Part 13

4 0 0
                                    

Mengejar Mimpi

Part 13
Oleh : CHM

Pagi-pagi regu Garuda sudah berkumpul di rumah Bagas.

"Ayo, sarapan dulu, ibu sudah siapkan nasi goreng spesial. Ini kesukaan Bagas lho, kalian pasti juga suka." Bu Indah ibu Bagas mengajak anak-anak sarapan.

"Ayo Sur, kapan lagi makan bareng gratis seperti ini!" Ajak Chandra pada Surya yang duduk di sebelahnya.

"Nasi goreng Teteh Mia, belum tentu seenak ini, dan bayar lagi." Ucap Rusdi sambil tersenyum.

Dan mereka berlima duduk manis menikmati nasi goreng sosis ditambah sayur wortel, kol dan daun bawang. Sementara telur dadar disajikan secara terpisah.

Mereka makan dengan lahap, maklum mereka memang belum sarapan dari rumah.
Ini hari libur dan sengaja mereka datang pagi karena ingin segera melihat hadiah dari Jambore kemarin.

"Ini, pialanya, besar banget kan?
Dan ini hadiah untuk semua peserta, lalu ini hadiah karena kita juara satu." Bagas menyerahkan beberapa bingkisan dihadapan mereka.

Rusdi dan Tedy segera membuka bingkisan besar yang bersampul biru, isinya beberapa kotak panjang yang ternyata tempat minum indah dengan lukisan tenda dan tulisan Jambore Cibubur.

"Oh kirain isinya handuk lagi." Ujar Chandra yang diikuti tawa teman-temannya.

Sementara Surya dan Chandra gantian mulai membuka bingkisan kotak berwarna merah.

"Awas ya, jangan sampai meledak." Goda Rusdi.

"Ini tidak meledak, justru hatiku yang meledak. Ayo semua mata terpejam." Ajak Chandra sambil memejamkan mata.

"Awas, satu, dua, tiga." Teriak mereka semua.

"Ha, lima kotak handphone?" Bagas berucap kaget sambil melongo,diikuti teman lainnya.
Surya yang paling kaget.

"Ya Tuhan."Teriaknya sambil sujud syukur. Lalu mulai menangis terisak.
Teman-teman mendekat.

"Kenapa Sur, sudah Sur, kita semua bahagia" Kata Bagas berkaca-kaca terharu, mereka berangkulan bahagia.
Tidak ada yang tahu, mengapa Surya begitu bahagia dan bersyukur, seolah doanya terkabul.

Keinginan untuk bisa menghubungi bapaknya bakal terlaksana. Jalan untuk bertemu terpampang didepan mata. Surya nampak bengong tak percaya.

"Ayo, Sur dibuka ponselnya." Ajak Rusdi.

"Ternyata sudah disertai nomor perdana," Ucap Bagas gembira.

"Kita sekalian pasang, dan bikin grup Garuda ya!" Ajak Rusdi nampak ceria.

"Gas, tolong bagaimana cara ngidupinya," teriak Tedi bingung.
Maklum baru Bagas yang sudah punya ponsel.

Sementara Surya diam melihat teman-teman sibuk dengan ponsel barunya.

"Sur, kok malah sedih, sih? Ayo kita WA nan." Tedy tertawa menggoda.

"Aku bersyukur, ini impian dan doaku, agar aku bisa mencari tau kabar bapak. Aku sangat merindukannya." Tak terasa Surya bicara sambil berlinang air mata.
Dan mereka semua berhenti memegang ponsel, serentak memeluk Surya. Tak diketahui oleh mereka jika temannya punya kegalauan yang disimpan tentang orang tuanya, sosok bapak Surya.
Mereka berjanji membantu mencari kabar ayah temennya ini.

"Hai, bagaimana tanggung jawab dan janji kita pada regu putri?" Teriak Rusdi mengingatkan janjinya.

"Tanggung jawab apa? Janji apa?" Chandra berlagak linglung.

"Kita juara nih, itu salah satunya karena janji kita untuk membawa kemenangan ini untuknya kan? Hai itu janji kita kalau lu semua sudah lupa?" Rusdi kembali bicara.

Mengejar MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang