Part 2

31 0 0
                                    

Mengejar Mimpi

Part 2

Oleh : CHM

"Ini bu, gula merahnya sudah aku bungkus seperempatan semua." Tampak Lintang adik Surya tengah membantu ibunya membungkus dagangan, sehingga memudahkan pembeli mengambil barang yang dibutuhkan.
Maklum bu Ismi berjualan sendiri di rumah. Jadi kalau harus menimbang dulu akan lama.

"Sekarang lanjut kacang hijau itu, seperempat juga ya, Lin.! "

"Baik, bu."

"Tumben ini kakakmu kok belum kelihatan."

"Paling sebentar lagi, bu."

"Aku khawatir, cuaca mendung, sudah terdengar petir, hujan segera turun."

"Itu hujannya malah sudah datang, bu." Seru Lintang.

Hujan mulai mengguyur, yang tadinya rintik, berubah deras. Untung dagangan yang di luar sudah dimasukkan semua.
Tak lama Surya datang dengan badan basah berlarian masuk.

"Asalamualaikum"

"Walaikum salam, ayo buruan mandi sana biar tidak masuk angin" bu Ismi yang tengah menutup sebagian warungnya meneriaki Surya.

"Ya, bu." Jawabnya langsung masuk rumah segera ke kamar mandi.

Bu Ismi bersyukur kedua anaknya sangat mengerti keadaannya dan mendukung perjuangannya menjadikan warungnya ini sebagai satu-satunya usaha yang dapat mencukupi keluarga.

Tak perlu menangisi nasib, semenjak palu diketuk tanda perceraiannya dengan suaminya. Ya, Broto memilih meninggalkan dirinya dan kedua buah hatinya, pergi dengan selingkuhannya.

Awalnya, Ismi melihat gelagat aneh dari suaminya dan akhirnya berhasil membongkar perselingkuhan Broto.
Ismi meminta cerai karena tak mau dimadu.
Sementara Broto sebetulnya menolak menceraikan, karena ingat dengan dua buah hatinya. Namun karena gugatan Ismi di pengadilan, akhirnya Broto mengabulkan dan resmi sudah dia menyandang status janda.

Tak ada harta yang diberikan, hanya sepetak tanah yang menjadi rumah tinggal dengan dua anaknya.

Surya kecil yang selalu melihat pertengkaran orang tuanya menjadi sedih melihat ibu bapaknya tak pernah akur, tak jarang melihat kemarahan bapaknya dengan melempar barang-barang hingga pecah berantakan.

Surya dan Lintang yang ketakutan, lebih senang jika bapaknya tidak pulang saja.
Sepertinya rumah akan tenang jika hidup bersama ibunya saja. Demikian pikiran sederhana anak-anak. Jujur mereka tidak ingin ibunya sedih harus selalu kena marah bapaknya.

Namun seiring perjalanan waktu, sejujurnya Surya rindu dengan sosok seorang bapak, yang bakal jadi panutannya, penyemangat hidupnya, tempat menggantungkan segala harapan dan cita-citanya.
Namun sosok bapak yang mana yang akan jadi panutannya? Sementara dia yang seharusnya mengayomi, justru tidak ada, pergi meninggalkan keluarga.

Surya kecil bertekad menjadi pelindung ibu dan adiknya.
Dia ingin menjadi anak yang pinter dan hebat, agar ibunya bangga padanya.

"Sur, makan dulu, Ibu masak sayur lodeh kesukaanmu."

"Ya bu," Jawab Surya setelah selesai mandi dan duduk di ruang tengah.

"Ada ikan asinnya juga lho, kak. Masakan ibu enak banget, aku sampai nambah tiga kali." Ujar Lintang sambil tertawa.

"Dasar gembul, pakai lauk apa saja kamu tetep aja makannya banyak." jawab Surya mengejek.

"Habis sambel terasinya juga enak sih, bikin nambah." Lintang terkekeh sambil tetap membungkus kacang ijo.

Mengejar MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang