4.

5.3K 538 39
                                    

Wang Yibo memanaskan makan siang yang sudah ia pesan.
Ayah dan ibunya masih ada di rumah mereka dan sekarang mereka bersiap untuk makan siang.

Nyonya Wang membantu Yibo untuk menyiapkan makan siang.

"Yibo, Mama tahu kamu pasti kesulitan juga. Tapi, tolong mengertilah. Zhanzhan baru 18 tahun, dan pikirannya masih belum dewasa, jadi kamu sebagai yang lebih tua dan lebih dewasa disini, berilah contoh yang baik untuknya dan jangan membuat dia sedih. Kamu mengerti maksud mama kan?" Kata Nyonya Wang, mencoba memberi nasihat pada putranya.

Yibo mengangguk, "Jangan khawatir ma. Aku akan menjaganya." Jawab Yibo.

Nyonya Wang menepuk pundak sang putra dengan senyum yang mengembang, "Bagus, bagus sekali. Mama suka jawabanmu."

Setelah semua makakan sudah siap diatas meja, mereka mulai menikmati makan siang bersama.

Sore harinya, tuan dan nyonya Wang pamit untuk pulang ke rumah mereka.
Xiao Zhan masuk dalam kamar dan membanting dirinya diatas tempat tidur.

Sementara Wang Yibo duduk di sofa sambil mencoba mencari pekerja paruh waktu.
Bagaimana pun, dia tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Terakhir dia mencoba untuk mencuci piring, tetapi beberapa piring pecah karena kelalaiannya. Sementara Xiao Zhan, selain bersantai, dia tidak melakukan apapun yang berkaitan dengan pekerjaan rumah.

Setelah ia mendapatkan pekerja paruh waktu, Yibo masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.
Pria Wang itu berbaring di samping Zhan tanpa kata.
Sementara Zhan hanya asik mengutak atik ponselnya.

"Hei, apa kamu tidak malu memakai cincin pernikahan ke kampus? Orang-orang akan mengejekmu saat tahu kalau kamu sudah menikah." Kata Zhan dengan matanya yang masih berfokus pada layar ponselnya.

Yibo menatap cincin di jari manisnya untuk sesaat, "Hn, Tidak masalah. Lagipula, aku memang sudah menikah, kan?" Jawab Yibo dengan santai.

Zhan melirik Yibo sekilas. Entah kenapa, dia merasa kesal dengan jawaban tersebut. Tapi jawaban tersebut tidaklah salah.

"Cih!" Pria manis itu hanya bisa mendecih kesal.

"Bagaimana denganmu? Kamu tidak mengenakan cincinmu. Malu, kah?" Tanya Yibo tanpa berbalik melihat Zhan.

"Tidak! Anak SMA tidak boleh memakai perhiasan, apalagi cincin. Peraturan sekolah melarangnya." Jawab Zhan dengan jujur.

"Lalu, apa kamu akan memakainya setelah lulus?" Tanya Yibo kembali.

"Entalah. Sesuai suasana hatiku." Jawab Zhan tanpa ragu.

Wang Yibo tersenyum kecil mendengar jawaban tersebut.

"Hm." Dia lalu menutup matanya untuk sekedar beristirahat.

Zhan melirik ke samping, melihat Yibo yang tenang, membuatnya berpikir kalau pria Wang itu sudah tertidur.

"Hm, sudalah." Zhan meletakkan ponselnya diatas meja di samping kepalanya, lalu menutup matanya untuk ikut tertidur.

Langit mulai gelap dan matahari pun mulai terbenam.
Wang Yibo membuka matanya perlahan. Dilihatnya langit-langit kamar yang hampir tak terlihat karena ditutupi dengan kegelapan.

Pria Wang itu mengulurkan tangannya, mengalahkan lampu tidur yang terletak diatas meja samping kepalanya.

Saat lampu tersebut menyala, pria Wang itu sedikit terkejut saat melihat kepala Zhan yang bersandar di dadaya.

Melihat kebawah, Yibo dapat melihat langsung, bulu mata yang lentik dari pria manis itu.

Dia, lucu saat sedang tidur. Tapi menyebalkan saat sudah bangun.

Pure Love (Yizhan/END 🖤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang