14. EMPAT BELAS

47 0 0
                                    

[DI USIR]
.

.

.

Ziva mengerjapkan matanya. Gadis itu sepertinya sudah di kamar. Sonia yang melihat Ziva sudah sadar langsung menarik tangan gadis itu.

"Ma..." Lirih Ziva.

Sonia menarik tangan gadis itu. Dia menyeretnya sampai pagar. Lalu dia membuang gadis itu bersama tasnya.

"Pergi kamu dari rumah" Ujar Sonia dingin.

Ziva menggeleng cepat. Dia merangkak dan meraba kaki ibunya.

"Mama, Ziva takut mau. Ziva jangan di buang. Mau kemana Ziva ma" Gadis itu memohon.

"Mama maafin Ziva ma, jangan usir Ziva"

Sonia menghentakkan kakinya kasar. Dia tidak memperdulikan Ziva yang menangis terisak.

"Ma...." Panggil Ziva.

"Jangan tinggalin Ziva ma" Lirih Ziva.

"Mah Ziva mohon. Ampuni Ziva ma. Ziva nggak mau sendiri" Gadis itu menangis keras.

Sonia tidak memperdulikannya lagi. Dia menutup pagar rumahnya. Membiarkan gadis itu menangis sendirian.

✨✨✨

"Ell! Papa nggak suka kamu seperti itu! Mau seburuk apapun dia nggak sepantasnya kamu begitu" Ujar Gavin marah.

Sedangkan Ares menatap dingin Ansell.

"Pa! Ell nggak mau liat dia! Ell udah muak!" Ansell meraup wajahnya.

"Kalau kamu nggak suka nggak usah permalukan dia. Kamu dendam sama dia? Tapi jangan membunuhnya dengan kata kata kasarnya" Ujar Riska.

"Oma nggak mau liat kamu kayak gitu lagi. Nurut atau kamu akan menyesal" Peringat Riska.

"Sejak kapan kamu punya pacar?" Tanya Freya.

"Kamu bilang dia depresi kan, mana biar Oma temui. Oma mau kamu tanggung jawab" Ujar Riska menantang.

Ansell menghembuskan nafasnya kasar.

"Kalian nggak akan ngerti!" Ansell mengacak rambutnya kemudian berlalu dari sana.

✨✨✨

"Va! Kenapa?" Theo yang berniat untuk mengajak gadis itu main malah melihatnya bersandar lemah di pagar rumahnya.

"Ziva...." Theo mengangkat wajah Ziva.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Ziva dingin.

"Va, apa yang terjadi?" Theo menatap gadis itu khawatir.

"Aku di usir dari rumah. Kamu mau ngapain ke sini?" Tanya Ziva datar.

"Apa?! Tega banget" Theo memeluk gadis itu.

"Ya udah, sekarang Lo ikut gue ya..." Ujar Theo.

Ziva hanya pasrah. Dia mengikuti langkah laki laki itu. Theo membawanya naik angkutan umum. Setelah cukup jauh keduanya turun.

AZIVA ALMANTHEA (ARABELLA 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang