chapter 4

10.6K 771 3
                                    

Jessy baru saja pulang dari bengkel ia melihat sekilas ke arah ruang tamu di mana ada gibran dan juga Daisy. Jessy melewatkan mereka begitu saja tetapi berbeda dengan gibran yang langsung melepaskan pelukan nya dengan Daisy.

"Kamu kenapa ?"tanya Daisy yang melihat gelagat aneh dari gibran.

"Gak pa-pa kok ".

Daisy mengangguk , Jessy berjalan menuju meja makan ya dirinya melewatkan makan malam bersama dengan keluarga nya. Jessy lebih baik makan sendiri dari pada harus mendengar ocehan tidak berguna nanti nya.

Daisy mengeratkan pelukan nya dengan gibran kala melihat Jessy yang lewat di depan nya. Jessy fokus kepada handphone nya yang sedang bertukar pesan dengan vani. Jessy sangat mengkhawatirkan keadaan vani jika besok vani mengalami luka maka Jessy akan membalas dava dan davi.

Setelah selesai makan Jessy berjalan menuju kolam renang belakang rumah. Entah kenapa ia berinisiatif untuk tinggal di apartemen saja tapi kalau ia meminta dengan papa nya pasti mereka tidak akan setuju.

"Dari pada lo diam aja kayak orang bego di sini lebih bagus lo belajar biar gak makin bodoh ".

Tidak ada perkataan apa pun dari Jessy dan itu membuat Deon kesal. Jessy termenung meratapi kehidupan nya di dunia ini ia tidak bisa bertumpu pada alur cerita di novel itu. Alur cerita nya sudah berubah semenjak kedatangan nya di dunia novel ini.

Deon yang merasa di acuhkan mengambil handphone Jessy dan melemparkan nya ke dalam kolam. Jessy terkejut namun ia tidak masalah tentang handphone itu dirinya masih memiliki handphone cadangan.

"Jangan ganggu gue bisa gak sih gue capek banget hari ini sekali aja lo gak usah ganggu gue bisa ?".

"Gak bisa gue mau hidup lo menderita anak pembunuh kayak lo gak pantas hidup bahagia ". Jawab Deon dengan sinis.

"Gue bukan pembunuh ".

"Lo itu tetap pembunuh andai aja waktu itu  mama gak pergi pasti mama masih ada disini sekarang. Mama pergi karena kesalahan lo , lo terlalu egois ". Padahal kematian mama nya merupakan sebuah kecelakaan yang tidak sengaja bukan karena Jessy. Andai Jessy bisa memutar waktu ia juga tidak ingin mama nya pergi untuk selamanya.

Wisnu menatap dari kejauhan semenjak kejadian itu wisnu sama sekali tidak pernah berinteraksi dengan Jessy. Selama ini Jessy selalu mengganggu mereka dan mencoba mencari perhatian dari keluarga nya. Tapi dalam semalam Jessy jadi berbeda tidak tahu apa penyebab nya tapi wisnu dapat merasakan kalau adik nya sudah berubah.

Tidak ada Jessy yang merengek untuk pergi jalan - jalan bersama. Tidak ada Jessy yang selalu buat rusuh di rumah dan tidak ada lagi Jessy yang selalu membuat mereka emosi.

Jessy bertatapan dengan wisnu untuk sesaat namun Jessy memutuskan tatapan itu dengan pergi begitu saja menuju kamar nya.

....

"Semalam papa dengar kamu bikin masalah di kantin " . Jessy terdiam untuk sesaat dan tidak jadi memasukkan nasi goreng itu ke dalam mulut nya.

Jessy menatap ke arah Deon dan Daisy yang tersenyum mengejek ke arah nya. Pasti mereka berdua yang mengadu ke papa nya.

"Aku gak bikin masalah kok lagian dia dulu-".

"Berapa kali papa harus bilang sama kamu jangan pernah buat masalah Jessy. Kamu mau buat nama baik keluarga ini hancur iya "bentak pratama.

"Aku gak pernah mencari masalah lagian teman Deon duluan yang memulai nya. Hanya karena sebuah cake papa menganggap aku mencari masalah. Aku harap papa gak buta sama kebenaran nya papa boleh mendengarkan ucapan orang lain tapi papa juga harus mengetahui kebenaran serta melihat buktinya ".

Become to Antagonis FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang