[SAHABAT ZIVA]
..
.
"Oke"
Dirga melepaskannya lalu menangkapnya lagi. Karena tidak tega akhirnya dia menarik gadis itu. Ziva menatap Dirga sedih.
"Kak, Ziva ke kelas ya. Ziva pusing. Nanti kalau Ziva udah sehat kalian boleh kok bully lagi" Ujar Ziva menunduk.
Gadis itu berjalan dengan kaki bergetar. Menuruni rooftop dan berjalan menuju kelasnya.
Sesampainya di kelas Sekar langsung memeluk Ziva banyak banyak. Keduanya duduk di belakang dan menangis bersama.
"Lo mau kan nginep di rumah gue?" Tawar Sekar.
"Engak hehe, Ziva mau di rumah aja nungguin mama pulang" Jawab Ziva.
Ziva menahan pusing di kepalanya. Dia mengusap lengannya yang terasa sakit. Kapan ya Ziva bisa bahagia, batin Ziva.
"Oh iya va, Gue punya novel baru, Lo mau baca?" Tanya Sekar.
"Mau" Jawab Ziva.
"Ini novel milik kak Arabella Putri, tapi orangnya udah nggak ada, tapi banyak kok karya karya dia yang jadi inspirasi" Ujar Sekar.
"Wah, mau dong hehe" Ziva menatap buku itu senang.
"Ya udah, ini ambil aja" Sekar memberikan buku tersebut.
✨✨✨
Sekarang koridor tengah ramai karena Dirga sedang arisan. Tapi boong, Dirga sedang berantem dengan Aksara.
"Udahlah dir, Lo nggak malu di liatin orang orang" Samudra menahan Dirga.
"Dia mah mana punya malu" Ujar Aksara.
"Maksud Lo apa anjing!" Bentak Dirga.
"Ya iyalah! Nyokap Lo aja jadi pelakor!" Bentaknya.
"Bokap Lo yang hidung belang anjing!" Dirga sudah benar benar emosi.
Keduanya saling adu kekuatan. Saling memukul dan menyerang. Ansell hanya menatapnya dingin. Perdebatan keluarga lagi yang dia saksikan.
"Udah guru datang" Samudra menarik Dirga.
Ketiganya berlari ngacir karena tidak mau kena masalah. Biarkan nanti saja Aksara akan Dirga bereskan.
✨✨✨
"Ih jaket Lo lucu banget pingin peluk terus" Sekar memeluk Ziva banyak banyak.
"Sekar sekarang kamu kan ulang tahun" Ujar Ziva.
"Cieee yang ingat ulang tahun gue" Ejek Sekar.
"Iya, tapi Ziva nggak bikin hadiah hehe" Ujar Ziva meringis.
"Udah nggak papa" Jawab Sekar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZIVA ALMANTHEA (ARABELLA 2)
Teen Fiction"Tidak ada lagi rindu yang tersisa selain rindu ku untuk bertemu dengan Tuhan. Pulang ke pangkuannya dan damai di pelukannya. Tangan kokoh yang seharusnya menjadi tumpuan untuk berjalan juga ikut menampar. Menggores banyak luka di hati malaikat keci...