[HILANGNYA FIGUR AYAH DAN KERINDUAN UNTUK MAMA]
.
.Gavin menatap anaknya yang baru saja turun dari tangga. Anak itu tumbuh dengan cepat. Menjadi laki laki tampan dan dingin seperti Ares dulu haha.
"El... Sini" Panggil Gavin.
Ansell menurut dan duduk di meja makan. Tidak lama Riska datang bersama Ares.
"Bubu mana?" Tanya Ansell kepada Ares.
Bubu adalah panggilan Ansell untuk bayi laki laki yang nama aslinya Aarav. Anak dari Ares dan Freya.
"Masih tidur sama mama" Jawab Ares.
"Oh iya, lusa Tasya pulang lho" Kata Riska sambil menyiapkan sarapan.
"Baguslah, jadi rame" Jawab Gavin.
Sejauh ini Gavin masih sendiri. Entahlah apa yang dia rasakan tapi rasanya Arabella telah menghabiskan semua perasaan miliknya.
"Papa nggak pingin nikah?" Tanya Ansell menatap Gavin dingin.
Gavin menoleh dan menatap Ansell.
"Kamu mau?" Tanya Gavin.
"Terserah papa aja" Jawab Ansell dingin.
Ansell berdiri dari duduknya dan berpamitan untuk pergi ke sekolah.
"El berangkat pa" Ujar Ansell.
"Lho, nggak jadi sarapan?" Tanya Riska.
"Ga"
Ansell beranjak dari sana dan langsung menuju sekolah. Dia mengendarai motor besarnya.
Mata tajamnya menatap lurus jalanan. Di tengah perjalanan ada gadis yang setiap hari dia bully. Dengan kencang Ansell melakukan motornya dan melewati genangan air. Tampak gadis itu bercak marah. Di balik helmnya Ansell tertawa melihat gadis itu basah.
✨✨✨
Gadis cantik itu berjalan kesal karena bajunya yang sudah kotor pagi pagi. Dia langsung mengambil baju cadangannya di loker dan menggantinya di toilet.
Dia mencuci wajahnya dan melipat bajunya lalu menaruhnya kembali ke loker.
"Dasar manusia jahat" Ujar Ziva kesal.
Gadis cantik itu berjalan menuju kelasnya. Di tengah koridor dia bertemu dengan Ansell. Ziva menatapnya kesal.
Ansell menghalangi langkah kecil Ziva. Gadis itu tampak kesal.
"Minggir! Setan!" Tekan Ziva.
"Setan?" Tanya Ansell.
"Iya! Soalnya kakak mirip setan!" Ujar Ziva polos.
Samudra dan Dirga hanya saling tatap dan menahan tawa karena ucapan gadis polos itu. Bagi mereka tidak ada yang boleh membully Ziva selain mereka.
Ziva melangkahkan kakinya ke belakang ketika Ansell mendekat. Dia menahan dada laki laki itu. Anehnya setiap di bully Ziva tidak pernah marah. Ya hanya saja kata kata polosnya yang keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZIVA ALMANTHEA (ARABELLA 2)
Teen Fiction"Tidak ada lagi rindu yang tersisa selain rindu ku untuk bertemu dengan Tuhan. Pulang ke pangkuannya dan damai di pelukannya. Tangan kokoh yang seharusnya menjadi tumpuan untuk berjalan juga ikut menampar. Menggores banyak luka di hati malaikat keci...