Part 21

3 0 0
                                    

Mengejar Mimpi

Part 21
Oleh : CHM

Tak terasa waktu terus bergulir. Ulangan semester ganjil sudah datang lagi, dan itu berarti terima rapot tak lama lagi.
Masih terasa bagai kemarin sore, Lusi jatuh di atas dragbar tandu pramuka. Dan baju kami semua basah..
Ah, kenangan itu tak terlupakan.

Mentari tengah sendiri di ruang belajar kamarnya. Suasana sepi. Nenek sudah tidur setelah seharian mengajak Tari praktek membuat kue bolu, dan akhirnya kue jadi sangat lezat.
Kue dibuat oleh nenek untuk teman belajar. Kata Nenek, biar gak cepat ngantuk. Eh nenek sendiri yang malah tertidur.

Tari tersenyum melihat neneknya yang tertidur di kasurnya.
Tari tengah belajar, besok hari pertama semesteran ganjil.
Rasanya waktu untuk menyelesaikan sekolah tak lama lagi, artinya setelah lulus SMP, dia bakal meninggalkan Bogor pindah ke Jakarta mencari sekolah SMA di jakarta.
Apa yang dikhawatirkan? Bukankah nenek juga ikut pindah, kan?
Teman-teman? Teman yang mana? Siapa?

Tari tak bisa mengatakan. Hanya tiba-tiba saja terasa sedih, tak tau sebabnya, tak mau berpisah.
Hal yang membuatnya jadi melo.
Tak terasa air matanya meleleh, sedih yang tak jelas, tak terkatakan.
Nenek menggeliat dan membuka mata.

"Waduh, maaf, Tari, kok nenek malah ketiduran. Harusnya menemani belajar, ya." Nenek bangun sambil tersenyum.

Tari diam saja, malu kalau terlihat sedih, cepat-cepat pegang buku, seolah sedang sibuk membaca.

"Tari, mau nenek buatkan susu hangat?"

Tari mengangguk tak menjawab takut ketauan habis nangis.
Nenek berjalan ke dapur, Tari masuk ke kamar mandi mencuci muka sambil bercermin bicara sendiri.

"Aneh ya? Kenapa aku sedih walau cuma membayangkan perpisahan saja? Sedih pisah dengan teman-temanku di sini."

"Putri, kemana kamu?" Suara Nenek berseru.

"Ya, Nek." Putri sudah nampak segar, tak kelihatan habis nangis.

"Kamu cuci muka biar gak ngantuk? Nih minum susu angetnya." Nenek menyodorkan gelas dan Putri segera meminum setengahnya.

"Makasih, Nek, enak sekali susu buatan Nenek."

"Ah, susu biasa tinggal nuang saja kok. Kamu juga bisa buat."

Kembali Tari membaca buku Pkn tentang UU dan aturan pemerintah.
Besok UAS nya Pkn dan Pendidikan Agama.
Setelah selesai membaca berulang kali sambil membuat ringkasan, Tari bilang ke Nenek.

"Nek, bisa ngasih tebakan Tari?" katanya sambil menyerahkan catatan buku Pkn.

"Dari buku ini? kamu sudah siap?" tanya nenek sambil menerima buku catatan Tari.

"Sudah, Nek"

"Dengarkan nenek baca soalnya. Kemerdekaan yang dicapai bukan semata-mata hasil jerih payah perjuangan bangsa Indonesia, melainkan juga atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa, hal ini merupakan makna Pembukaan UUD 1945 alinea ke berapa?"

"Ke 3, Nek."

"Betul, Sekarang apa isi pokok pikiran kedua pembukaan UUD 1945?"

Mengejar MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang