Part 16

5 0 0
                                    

Mengejar mimpi

Part 16
Oleh : CHM

Pagi-pagi hari Sabtu Rini sudah mandi. Sekolah libur karena kegiatan ekskul saja.
Hari ini dia akan mengantar putra sulungnya kontrol, sekalian mau mengajak Retno jalan-jalan.
Tidak mungkin dong, dirinya yang tau ilmu memberikan makanan rohani tak mempraktekkan pada keluarganya?

Sesekali jalan bareng bercanda santai dengan anak, sangatlah penting. Orang tua jangan hanya sibuk mencari uang, luangkan waktu untuk anak-anak.

"Ayo Doni, Retno, minum susu dan roti bakar lalu berangkat, biar tak lama ngantri, mumpung masih pagi." Ajak Rini pada dua buah hatinya.

Doni bingung mau mengatakan bahwa ayahnya akan menjemput. Namun hal itu tak mungkin diutarakan pada mamanya.

"Ma, sebetulnya.. "

"Ah ayolah, keburu siang, jangan merasa sudah sembuh lalu tak mau kontrol." Rini memotong kalimat anaknya.

"Kamu bahkan belum juga mandi. Mama tuh sekalian mau ngajak kalian jalan, jadi harus kontrol lebih pagi.
Buruan, ayo Ret, diminum dulu susunya, kita tunggu kak Doni mandi."Rini sudah siap berangkat.

Retno, yang sudah tau rencananya sudah mandi dan siap berangkat juga. Maka segera mengikuti anjuran mamanya minum susu dan makan roti bakar.

Tak berapa lama mobil keluar dari komplek perumahan. Dan ketika Doni melihat gapura, tampak disudut pojok sebelah kanan gapura, mobil ayahnya berhenti.
Sengaja diparkir disitu agar orang yang lewat tak melihatnya. Minimal tetangganya yang sudah mengenalnya. Semua orang akan berbelok ke kiri hingga tak fokus dengan kehadirannya yang ada di sebelah kanan.

"Waduh, sialan. Doni gak membuka ponselnya. Rini pasti tak memperbolehkan anaknya kutemui.
Nasib, nasib, mau bertemu anak saja susah sekali," Rizal ngedumel kemudian mobil berlalu.

***
Hari ini orang tua Mentari telpon menanyakan kabar anaknya.
Tari senang meskipun hidup terpisah namun tetap berhubungan dengan kedua orang tua serta adiknya.

"Tari bagaimana, nanti setelah naik kelas, mau pindah di Jakarta atau tetap di Bogor?" Papa Tari mengingatkan tawarannya.

"Penginnya Tari sekolah di Bogor saja Pah, sampai lulus."

"Tak mau membantu mama membuka butik, ya?" Tambah mama Tari dengan bahagia.

"Mau, mau, mama, Tari seneng sekali. Mama jadi buka butik,ya ! Tari pengin membantu mama, pastinya. Tapi ijinkan Tari tidak usah pindah dulu ya Mah, nanti Tari SMA nya di Jakarta." Bujuknya dengan nada senang.

Tari bersyukur, minimal dengan mamanya bekerja, pandangan nenek seperti yang dikatakan tante Rosa tak beralasan, kalau mama hanya ngabisin uang papa.

Tinggal satu tugas Tari. Menyetop tante Rosa ngerumpi menjelek- jelekkan mama dihadapan nenek. Kapan waktunya tiba, ketika dia muncul, Tari bakal semprot saja.

****

Ulangan demi ulangan semakin sering. Sebulan lagi ulangan akhir semester dimulai.
Kegiatan keluar sudah berakhir. Berbagai lomba sudah selesai dilaksanakan.

SMP Bakti mulya selalu masuk final, meskipun tidak semuanya lolos sebagai juara.

Kali ini olimpiade Matematika dimenangkan oleh Surya sebagai juara satu, sedang juara dua dan tiga dari sekolah lain
Untuk lomba tari daerah, Charisa sebagai juara dua. Dan untuk ketrampilan membuat aneka peralatan dari bahan daur ulang, menyabet juara ke dua yang terdiri dari Nabila, Adi dan Reyvin.

Patut bersyukur dan berbangga, ada saja siswa yang membawa harum nama sekolah.

"Sur, selamat ya, kamu juara matematika. Kebanyakan juara sih lu, bagi satu napa." Pesan Lusi yang sekarang sudah mempunyai ponsel.

Mengejar MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang