MM 2 : Chapter 8 - Different Dream

4.6K 361 185
                                    

Hi Semuanya! Welcome Back To Madame Mafia!

Sebelum mulai seperti biasa....

Bonus : 150 komen

Kalau komennya lebih dari segitu, aku updatenya sehari lebih cepet dari tanggal update biasa, okei?

Jangan lupa vote dulu, yuk!

Happy reading!

~~~ 

"Apa maksud Anda memanggil kemari setelah pembubaran mendadak tadi?"

Suara Vanda Maulet, yang manis, namun sekaligus mematikan, terdengar menggema di ruang kerja Jona yang sunyi. Setelah menghabiskan waktu 5 jam berdebat sengit di ruang pertemuan mengenai keputusan mendadak Jona, akhirnya pertemuan aliansi berhasil diselesaikan. Semuanya kembali dengan wajah lelah, pucat, juga terkejut. Semua kecuali Vanda Maulet. Satu-satunya perempuan tersisa di aliansi setelah Paula Yones ditendang keluar.

Satu-Satunya wanita yang sampai hari ini, masih hidup semenjak aliansi pertama kali dibuat.

"Aku sempat menyangka kau tidak akan mengindahi surat yang kuletakkan diam-diam di kursimu setelah rapat tadi."

Vanda melipat tangan di dada. Amarah jelas-jelas tampil di wajahnya. Padahal dia paling menghormati Jona selama ini. Padalah dia paling tunduk pada majikannya. Rasanya melihat Vanda yang angkuh dan marah seperti ini, seperti melihat Carlie. Namun versi lebih tidak cerewet dan dewasa. Jona tersenyum dengan pikirannya sendiri. Dia mengambil kopi yang diletakkan di hadapannya, menegaknya hingga kandas setengah. Ketika Jona menawarkan kepada Vanda Maulet untuk menyesap kopinya, perempuan itu menolak dengan angkuh. Seakan amarah dan egonya mengatakan kalau dia akan menolak apa pun yang Jona lakukan padanya saat ini.

Dia sungguh mirip Carlie dalam beberapa cara.

"Saya tahu saya terdengar tidak sopan, namun biarkan saya katakan ini kepada Anda sekali ini saja, Tuan. Anda sungguh Egois." Matanya menghunus tajam, menatap Jona bagai ingin mengulitinya. "Saya, Frederick, dan Anda telah menghabiskan dekade demi dekade hanya untuk mendirikan aliansi ini. Saya menghabiskan setengah kehidupan saya demi membangun semua yang telah kita miliki! Dan bukan hanya Anda, sebagai ketua, yang hilang selama 4 tahun, kini Anda kembali mengklaim kalau aliansi ini akan Anda bubarkan!? Jangan bercanda! Apa Anda meremehkan semua hal yang telah kita perbuat!?"

Frederick Johanssen, satu-satunya bawahan ayahnya yang masih Jona jadikan sekutu ketika kepemimpinan jatuh ke tangannya.

Dahulu kala, menurut Devan, pendiri Aliansi adalah Ayah Jona, yang bernama Bov Austin. Ya, dia tidak mengingatnya. Dan mendengar namanya saja, entah mengapa bulu kuduknya meremang. Namun perkara itu kita sisihkan lebih dahulu.

Ayahnya digembrong oleh para anggota memuakkan yang tidak bekerja untuk aliansi, melainkan untuk diri mereka sendiri. Bukan berarti salah, sebab mereka semuanya pada dasarnya mafia pula. Namun Jona tidak puas dengan anggota lama. Sebab itu dia menghabiskan nyawa setiap anggota yang dibencinya, membuat bukti palsu kalau kematian merka berupa kecelakaan, lantas menyisakan dua orang. Vanda Maulet, Frederick Johanssen. Dan mereka bertiga adalah pendiri utama aliansi yang berjaya di ketinggian dunia gelap saat ini.

Vanda terus setia padanya. Namun 8 tahun yang lalu, Frederick berkhianat dengan memonopoli uang aliansi untuk menjadi keuntungannya sendiri. Singkat kata, Koruptor. Dan dicap sebagai pembelot, Jona meneksekusinya. Dengan mengikat tubuhnya, lantas memaksa setiap bawahannya untuk menggantung pria malang itu di tali yang telah dibuat di ruang kerjanya. Jona tidak mengenang, namun Frederick tercekik sampai mati ketika masih sadar. Membayangkannya saja, Jona merinding.

Madame MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang