Part 28

3 0 0
                                    

Mengejar Mimpi

Part 28
Oleh : CHM

Hari ini Rizal bahagia sekali, pergi dengan dua anaknya. Jalan-jalan ke mall belanja apa maunya anak-anaknya.

"Retno, mau pilih baju atau tas, sepatu?" Diusapnya kepala putrinya yang berbalut hijab. Tak terasa gadis kecilnya sudah mulai remaja, masuk SMP.

"Aku mau sepatu, yah, yang itu." Tunjuknya pada sepatu kets warna pink.

"Oh itu ya, ayo kita pilih dan coba." Dan datanglah seorang pemuda yang melayani.

Sementara Doni hanya lihat-lihat saja.

"Kak Doni, mau pilih sepatu yang mana ya? Ayo sekalian, Ayah lagi banyak uang lho." Ujarnya biar Doni tak berpikir memberatkan ayahnya.

"Doni gak butuh sepatu kok, yah." Jawabnya.

"Terus apa yang sedang kamu butuhkan?"

"Maaf yah, Doni sudah naik kelas dan sudah 17 tahun. Sudah boleh naik motor." Jujur Doni sambil malu.

"Oh iya, kamu belum punya motor ya.! Oke nanti ayah carikan. Minggu besok ya, ayah jemput. Kita berdua saja. Bagaimana bisa?" Tanya Rizal sengaja mencari kesempatan ketemu anaknya lagi.

"Bisa yah. Doni mau."jawabnya senang.

"Ya, setuju, minggu depan ayah jemput. Ini sebagai janjian ya?" Doni mengangguk.

Dan tampak Retno sudah cocok dengan sepatunya berjalan mendekati.

"Sudah dapat, itu sudah enak ukurannya, pas?" Tanya Rizal pada anak perempuannya.

"Sudah, yah, Terima kasih ya?"
Rizal tersenyum sambil merangkul menuju kasir.

Setelahnya mereka jalan berputar melihat baju dan kaos.
Rizal sengaja membeli kaos kembar dengan Doni. Memilih beberapa kemeja dan kaos santai. Retno juga membeli kaos tangan panjang serta celana jeans.

Mereka memborong banyak pakaian. Tampak wajah penuh senyum keluar dari mall.

Tak sampai tiga puluh menit telah memasuki restoran.
Berbagai menu makan siang memenuhi meja.
Apa kesukaan Doni dan Retno semua dipesan, dan mereka makan dengan lahap.

Bagi Rizal inilah kesempatan melampiaskan rasa rindu dan sesal bercampur jadi satu.

"Doni, Retno. Pada kesempatan ini ayah jujur padamu. Ayah menyesal telah menyakiti hati bunda dan kalian.
Ayah telah dibohongi oleh perempuan ular itu. Dan difitnah olehnya hingga harus menikahi.
Namun sekarang ayah sudah bercerai, karena dia ketauan belangnya." Ujar Rizal dengan nafas yang menggebu antara kecewa dan marah jadi satu.

"Ayah gak memaksa bundamu untuk memaafkan. Cuma minta pada kalian sesekali mainlah ke rumah. Ayah sudah hidup sendiri." tambah Rizal lagi.

Kedua anak didepannya hanya mendengarkan saja sambil makan, tanpa komentar apapun.

'Biarlah urusan anak tak bisa dipaksa, yang penting, mereka tau saja, bahwa ayahnya sendiri, butuh dikunjungi." Batin Rizal memaklumi.

*****

Ketika magrib menjelang, Rini meradang. Anak-anak belum pulang.
Dan ketika turun dari mobil mantan suaminya, nampak wajah buah hatinya penuh gembira menenteng tas belanjaan.
Rini tak memandang mobil yang kemudian berlalu.

"Wah, yang sedang senang. Kemana saja kalian? Diajak belanja ya? Asal bukan sogokan dari ayahmu kan?" ujar Rini masih dengan nada marah.

Kedua anaknya dengan takut masuk ke kamar menaruh belanjaan terus masuk kamar mandi yang ada di kamar masing-masing.

Mengejar MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang