[TERIMA KASIH]
..
.Ziva termenung di kamarnya. Dia masih setia untuk menunggu ibunya datang. Gadis itu terlihat menyedihkan sekali.
"Neng" Bibi masuk kedalam kamar Ziva.
"Mama udah pulang, ayo ke bawah" Ujar bibi.
Ziva tersenyum senang. Gadis itu turun dari ranjangnya dan berjalan di bantu bibi. Air mata gadis itu tidak bisa di tahan.
Wanita itu menatap kedatangan Ziva dan pembantunya. Selama ini dia tidak tahu tentang keadaan Ziva.
"Mama...." Ziva memeluk perempuan itu.
Ziva menangis terisak. Dia menumpahkan tangisnya kepada ibunya. Kerinduannya sekarang sudah terangkat sedikit demi sedikit.
"Mama Ziva kangen banget ma. Mama kenapa nggak pulang pulang. Ziva selalu nungguin mama"
"Ma, Mama di sini teruskan, mama mau temenin Ziva iya kan?" Ziva tidak melepaskan pelukannya.
"Ma.... Ziva pingin peluk mama, pingin tidur sama mama lagi. Ziva mau mama di rumah aja" Lirih gadis itu.
Perempuan itu tampak tidak suka. Dia melepaskan pelukan Ziva.
"APA APAAN KAMU!" Bentaknya.
"BUKANNYA JAGA DIRI! INI LAGI MALAH BUTA! GIMANA MASA DEPAN KAMU! HOBI BANGET HABISIN UANG SAYA!"
Ziva menggeleng. Dia mengusap air matanya lalu tersenyum. Dia meraba tangan ibunya.
"Apa?!" Perempuan itu mendorong Ziva hingga terjatuh.
Bibi mengusap Ziva dan membantunya berdiri, tapi gadis itu menolak. Dia menggeleng dan meraba lantai.
"Ma..... Ziva ngga minta mama buat obatin ziva kok. Ziva cuma mau mama pulang ma, Ziva takut ma....."
"Udah! Terserah kamu mau bilang apa. Saya sibuk!" Bentaknya.
"Mama jangan pergi. Ziva mau ikut mama. Ziva ngga mau sendirian" Ziva menangis histeris.
"Mama mau ikut!" Gadis itu merangkak.
"Bi! Urus dia! Saya sibuk!" Bentaknya.
"Mama Ziva mau ikut ma! Ziva ngga mau sendiri mama!" Teriak Ziva frustasi.
Bibi memeluk gadis itu dan menenangkannya. Dia membantu gadis itu berdiri dan mengantarkannya ke kamar. Sedangkan Ziva masih terlalu dalam kesedihannya.
✨✨✨
Ansell terdiam tidak berminat dengan gadis yang bergelayut manja di lengannya. Dia sudah muak dengan wanita murahan itu. Baginya Zivalah mainan terbaiknya.
"Ell ayo dong main sama gue" Gadis nyentrik itu bermanja manja di lengan Ansell.
Sedangkan Ansell diam tidak berminat. Angin kencang menerpa wajahnya yang tampan. Sekarang dia sedang membolos di rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZIVA ALMANTHEA (ARABELLA 2)
Teen Fiction"Tidak ada lagi rindu yang tersisa selain rindu ku untuk bertemu dengan Tuhan. Pulang ke pangkuannya dan damai di pelukannya. Tangan kokoh yang seharusnya menjadi tumpuan untuk berjalan juga ikut menampar. Menggores banyak luka di hati malaikat keci...