Mengejar mimpi
Part 14
Oleh : CHMTeman-teman Surya dari regu Mawar akhirnya bertemu siang ini. Teriakan bahagia membahana di halaman sekolah. Maklum mereka baru bertemu setelah beberapa hari sibuk dengan jadwal baru masing-masing. Pelajaran sudah mulai padat lagi.
"Wah pokoknya regu Garuda the best deh." Ucap Suci tampak bahagia mendengar teman- teman menang di Jambore nasional.
"Bangga pada kalian semua, selamat ya!" Tari ikut ngucapin.
"Wah, meski makan-makan dong, syukuran, gitu, lho." Goda Charisa.
"Senang dan bangga ya, semoga kedepannya sukses lagi." Nabila dan Lusi yang baru datang segera menyalami.
"Nih kubawakan rujak ayo makan bersama,"ajaknya.
Ternyata mereka berdua sengaja membeli rujak itu agar bisa ngobrol bersama di saung pojok sekolah.
"Wah, enak juga ya, walau agak pedes nih." Chandra mencolek mangga pada sambelnya, disusul Bagas dan Surya.
"Rupanya kalian sudah punya ponsel semua ya, catat di sini dong. Tar aku mau beli ponsel juga, biar kita bisa tetap hubungan," Lusi memberanikan diri memberikan buku catatan dan pulpen pada Rusdi.
Setelahnya mereka satu persatu mulai menuliskan nomor ponselnya."Tenang aja ya, tar gue hubungi kalau sudah beli ponsel." Katanya sambil memasukkan bukunya di tas.
Mereka ngobrol sambil menikmati rujak yang memang enak pedas apalagi dimakan pada siang yang sangat panas ini.
"Teman-teman maaf ya, aku pulang dulu, masih ada tugas lain nih." Pamit Surya sambil berdiri.
"Ayo, Sur, aku temani." Bagas juga berdiri.
"Eh, sekalian aku juga ya. Yok kita bareng saja," ucap Suci.
Dan mereka akhirnya pulang bersama setelah rujak mereka habis.****
Sejak punya ponsel, Surya pengin banget bisa menghubungi bapaknya. Namun kabar tentang bapaknya tak pernah ada, bagaimana cara menghubunginya?
Ingin dia mencari info tentang bapaknya dari tempat kerjanya yang dulu. Namun belum dilakukan, masih sebatas angan-angan.
Dan jika disampaikan idenya itu pada ibundanya, takutnya tak setuju, tak boleh melakukan sesuatu yang justru menghalangi rencananya.
Diam-diam Surya menanyakan kabar ayahnya di kantor lamanya, BRI cabang Bogor Utara.
Seperti siang ini,setelah pulang sekolah, Surya menuju kantor lama ayahnya yang memang sudah diketahui pindah tugas sebelum bercerai dengan ibunya.
Pindahnya ke Bandung. Namun disebelah mana tempatnya tidak tau. Maka niatnya ingin bertanya di kantor lamanya, seorang diri.
"Selamat siang, pak, boleh mengganggu waktunya? Apakah disini dulu ada pegawai namanya Broto Atmaji?" Tanyanya pada customer service.
"Kamu siapanya, nak, kok nanya pak Broto?" Ucapnya pada anak yang masih mengenakan seragam sekolah.
"Saya anaknya, pak. Saya tau bapak saya sudah pindah tugas ke Bandung. Tapi Bandungnya di sebelah mana saya tidak tau." Jujur Surya.
"Ayo, bapak antar ke ruang di sebelah sana tuh." Ajaknya sambil menunjuk ruangan di pojok dan Surya dibawa ke sebuah ruangan.
Setelah bapak tadi berbincang dengan seseorang, lalu pergi meninggalkan Surya bersama seorang laki-laki muda, seperti seorang pimpinan.
"Kamu putra pak Broto?"
Surya mengangguk takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Mimpi
Ficção AdolescentePerjuangan anak seorang single parent yang ingin meraih mimpinya. Apakah ia berhasil? Kerikil tajam selalu menghadang. Namun kerja kerasnya, tekun, dan menjunjung tinggi kasih pada bundanya selalu mengiring langkahnya. Mengisahkan sosok Surya bese...