[RENCANA BESAR]
.
.Ansell terdiam di depan pintu IGD. Apakah gadis itu akan baik baik saja pikirnya. Dia mengusap luka di tangan dan kakinya. Sepertinya dia sudah keterlaluan.
"Ell kamu ngapain di sini" Panik Riska yang menghampiri Ansell.
"Lho Oma kok di sini?" Tanya Ansell terkejut.
"Oma abis anterin Aarav periksa" Jawab Riska.
"Kamu ngapain di sini? Terus itu kenapa?" Tanya Riska khawatir.
Ansell hanya menggeleng.
"Ell baru aja nabrak orang" Bohong Ansell.
"Astaga terus gimana orangnya?" Tanya Riska khawatir.
"Masih di dalam" Jawab Ansell.
Riska memutuskan untuk menemani Ansell. Sedangkan Aarav biar pulang duluan dengan Freya.Tidak lama dokter keluar dari ruang IGD.
"Dengan keluarga pasien?" Tanya dokter.
"Kami yang bertanggung jawab dok" Ucap Riska.
"Pasien mengalami koma. Dikarenakan banyaknya benturan dan luka. Untung saja pasien tidak kehabisan darah. Dan benturan di kepalanya lumayan" Ujar dokter tersebut.
"Kami boleh melihatnya?" Tanya Riska khawatir.
Dokter mengangguk dan mempersilahkan mereka untuk masuk. Riska menatap gadis cantik yang terpejam damai dengan berbagai alat medis. Banyak sekali luka di tubuhnya.
"Bagaimana bisa separah ini?" Tanya Riska.
Ansell hanya menggeleng dan menatap Ziva. Dia tidak pernah tahu seberapa menderitanya Ziva yang polos. Dia hanya tau menyakitinya saja.
Riska menyentuh tangan Ziva yang bengkak. Dia tidak tega melihat keadaan gadis itu.
"Kau sudah hubungi keluarganya?" Tanya Riska.
Ansell mengangguk. Dia sudah memberi tahu papa dan mama Ziva. Tapi tidak ada respon sama sekali.
"Kau tidak perlu khawatir. Kita akan bertanggung jawab" Ujar Riska.
Ansell hanya diam. Dia tidak mau keluarganya menyentuh mainan miliknya. Dia harus mencari cara agar bisa membawa Ziva pergi.
✨✨✨
"Apa! Kok bisa si El nabrak orang!" Gavin menatap putranya kesal.
"Jangan jangan itu pacar kamu ya" Tebak Gavin.
Ansell hanya menggeleng singkat. Riska mengobati luka luka di tubuh anak itu.
"Makanya nggak usah ngebut ngebutan" peringat Freya sambil duduk.
"Lihat kan sekarang kayak gitu" Freya menatap Ansell kesal.
"Kalau mama kamu masih ada dia pasti marah liat kamu yang bandel" Ucap Riska sambil mengobati luka Ansell.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZIVA ALMANTHEA (ARABELLA 2)
Teen Fiction"Tidak ada lagi rindu yang tersisa selain rindu ku untuk bertemu dengan Tuhan. Pulang ke pangkuannya dan damai di pelukannya. Tangan kokoh yang seharusnya menjadi tumpuan untuk berjalan juga ikut menampar. Menggores banyak luka di hati malaikat keci...