chapter 15

8.6K 652 24
                                    

Terik matahari pagi sangat menyengat dan membuat Jessy gerah. Ketika guru itu tidak lagi melihat ke arah nya Jessy berjalan ke pinggir dan berteduh di koridor sekolah.

Jessy duduk dibangku depan kelas lain yang memang di sedia kan. Dia masa bodoh jika harus mendengar ocehan guru itu lagi yang penting ia tidak terkana paparan sinar matahari itu.

Jessy merasa bosan ia berjalan menuju perpustakaan untuk numpang mengademkan dirinya. Perpustakaan mereka sangat elit karena di berikan AC agar membuat mereka nyaman untuk berada di perpus.

Jessy menyapa penjaga perpus dan mengambil buku apa pun secara asal. Jessy meletakkan buku tersebut di hadapan nya dan Jessy memilih untuk tidur.

Penjaga sekolah yang melihat Jessy membaca buku tersenyum ,akhirnya Jessy sudah berubah pikir nya. Buku yang di ambil Jessy berjudul cara menjadi murid yang pintar makanya penjaga itu tersenyum.

Bel istirahat berbunyi Jessy menutup bukunya dan berniat untuk keluar perpustakaan.

"Jessy sering - sering ya mampir ke perpus ibu senang akhirnya kamu sekarang sudah mulai rajin membaca dan belajar untuk berubah ". Penjaga itu menepuk pundak Jessy.

Jessy tersenyum namun ia bertanya - tanya di dalam hati apa sebenarnya yang terjadi. Apakah penjaga perpus menyuruh nya untuk tidur lebih lama ?. Jessy pergi menuju kantin karena vani sudah mengirim banyak sekali spam chat.

Jessy meneguk es yang sudah di pesan vani bersamaan dengan makanan mereka. Ia menyantap mie ayam yang sudah di pesan vani dari tadi. Liam datang bersama luna dengan gandengan tangan yang sangat erat.

"Aku boleh gabung gak soalnya meja lain udah penuh "luna berbicara dengan sangat lembut sekali. Jessy berpikir kalau luna inj tidak memiliki tenaga sedikit pun berbicara saja nada nya terdengar sangat lemah sekali menurut nya.

"Gak perlu bertanya ke mereka lun , duduk aja lagian meja ini bukan punya mereka ". Ujar Deon.

Jessy masih menikmati mie ayam nya begitu juga dengan vani yang masih fokus dengan drama korea nya. Masa bodoh dengan kedatangan tamu tidak di undang seperti mereka.

"Kak Liam , luna mau bakso "luna bertingkah seolah dia manusia paling imut. Jessy bersusah payah mencoba menelan mie ayam milik nya mendengar suara memuakkan itu.

Liam mengusap - usap kepala luna dan berdiri untuk memesan kan bakso untuk luna dan juga lain nya. Namun tidak ada angin dan tidak ada hujan Liam marah dan membentak vani .

"Gak usah narik gue deh van , kenapa lo gak bisa kan hidup tanpa gue ?. Lo gak bisa putus sama gue pasti lo minta balikan iya kan "Liam masih menatap datar ke arah depan tanpa ia tahu kalau sebenarnya bukan vani yang menarik nya.

Vani menatap Jessy dengan bingung , Jessy yang sudah tidak tahan lagi untuk menahan tawa nya pun akhirnya tertawa  dengan sangat kencang.

"Gila ya lo mana ada di vani narik baju lo hahahaha noh baju lo nyangkut di paku. Makanya kalau berucap itu jangan terlalu percaya diri malu sendiri kan "ejek Jessy.

Owen dan Mario mencoba menahan tawa nya begitu juga dengan vani.Liam melihat ke arah belakang dan menarik baju nya dari paku tersebut. Dia berjalan untuk memesan bakso sambil mencoba menahan malu nya.

"Lebay banget sih lo "cibir Daisy.

Jessy semakin memperkuat ketawa nya sebelum Owen menyumpal mulut Jessy dengan roti rasa keju. Jessy mengunyah roti tersebut dan rasanya sangat enak sekali.

"Enak "gumam Jessy.

Owen memberikan sebungkus roti dengan selai keju itu ke Jessy. Jessy menerima nya dengan senang hati ingatlah Jessy sangat maniak dengan rasa asin dari keju.

"Jessy kalau di kasih sesuatu sama orang lain lebih baik kamu ucap terimakasih jangan bersikap tidak sopan gitu "celetuk luna.

Jessy hanya mengangguk saja tanpa berbicara apa pun. Davi yang geram lihat itu pun menggebrak meja dan menatap Jessy dengan tajam. Jessy menatap davi dengan tak kalah tajam juga.

"Kenapa lo ? Gila ? Kalau lo mau menggebrak meja sono di rumah lo aja jangan disini. Jangan mentang - mentang lo anak orang kaya bisa merusak properti sekolah seenak jidat lo ". Omel Jessy.

Jessy melempar bungkus roti yang sudah kosong ke wajah davi. Setelah itu ia pergi sambil menarik vani dengan sedikit berlari. Jessy dapat mendengar sumpah serapah yang di lontarkan davi untuk nya.

Jessy merasa bosan berada di kelas nya belum lagi tatapan teman kelas nya yang membuat ingin sekali menusuk mata mereka satu persatu.

"Sabar ya rin gue tahu kok lo gak salah emang dasar nya kalau orang bodoh itu ya suka bertindak hal bodoh "sindir marisa.

Jessy hanya menguap dari pada mereka menyindir dirinya lebih bagus mereka melabrak nya saja kan.

"Sok - sok an nyari masalah sama gue giliran di balas nangis terus ngadu kalau masih mental tahu itu gak usah sok keras deh "sindir Jessy.

Marisa yang mendengar sindiran Jessy mendadak diam sejujurnya mereka hanyalah orang lemah yang suka mencari gara - gara saja.

.....

Jessy melewati jalanan sunyi yang jarang sekali di lewati oleh orang - orang karena jarak nya akan memakan banyak waktu. Ia hanya iseng saja melewati jalan tersebut sekalian melakukan atraksi kecepatan motor nya.

Vani yang berada di boncengan terus mengucapkan segala doa yang ia ketahui. Ia bersumpah akan memukul kepala Jessy setelah ini semoga tuhan masih memberikan nya hidup.

Jessy melihat dari jauh samudra , mark dan juga liam berada di jalan itu. Mark beserta teman nya membawa segala jenis aneka senjata tajam .Pasti mereka akan tawuran pikir Jessy.

Jessy memberhentikan motor nya di salah satu pohon besar yang ada di pinggir jalan. Jessy mendengar setiap perkataan mereka.

"Lo harus mati samudra sampai kapan pun gue gak akan biarin lo hidup dengan tenang.  Jangan mengira lo bisa bebas dengan mudah samudra setelah apa yang lo perbuat ke adik gue "teriak mark.

Samudra berdiri dengan tenang di hadapan mark mau sampai kapan mark berpikir kalau samudra yang membunuh nya. Padahal polisi saja tidak menemukan bukti kalau samudra lah yang bersalah.

"Serang "mark berteriak dengan anggota nya.

Tanpa aba - aba mark menyerang samudra dengan Senjata tajam untung saja samudra berhasil mengelak. Vani menatap kejadian action itu dengan panik terlebih lagi ada Risya di sana yang ikut bertarung dengan mereka.

Jessy mengeluarkan cemilan nya dan hanya menonton saja ia ingin melihat siapa korban dari kebodohan mereka. Ah Jessy berharap kedua pemimpin itu yang akan mati. Jika tidak ada yang mati maka perkelahian mereka sangat lah tidak seru.

Become to Antagonis FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang