setelah memberikan alamatnya, felix duduk meringkuk mengangkat lutut di kursi dan melipat tangan di atasnya. ia diam sepanjang perjalanan dalam mobil chan.
felix menatap rintik hujan yang jatuh di jendela. ia mengangkat tangan dan menelusuri jejak air hujan itu dengan jari kecilnya sambil mengamati gedung gedung yang berlarian ke belakang.
"apa yang terjadi felix?"
anak laki laki itu berjengit mendengarkan nada suara chris yang terdengar kasar.
"sedang apa diluar selarut ini?" tanya chris lagi.
".... belajar"
"jam sebelas malam?"
felix tidak merespons dan chris menghela napas berat.
"oke. oke. ya sudah. kamu belajar sampai lupa waktu. kamu naik bus. ketiduran. benar?"
felix menunduk dan mengangguk. ia bertanya tanya dalam hati bagaimana chris yang suaranya selalu hangat dan terdengar bahagia bisa menjadi semenyeramkan ini.
"kamu bangun dan tidak tahu ada dimana. kenapa tidak tinggal diam di dalam bus saja sampai pemberhentian terakhir?"
"aku kira setidaknya bisa menemukan suatu tempat yang aku kenal"
chris kembali menatap jalanan dan mendengus.
"memangnya apa hal lain yang harus aku lakukan?" seru felix membela diri.
"banyak. misalnya menelpon aku dulu-"
"aku sudah lakukan itu!" felix berargumen.
"-saat di dalam bus bukan saat sudah tersesat di pinggir jalan"
felix diam.
"dan astaga, ponselmu itu. kenapa gak di charge? kenapa gak bawa powerbank? bagaimana kalau itu mati bahkan sebelum kamu bisa nelpon aku? bagaimana kalau tadi aku gak datang tepat waktu?"
felix terisak.
"maaf ...."
"apakah disini?"
felix melihat keluar dan melihat gedung apartemen yang ia kenal. tidak ada satupun lampu yang menyala membuat apartemen itu terlihat agak suram.
felix mengangguk kecil dan keduanya keluar mobil. felix terkesiap karena hawa dingin yang menerpa tubuhnya.
ketika mencapai pintu apartemen, chris menatapnya seolah menunggu sesuatu.
"kenapa?"
"kuncimu, felix" ujar chris datar.
felix mengerutkan kening dan akhirnya konek dengan dunia nyata. ia merogoh saku dan mengeluarkan kunci yang digantung dengan gantungan beruang we bare bears.
chris hampir merebut kunci tersebut dan membuka pintu kamar. ia masuk ke dalam apartemen seolah itu adalah apartemen nya sendiri.
"sudah makan?"
"iya. aku sudah makan ramen dari minimarket"
"anak pintar"
chris menghilang di lorong apartemen dan mendengar suara keras dari dalam kamar tidurnya.
"k-kak.." panggil felix.
itu hanya keluar menjadi bisikan kecil tentu saja tak akan bisa didengar chris.
"kak channie...."
dan air mata pun meleleh.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
❪ 夢 ❫ LATTE • chanlixᵀᴿ ✔
Fanfiction🎠 ꒰ chan x felix ꒱ ━━━ [TERJEMAHAN] chan tidak suka kopi. benci lebih tepatnya. tapi mindset chan berubah ketika jisung mengajanya ke cafe dan bertemu barista ber freckles itu. ꒰credits.꒱ ─── ✿❀✿❀ ➜ org. story: Latte | 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐥𝐢𝐱 -ˏˋ✔ˊˎ- ➜ org...