chapter 22

4.4K 357 8
                                    

Jessy mengoleskan salep ke bekas luka nya , luka milik nya sudah mengering hanya saja belum menghilang. Sepertinya akan susah mengembalikan kulit mulus nya seperti dahulu mana mungkin luka bekas tusukan dan jahitan akan hilang dalam sekejap.

Terkutuk lah mark yang telah membuat dirinya menjadi tidak mulus. Jessy mengambil kunci motor milik nya , ia ingin berjalan - jalan di taman sebentar sebelum ke bengkel abah.

Jessy mencari - cari penjual telur gulung langganan nya. Setelah capek berkeliling ternyata kata penjual disana tukang telur gulung tersebut tidak jualan. Jessy segera pergi dari sana dan langsung menuju ke bengkel abah.

"Tumben lama dari mana aja sih ? "Tanya jaka.

Jessy mengganti pakaian nya dengan pakaian bengkel nya. "Gue nyari tukang telur gulung tapi kagak jualan ".

"Tukang telur gulung mah lagi cuti bini nya lagi lahiran soalnya ". Jawab jaka yang kebetulan mengenal pedagang telur gulung tersebut.

"Vani belum sampai ? "Tanya jessy.

"Belum , jes saran gue nih ya lebih baik lo jangan sering bolos deh gak baik. Menuntut ilmu itu penting Jessy ". Jaka mencoba memberikan nasehat ke Jessy.

Bukan Jessy namanya yang mau mendengarkan ucapan orang lain. Selagi dirinya merasa bahagia maka ia akan lakukan itu. Ia ingin menciptakan kebahagiaan nya sendiri tanpa campur tangan orang lain.

Seorang pria paruh baya yang cukup kenal, tidak bahkan sangat di kenali oleh Jessy datang ke bengkel abah. Jessy dan pria paruh baya itu cukup lama saling menatap.

"Ada yang bisa di bantu tuan ? "Tanya Jessy dengan raut wajah datar. Ia seakan tak mengenal Pratama ayah kandung nya sendiri. Jessy bersikap sangat profesional dalam bekerja.
.
"Mobil saya sepertinya minta di servis dan tolong ya gantikan oli serta perbaiki rem mobil saya ". Pratama cukup sedikit kaget dengan penampilan Jessy serta tatapan Jessy yang sangat dingin. Pratama hampir tidak mengenali putri nya itu.

Jessy mengecek keseluruhan mobil pratama ia mengotak - atik mesin seperti orang yang sangat ahli di dalam bidang nya. "Kenapa kamu tidak sekolah ? " tanya pratama .

"Malas " balasan singkat Jessy membuat pratama menjadi sinis.

"Mau jadi apa kamu jika tidak bersekolah kamu sudah terlahir menjadi orang bodoh dan sekarang malah tidak sekolah.  Kamu memang benar tidak pantas terlahir di keluarga pratama , kamu hanya membuat malu nama keluarga pratama saja ".

Jessy menghentikan kegiatan nya , ia menatap pratama dengan sinis. "Yang jelas saya tidak ingin menjadi orang seperti anda, dan ya saya memang bukan bagian dari keluarga pratama karena orang tua yang bernama pratama itu tidak pantas menjadi orang tua saya. ". Perkataan pedas Jessy membungkam mulut pratama.

"Bang lo cek mobil ini biar gue cek yang lain ". Jessy pergi meninggalkan pratama yang menatap nya dengan pandangan yang sangat sulit di artikan.

"Jessy main yuk " teriak Austin dengan sangat kencang.

"Berisik ". Ketus jaka.

Austin tidak memperdulikan jaka fokus mata nya masih terpusat ke arah Jessy yang sedang mengganti oli motor milik salah satu pelanggan.

"Lo kelihatan seksi jes kalau begitu "kalimat yang di lontarkan Austin membuat samudra merasa panas.

Jessy terkekeh pelan lalu ia menggoda Austin dengan membuka baju kotor nya dan menyisakan sebuah tank top berwarna hitam. "Kalau gini gue makin kelihatan seksi gak ? "Tanya Jessy dengan jahil.

"Wow you look so pretty ". Puji Austin.

Wajah samudra semakin memerah ingin sekali ia tenggelam kan Austin saat ini juga. "Wah Jessy seperti nya teman - teman kamu sering sekali kesini. Kenapa kamu tidak menyediakan mereka makanan mereka pasti lapar jes ". Ucap abah yang keluar dari dalan ruko setelah mendengar kebisingan.

"Enggak usah abah Jessy gak mau ngerepotin abah sama ambu lagian mereka orang nya emang suka ngerepotin jadi gak perlu di tawarkan apa pun. ".

"Kamu sama sekali gak ngerepotin abah Jessy , kamu udah abah anggap sebagai anak sendiri lagian kamu tahu sendiri kalau bengkel abah bisa sukses juga karena kamu.

Jessy mencuci tangan nya lalu mengajak mereka untuk makan di  warung yang berseberangan dengan bengkel abah hanya berjarak beberapa ruko saja.  Mereka memesan makanan sesuai dengan selera mereka sedangkan Jessy ia hanya bermain ponsel sambil memakan gorengan yang ia pesan sebelum nya.

Jessy sama sekali tidak lapar hanya saja ia tidak ingin merepotkan abah lagi karena kedatangan teman - teman nya yang tidak di undang.  Jessy menatap sebuah postingan Liam terdapat sebuah foto yang menampilkan wajah luna yang sedang bersandar di pundak laki - laki itu.

Jessy memberikan handphone nya ke vani tanpa memperdulikan perasaan gadis itu. Jessy ingin vani segera sadar kalau Liam bukan lah pilihan terbaik untuk nya.

"Gue harap lo segera hapus perasaan tolol lo itu ". Terlalu pedas emang perkataan Jessy namun gadis itu tidak perduli sama sekali akan perkataan nya.

"Ck , gue udah lupain dia kok " ucap vani dengan sedikit ragu. Tidak mudah bagi vani untuk melupakan cinta pertama nya.

Samudra terus menatap Jessy, diam - diam samudra memiliki sedikit perasaan untuk gadis itu tapi samudra sadar sepertinya Jessy sangat sulit ia gapai. 

"Ekhem ". Risya berdehem agar samudra berhenti menatap Jessy seperti itu. Bukan nya ia tidak suka hanya saja Jessy sudah memberikan tatapan tajam dan tidak mengenakan untuk samudra.

"Berhenti natap gue atau mata lo gue copot ". Terdengar pelan namun berhasil membuat samudra salah tingkah. Jessy membayar makanan nya dan ia kembali bekerja di bengkel abah.

Become to Antagonis FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang