Jessy menatap cemas ke arah ruangan vani dari tadi dokter nya belum juga muncul. Sebenarnya dokter tersebut memeriksa apa bersemedi kenapa lama sekali pikir Jessy.
Padahal sebenarnya dokter tersebut baru saja masuk sekitar 2 menit yang lalu. Namun Jessy yang sudah tidak sabaran mengira waktu 2 menit itu lama sekali.
Andai dokter itu mendengar ocehan Jessy dari tadi mungkin dokter itu sudah mengusir Jessy ataupun menyuruh Jessy untuk memeriksa vani sendiri saja.
"Lo gak capek apa mondar - mandir dari tadi ?"tanya Owen yang sudah jengah melihat Jessy.
Ya para sahabat Liam datang dan membantu membawa vani menuju rumah sakit. Tetapi tidak dengan Liam sendiri lelaki itu justru malah lebih memilih mengantar luna. Luna yang menangis sesegukan membuat liam iba dan malah menyuruh sahabat nya untuk mengantar vani.
Sebenarnya Liam itu pacar vani atau bukan kenapa sikap nya bajingan sekali. Ah vena menyesali mulut nya yang pernah memuji Liam saat itu.
"Ini semua gara - gara tuan putri kesayangan kalian. Lihat aja kalau terjadi sesuatu sama vani habis dia di tangan gue. Gue gak akan menyesali perbuatan gue untuk mebunuh nya "ancam Jessy.
Entah kenapa aura Jessy terlihat menakutkan sekarang. Seorang wanita paruh baya datang ke rumah sakit dengan membawa keributan .
"Dimana vani berani - berani nya kamu menyakiti abang kamu dasar anak tidak tahu di untung "teriak nyonya shera ibu vani.
"Jessy "teriak tuan pratama.
"Oh tuhan apa lagi ini pasti para cepu ini yang mengadu "gumam Jessy
Jessy menatap kehadiran tamu yang tidak di undang itu dengan datar. Dokter keluar dari ruangan vani.
"Keadaan teman kamu baik - baik saja tidak perlu khawatir luka nya hanya bagus luar saja tidak ada luka di bagian dalam ataupun lain nya. Sebentar lagi dia akan segera siuman ".Dokter itu permisi meninggalkan mereka.
"Jessy apa yang sudah kamu lakuin ke kakak kamu " bentak pratama.
Plak.
Plak.
"Semakin hari kamu semakin tidak tahu diri bisanya cuma bikin masalah sekarang bahkan kamu tega menyakiti kakak kamu. Apakah kamu mau membunuh kakak kamu Jessy ? "bentak pratama.
Sahabat Liam menyaksikan semua nya bahkan semua yang ada disana turut menyaksikan nya. Jessy menatap pratama dengan tajam.
"Daisy duluan yang mencari masalah dengan ku. Dia yang menampar ku terlebih dahulu salah kah aku mempertaruhkan harga diriku. "Bentak jessy.
"Salahkan teman Deon yang menyakiti sahabat ku hingga berakhir di sini. Apakah aku salah membalas perbuatan mereka ?. Jika aku di perbolehkan membunuh nya maka saat ini aku akan segera membunuh nya.".
Daisy dan Deon mematung mendengar ucapan Jessy. Bahkan pratama dan wisnu yang mendengarnya sedikit merasakan getar di hati mereka. Jessy bukan lagi Jessy yang mereka kenal.
"Dan untuk anda nyonya untuk apa anda mencari teman saya. Apakah anak pengecut anda mengatakan sesuatu? Apakah dia mengadu kepada anda kalau wajah jelek nya saya pukul ?". Tanya Jessy dengan tidak senang.
"Dari hari ini dan juga detik ini anak anda tidak akan tinggal lagi bersama kalian. Kalian tidak pantas di sebut keluarga bahkan gue juga malu terlahir di keluarga yang penuh dengan toxic ".
"Cih sombong sekali kamu , saya jadi mau lihat kamu dan juga vani apa mampu hidup tanpa uang dari keluarga yang kalian benci "nyonya shera pergi dengan wajah angkuh nya.
"Pergi kalian semua dari sini "usir Jessy.
"Kamu tunggu hukuman kamu Jessy "setelah mengatakan itu pratama pergi di ikuti Deon dan juga Daisy.
Jessy masuk ke dalam kamar inap vani berada Owen dan mario menemani Jessy di sana. Mereka masih menunggu kehadiran liam yang dari tadi tak kunjung datang.
"Kalian pergi aja gue sama vani gak butuh kehadiran kalian ".
"Kita juga gak mau kali disini kalau bukan karena perintah dari Liam ". Ujar mario.
"Mar cari makam yuk laper "ajak Owen agar mereka tidak lagi ribut.
Vani telah siuman Jessy menceritakan semua nya ke vani. Jessy juga menyuruh vani untuk segera melupakan keluarga nya itu dan juga liam.
"Setelah ini gue tinggal dimana jes kalau gak di rumah mereka ?"tanya vani.
"Kita numpang aja dulu untuk sementara waktu di rumah abah biar nanti gue cari jalan keluarnya deh ".
Vani menghembuskan nafas nya dengan kasar mungkin perkataan Jessy ada benarnya juga lebih baik ia pergi dari pada terus - menerus di sakiti.
Jessy sudah menghubungi jaka dan ujang mereka akan menjenguk vani nanti malam dan besok vani sudah di perbolehkan untuk pulang.
....
Malam ini Jessy kembali ke rumah nya untuk membawa segala barang - barang penting milik nya. Baru saja ia sampai di ruang tamu sebuah tamparan mendarat di wajah nya.
Sang pelaku yang tak bukan dan tak lain adalah pratama yang sudah memandang Jessy dengan tajam. Sebuah cambukan mendarat tepat di punggung jessy.
Rasa perih dan juga panas dapat Jessy rasakan dari cambukan itu.
"Berani - berani nya kamu membuat saya malu pembunuh "desis pratama.
"Pergi kamu dari rumah ini saya tidak akan menganggap kamu sebagai putri di keluarga pratama. Saya malu mempunyai anak yang tidak bisa di didik seperti kamu "bentak pratama.
Diam - diam Daisy tersenyum puas begitu juga dengan Deon pembunuh emang harus mendapatkan balasan nya batin mereka.
Sementara wisnu ia hanya diam memperhatikan saja tidak ada suara dari Jessy. Bahkan Jessy tidak meringis maupun menangis karena cambukan dari pratama.
Jessy akan mengingat perbuatan mereka akan Jessy buat mereka merasakan penyesalan hingga akhir hayat.
Jessy berjalan menuju kamar nya dengan tertatih ia membawa segala jenis barang yang ia beli dari hasil keringat nya sendiri. Jessy mengunci kamar nya dan memasukkan kunci itu dari bawah kolong pintu kamar nya.
Jessy pergi tanpa menoleh ke arah mereka sedikit pun. Jiwa vena dapat merasa kan perasaan sakit hati yang di derita Jessy. Vena berjanji akan membalas semua perbuatan mereka dengan setimpal.
Jessy berjalan bersusah payah menuju ruangan vani rasa perih dan sakit menjalar di tubuh nya. Vani yang melihat Jessy datang dengan kondisi yang tidak baik - baik saja pun menjadi cemas.
Bahkan ujang dan juga jaka menatap Jessy dengan syok bagaimana tidak seragam putih Jessy terdapat bercak darah.
"Lo kenapa jes ?"tanya jaka.
"Gue gak apa - apa kok bang ". Jessy tidak ingin mereka cemas makanya Jessy menyimpan luka itu dengan se apik mungkin.
Ujang berinisiatif memanggil dokter karena ia yakin kalau Jessy tidak baik - baik saja malam ini. Ujang sangat mengerti akan sifat Jessy yang tidak ingin merepotkan orang lain dan juga keras kepala.
Vani , ujang dan jaka sangat syok melihat punggung Jessy yang penuh dengan luka. Dokter yang menangani Jessy pun cukup terkejut punggung Jessy banyak sekali luka yang memanjang dan terdapat sedikit bercak darah di punggung itu.
"Emang anjing banget tuh bokap lo "bentak jaka.
Ujang mencoba menenangkan jaka yang sedang emosi saat ini bukan waktunya untuk marah atau pun berkelahi. Lebih baik mereka merawat vani dan Jessy yang saat ini sedang terluka.
Membalas perbuatan keluarga vani dan Jessy adalah hak dari vani dan Jessy sendiri. Mereka hanya orang luar dan tidak ingin ikut campur.
![](https://img.wattpad.com/cover/329708161-288-k526282.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Become to Antagonis Friend
FantasiaVena gadis yang sudah merasakan muak akan takdir yang tuhan berikan kepadanya. Orang tua vena sangat memperlakukan nya dengan buruk mereka sama sekali tidak berlaku adil terhadap anak - anak nya. Hanya karena vena terlahir sebagai perempuan kedua o...