MM 2 : Chapter 10 - Who was his name?

3.9K 339 160
                                    

Hi Semuanya! Welcome Back To Madame Mafia!

Sebelum mulai seperti biasa....

Bonus : 150 komen

Kalau komennya lebih dari segitu, aku updatenya sehari lebih cepet dari tanggal update biasa, okei?

Jangan lupa vote dulu, yuk!

Happy reading!

~~~ 

Dua pekan yang dia habiskan bersama Carlie, mungkin 2 pekan paling bahagia di kehidupan yang Jona ingat. Carlie bertemu dengan Arnette, terkejut membayangkan Jona dekat dengan anak kecil. Kini suara Jona tidak begitu ramah lagi, alhasil membuat Arnette sedikit ketakutan kepadanya. Namun sekalipun begitu, Jona tidak terlalu merasa buruk. Sangat aneh, rasanya tiba-tiba, dia malas berurusan dengan anak kecil kembali.

Terkadang dia bangun dengan mimpi-mimpi lamanya. Pemutaran banyak kejadian yang mulai diingat satu per satu. Dalam satu atau dua minggu, 3 malam dia akan terbangun oleh mimpinya. Kebanyakan tidak sampai ikut membangunkan Carlie, namun beberapa kali wanita itu melek melihat Jona terengah sendiri di kasurnya. Dan setelahnya mereka akan kembali tertidur bersama. Dilingkup kehangatan dan kebersamaan yang mesra.

Ibu Carlie pulang lebih dulu dengan dalih kalau Carlie memiliki banyak kolega yang harus dia temui. Padahal dia hanya menemui Jona seorang, 2 minggu lamanya. Dan sosoknya sebagai guru "Austin" membuat Jona mulai terbiasa dengan perannya. Tidak, bahkan dia kian lama kian kembali menjadi Jona yang lama. Seakan bukan lagi berperan, namun sifat dingin dan pendiamnya, menjadi dirinya yang nyata, mulai saat itu.

Namun sayangnya, 2 minggu terasa terlalu cepat. Dan hanya 2 pekan lamanya Carlie bisa bepergian tanpa dikejar pekerjaan. Niat awalnya adalah untuk kembali ke Paris bersama Jona, namun pria itu mengatakan kalau dia memiliki sebuah urusan ke negara lain lebih dulu, jadi mereka harus pisah penerbangan. Berengut di wajah Carlie ketika mendengarnya begitu menggemaskan, Jona rasanya ingin menciuminya sampai Carlie muak. Namun dia menahan diri dan berakhir mencubit saja hidung mancung wanita jelita itu.

Dan setelah 2 pekan penuh kebahagiaan, lagi-lagi mereka berpisah. Hanya untuk beberapa hari.

Lorong-lorong panjang yang menuju sebuah paviliun, jauh di pedalaman Negara Russia, Kota Batayska, terasa dingin nan sejuk. Kota ini yang tidak diisi banyak rakyat, bisa menjadi tempat penyembuhan yang damai nan asiri. Memberi ketenangan yang cukup untuk menghabiskan hari-hari tua, apalagi sakit-sakitan. Jona pergi kemari minimal setahun sekali, untuk menjenguk seseorang yang sangat dia sayangi.

Ketika dia sampai di depan pintu paviliun, Nona Fallow langsung membungkuk hormat padanya. Dan setelah Jona mengangguk, dia membukakan pintu, yang di baliknya membentang sebuah kamar putih bersih.

Dengung listrik alat kesehatan tidak pernah nyaman di telinga Jona. Bau antiseptik juga dibencinya. Namun wanita renta bersuara serak yang langsung menoleh padanya, dan membelalak bahagia selalu berhasil membuat Jona tersenyum tipis. Dia menghampiri Evalina yang masih terpaku terkejut, lalu duduk di sampingnya, di kursi tamu.

"Senang melihatmu terlihat segar, Ma." Jona berkata, mengecup lembut punggung tangan ibunya.

Senyum Evalina kian melebar saja. "Kurasa ini kali pertama kau datang tanpa menghubungiku lebih dulu." Tangan renta namun cukup kuatnya membelai rambut putranya lembut. Katanya, mau sebesar apa pun seorang anak, tetap saja kecil di mata ibunya. Mungkin pemandangan yang sama yang sedang Eva lihat kini. Anak kecil yang disayanginya, datang mengunjunginya. "Apa kau merusak ponselmu atau sesuatu?"

"Tidak ada salah memberi kejutan, bukan?"

Eva tertawa. Seperti biasa, suaranya pecah. "Aku tahu kau bukan tipe pria seperti itu, sayang." Nona Fallow memasuki ruangan, membawakan dua gelas air minum untuk Jona dan Eva. Tidak seperti Devan yang membawakan kopi, di paviliun ini air putih adalah minuman paling sehat. Sehingga tidak ada minuman manis yang bisa diminum selain air putih. Dan seusai mengantar, Nona Fallow langsung kembali angkat kaki. "Jadi, bicaralah. Ada apa kemari mendadak?"

Madame MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang