18.Percakapan mertua

276 37 2
                                    

Cale tidak tahu apa yang membuatnya terjebak dalam situasi ini, tapi yang Cale tahu sekarang dia sedang duduk bersama ayah Selena alias kakeknya Agasy sekaligus mertuanya.

Alejandro Helcia, Baron keluarga Helcia yang entah kenapa bisa ada di sini. Ia tiba-tiba saja datang saat Selena dan Agasy tidak ada di rumah, hanya Cale dan beberapa rekannya saja yang ada di sana karena saat ini Alejandro berkunjung ke mansion Cale yang ada di desa Harris.

Menyesap tehnya dengan tenang, Alejandro berhasil membuat seorang Cale Henituse merasa agak gugup, karena sejatinya dia sulit merasakan itu meskipun berhadapan dengan raja terdahulu ataupun dewa kematian.

"Maafkan aku karena berkunjung tiba-tiba begini, seharusnya aku mengirim pesan terlebih dahulu"

Cale menggelengkan kepalanya pelan. Tidak mungkin ia mengatakan kunjungan tiba-tiba dari mertuanya ini menganggu, dia tidak bisa mengucapkan itu pada Alejandro.

"Tidak apa-apa, eum—ayah. Saya senang ketika anda berkunjung ke sini,"

Panggilan ayah untuk Alejandro terasa kaku bagi Cale. Sebenarnya dia tidak enak menyebut sang Baron dengan sebutan itu, tapi apa daya dia sendiri yang meminta pada Cale untuk memanggilnya begitu.

Katanya supaya hubungan antara menantu dan mertuanya harmonis, sih--

Alejandro mendengus singkat. Ia meletakan cangkir teh yang isinya berkurang setengah, kemudian menatap Cale.

"Kau benar-benar mirip dengan Drew ya?"

Drew, nama ibu kandung Cale. Bukannya wajar jika putra mirip dengan ibunya? Tapi Cale rasa bukan hanya penampilan yang Alejandro katakan mirip dengan mendiang ibu, itu mungkin mencakup semua hal pada diri Cale saat ini.

'apa iya?'

Cale tidak yakin.

Tidak mau membuang banyak waktu yang berharga, Alejandro mulai menatap Cale dengaj tataapan serius membuat suasana di ruangan itu terasa berbeda.

"Kamu belum menemukan orang yang menculik Agasy waktu itu kan?"

Tersentak, Cale menatap Alejandro yang sedang menatapnya. Ia mengangguk membenarkan, dalam dirinya merutuk ketidakbecusan dirinya sendiri karena belum juga menemukan sosok penculik putri tercintanya.

Dalang penculikan Agasy waktu itu belum ditemukan. Entah bersembunyi di mana ia hingga seorang Cale Henituse tak bisa menemukan sosoknya barang sehelai rambut pun. Choi Han bahkan pernah memaksakan dirinya demi menemukan sosok itu, beruntung Selena dan Cale berhasil menasehati lelaki berambut obsidian itu hingga ia bisa menenangkan dirinya sendiri.

Sebenarnya Selena juga sempat mau mengamuk dan berkeliling dunia untuk mencari penculik itu, ia ingin segera membereskan si pelaku supaya putrinya bisa hidup tenang. Cale pun turun tangan, meyakinkan Selena untuk berpikir dengan kepala dingin dan tidak melakukan tindakan yang implusif.

"Aku tahu itu"

"Maaf?"

"Ambil ini."

Cale menatap benda yang Alejandro berikan. Benda itu tertutup kain hitam, membuat kesan kelam terlihat darinya.

"Apa ini?"

Kembali menyeruput teh yang hampir habis, Alejandro menjelaskan secara singkat tentang benda yang dia berikan pada Cale.

"Itu adalah artefak yang bisa membantu kalian untuk mengalahkan dia. Sebenarnya, orang yang menculik Asy adalah musuh keluarga Helcia beberapa tahun yang lalu,"

Alejandro menjeda ucapannya sejenak, ia menatap Cale yang kini menunggu kelanjutan ucapannya.

"Aku dan ibuku terlalu keras kepala waktu itu. Kami tidak mendengarkan apa yang dia inginkan sehingga ia pun menaruh dendam pada kami. Aku tidak mau kemalangan terus menghampiri Selena, dia sudah terlalu menderita sejak kecil apalagi sekarang dia memiliki Agasy.

red thread[Cale x oc] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang