu orang perempuan yang tersenyum manis dengan satu orang anak laki-laki yang memakai topi merah maroon.

Itu adalah foto keluarga nya ketika Viona masih berumur 5 tahun, ketika masih Utuh .

Cairan bening pun mengalir dari kelopak mata Viona, entah mengapa kenangan masa lalu nya membuat dia kembali merasa rapuh,sangat rapuh. Batin nya selalu bertanya 'kenapa harus aku sih yang jadi korban perceraian kalian'.

**

VIONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang