Waiting For You

1.1K 135 8
                                    

Ketika sampai di Hybe, Lisa langsung menuju studio Suga. Menurut info Sejin, sedari semalam rapper Bangtan itu berada disana. Lisa berlari tak peduli berapa banyak orang yang ia tabrak.

Sesampainya di studio, Lisa langsung memasukan password yang pernah Suga infokan kepadanya. Jika biasanya dia masuk dengan mengetuk kini seolah tak ada waktu. Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, sedangkan menurut info Irene, Wendy akan berangkat ke bandara sekitar pukul 9 malam.

"Oppaaaa!"

Lisa masuk dan langsung berteriak, dilihatnya Suga yang kini nampak tenang duduk manis di depan alat komposer miliknya. Lisa langsung berjalan menghampiri Suga. "Oppa, pallieo kita pergi dari sini oppa. Wendy eonnie akan pindah ke Paris. Oppa harus mencegahnya." Ucapnya dengan terburu-buru dan menarik tangan Suga namun pria itu menepisnya.

"Op-ppa.."

"Aku tidak akan pergi Lii, lebih baik seperti ini." Ucap Suga sinis, tanpa menatap Lisa.

"Oppa, wae?? Kenapa oppa bersikap sejahat itu pada Wendy eonnie? Apa itu karena rasa cinta oppa pada ku??!"

Suga langsung menoleh kearah Lisa dengan ekspresi bingung. "Lii.."

Gadis itu mengambil sesuatu dari tasnya dan menunjukan foto yang diberikan oleh Wendy tadi malam. "Apa kau menyakiti Wendy eonnie, karena perasaan mu pada ku oppa?" Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Suga memejamkan matanya sejenak, tak menyangka kalau perasaan yang selama ini ia sembunyikan, kini sudah diketahui oleh Lisa. "Lii, aku.." ucapnya yang kini berdiri berhadapan dengan Lisa.

"Oppa, aku sangat berterima kasih untuk perasaan mu. Tapi, maafkan aku yang tidak bisa memberikan perasaan yang sama padamu. Sedari dulu, aku selalu menganggap oppa layaknya seorang kakak. Disaat oppa selalu tertutup dengan member lain, aku ingin oppa dapat berbagi kesedihan dengan ku." Suara Lisa kini terdengar bergetar seolah menahan tangisnya.

"Lii, aniyo! Kau tidak perlu meminta maaf. Ini bukan salah mu Lii." Suga memegang kedua bahu Lisa, tak ingin gadis di depannya kini larut dalam perasaan bersalah.

"Seandainya oppa.. seandainya Tuhan tidak memberikan ku rasa cinta pada pria lain, aku pasti akan memilih oppa. Tapi aku tidak bisa, jeongmal mianhamnida oppa.."

Degh!

Walaupun Suga tau bahwa Lisa mungkin memiliki perasaan pada seseorang, namun saat mendengar langsung, ternyata lebih menyakitkan dari apa yang ia kira.

"Aku ingin oppa bahagia. Aku tau sebenarnya saat ini ada dua ruang di hati oppa. Tapi oppa tak mau menyadari hal itu."

Suga kembali terdiam memikirkan perkataan Lisa. Namun, hati kecilnya kini seolah membebarkan ucapan itu.

"Oppa tidak menemui Wendy eonnie, itu bukan karena oppa tidak mencintainya. Tapi karena oppa merasa tidak pantas untuknya kan? Oppa memilih merelakan dia pergi, karena merasa tidak bisa membahagiakan eonnie. Benar kan oppa?" Lanjut Lisa, namun Suga masih saja diam seribu bahasa.

"Kau tau oppa, apa yang kau lakukan pada Wendy eonnie, adalah hal yang aku lakukan saat ini, kepadamu. Meminta mu untuk melepaskan perasaan cinta untuk ku, dan memilih kebahagiaan oppa yang lain." Sebulir air mata itu jatuh membasahi pipi Lisa.

Mulut Suga seakam terkunci, dia tak sanggup mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas perkataan Lisa.

"Aku dan kau sama-sama mencintai seseorang dalam diam. Kita juga sama-sama tak ingin orang lain terluka. Tapi bedanya, oppa memiliki seseorang yang mau menerima dan memahami perasaan oppa. Wendy eonnie, dia tidak pernah membenci oppa. Dia bahkan selau bersyukur karena oppa hadir di hidupnya. Jadi aku mohon, pikirkan kembali sebelum oppa benar-benar kehilangan dia." Itu adalah kalimat terakhir yang Lisa ucapkan, sebelum akhirnya dia membalikan badan dan berjalan lerlahan keluar studio.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang