felix kelihatan panik dan merasakan sesuatu yang seperti déjà vu.
"u-uhm.. maaf.. a-aku udah punya pacar"
laki laki di depan felix menyeringai dan mengerutkan alisnya.
"oh ayolah kamu tak mau kasih aku kesempatan?"
"enggak bisa.." felix menelan ludah perlahan mundur dari meja bar.
laki laki itu mengangkat alisnya nampak tak percaya namun tak nampak hendak menyerang felix saat itu juga.
"okay siapa namanya?"
sebelum lelaki gugup itu sempat menjawab, seseorang muncul di belakang keduanya.
"christopher. ada butuh apa denganku?"
felix menoleh untuk menatap chris tapi itu bukan yang biasa dia kenal. gestur wajahnya tegas dan dingin dan terlihat.. menyeramkan.
felix yakin dia akan benar benar ketakutan jika belum tahu sisi lembut dan hangat chris selama ini.
laki laki yang tadi hanya mendengus dan bergerak meninggalkan kafe, "mungkin kamu bisa berikan pacarmu untuk aku" gumamnya pelan nampak kecewa.
"maksud?!"
"ah tidak tidak"
laki laki itu mengangkat kedua tangannya dan segera meninggalkan kafe.
chris menatap felix dengan kedua tangannya dimasukkan ke celana jeansnya. felix tak bisa menahan diri untuk tertawa lega dengan yang baru saja terjadi.
"hehe" felix memeluk chris dan menatapnya untuk memberikan beberapa sentuhan di pipi yang lebih tua.
"kak channie udah kelihatan kaya mau mulai perang dunia 4~"
chris memutar matanya dan menatap arah lain, tak setuju dengan kalimat felix secara non verbal. meskipun felix tahu kalau itu sebenarnya bisa saja terjadi dan felix memutuskan untuk tak menggoda chris semakin jauh.
felix menggoyang goyangkan tubuh chris untuk sejenak memberi tanda tanda kalau dia ingin dipeluk dan chris mengalah lalu mengalungkan lengannya diantara felix.
"hehe"
"haha hehe siapa yang tadi itu?"
felix terbahak mendengar suara kesal chris.
"ga tau. dateng aja trus minta nomor"
"gak bisa dipercaya" dengus chris.
felix tertawa lagi kali ini setengah mengejek tak terima.
"bukannya itu yang kak channie lakukan?"
"hm itu kan beda"
"beda? kak channie tiba tiba aja dateng dan langsung minta nomor. itu bodoh sekali kalau diingat"
"dan tetap siapa yang sekarang jadi pacarku?" chris menyeringai usil.
felix memerah tiba tiba merasa begitu kecil di lengan chris.
"aku engga...."
"iya kok. aku saksinya."
"ahhhh gimana dengan kak channie yang barusan marah huh?"
"aku gak marah. aku gak pernah marah."
chris setengah berteriak defensif membuat felix hanya bisa tersenyum datar melihat chris melakukan usaha yang sia sia.
"kak channie tadi beneran udah keliatan mau lempar kursi"
"bohong"
tiba tiba felix berlindung di lengan chris dan menatap takut takut ke arah pintu.
"ch-channie... laki laki tadi kembali.." bisik felix.
tombol chris seolah ditekan kembali ia berbalik dan alisnya menyatu seolah siap untuk berperang. ia mengerutkan alis melihat tidak ada siapapun yang datang dan mendengar felix yang terbahak keras.
"aku gak pernah marah katanya" felix meniru ucapan chris dengan nada ejekan.
"sini kau monster kecil menyebalkan!"
felix mencicit ketakutan tak sempat melarikan diri dari chris yang memerangkapnya dan memberi serangan gelitikan di perut.
"tuh kann kak channie kliatan marah!" kekeh felix di sela tawanya.
chris memutuskan untuk memberi felix ampunan kali ini. ia menghentikan serangannya dan membiarkan felix jatuh kelelahan di dadanya.
"aku harus apa" gerutu chris, "semua orang suka sama kamu"
wajah felix memerah.
"kalau gitu kak channie beruntung punya aku"
sel otak chris seolah mati saat menatap anak kucing yang bergelanyut dengannya.
"wow- kamu udah pinter goda anak orang ya"
wajah felix terasa menghangat.
"itu bukan rayuan..." gumam felix tak setuju.
sembari felix mundur untuk kembali ke posisi tempat ia kerja, chris menahan tangan felix.
"lixie"
"hm?"
"tadi dia bilang apa?"
"e-ehm?"
"ya.. orang tadi. waktu dia datang dia bilang apa ke kamu?"
"eh.. bukan apa apa kok"
"jangan bilang..."
"jangan khawatir channie~" gumam felix menenangkan chris.
"bilang! ayo dong~ jangan ada rahasia diantara kita"
"ew cringe" tapi melihat tatapan melotot chris felix langsung menjawab,
"dia minta nomorku dan.. ehmm, bilang kalau aku lucu"
"yang keras dong"
"e-ehm dia bilang aku lucu"
"lucu?"
felix mengangguk menghindari kontak mata.
"lucu."
chris menangkupkan wajah felix dan menatapnya tajam seolah seorang detektif yang mencari kebohongan dari wajah tersangka. felix menatapnya keheranan.
"hmm dia tidak salah untuk yang satu itu. kamu memang lucu."
tak peduli berapa kali chris mengatakannya felix rasa dia akan selalu memerah karenanya.
"tapi sayang si lucu ini sudah jadi punyaku ahahhhaha" chris mendengus bangga dan menciumi leher felix.
"okay.. hyung kamu masih cemburu nih?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
❪ 夢 ❫ LATTE • chanlixᵀᴿ ✔
Fanfiction🎠 ꒰ chan x felix ꒱ ━━━ [TERJEMAHAN] chan tidak suka kopi. benci lebih tepatnya. tapi mindset chan berubah ketika jisung mengajanya ke cafe dan bertemu barista ber freckles itu. ꒰credits.꒱ ─── ✿❀✿❀ ➜ org. story: Latte | 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐥𝐢𝐱 -ˏˋ✔ˊˎ- ➜ org...