Kejadian di puncak kemarin membuat Daniel sakit dan Catur langsung mengantarkan Daniel pulang setelah berobat ke rumah sakit.
Sore harinya Catur kembali ke rumah keluarga Hartanto bersama dengan Wira untuk melihat keadaan sang sahabat dan ingin membicarakan suatu hal yang penting.
Ketiga sahabat tersebut menonton TV di kamar Daniel dengan Catur dan Wira duduk disofa serta siempunya kamar yang berbaring dikasur.
Catur menyenggol lengan Wira, "Wir bilang sana." Bisiknya dengan nada menyuruh.
"Lo aja yang bilang." Balas Wira sambil mendorong tubuh Catur sampai jatuh.
Catur melirik Daniel yang ada di belakang mereka lalu memberikan cengiran agar sahabatnya tersebut tidak curiga.
"Ini liburan gratis dari kakek gue kalau lo lupa." Bisik Catur sambil merangkul leher Wira.
"Ya kan dari kakek lo bukan dari lo."
"Ck buruan lo yang ngomong."
"Lo berdua kenapa sih bikin gue pusing aja?" Tegur Daniel yang sejak tadi memperhatikan tingkah aneh kedua sahabatnya tersebut.
Catur dan Wira berbalik dengan wajah terkejut setelah mendengar perkataan Daniel barusan.
"Gue panggilin Tante Tika ya." Celetuk Wira sambil berniat akan kabur.
Daniel menghela nafas untuk menahan amarahnya, "Gue pusing karena ngelihat tingkah lo berdua bukan karena gejala sakit gue."
"Syukur kalau gitu." Catur yang merasa lega segera mendorong tubuh Wira.
"Niel lo masih inget soal liburan kita yang bakal dibiayain sama kakeknya Catur kan?" Tanya Wira dengan penuh kehati-hatian.
Daniel mengangguk, "Kenapa emangnya?"
"Sebenernya tadi pagi setelah Catur nganterin lo pulang dari puncak, kakeknya Catur ngasih tahu dia kalau liburannya bareng sama sahabat-sahabatnya Chesil."
"Lo kalau enggak mau bareng mereka enggak papa biar gue bujuk kakek gue Niel." Celetuk Catur setelah memperhatikan perubahan ekspresi dari Daniel.
Wira mengangguk setuju, "Iya Niel biar Catur nego sama kakeknya."
"Ya kalau kakek lo pengennya kita liburan bareng sama sahabatnya Chesil ya udah bareng aja." Jawab Daniel yang membuat kedua sahabatnya terkejut.
"Sahabatnya Chesil itu ada Joanne lho Niel?"
"Ya terus kenapa?" Tanya Daniel dengan satu alis terangkat ke atas.
Wira segera menggeleng, "Enggak papa sih."
"Eh tapi lo seriusan enggak papa?"
"Iya Catur gue serius."
Catur dan Wira tertawa mendengar perkataan Daniel barusan, setelahnya mereka berdua keluar dari kamar Daniel sebentar karena mendengar panggilan Tika.
"Tuh anak habis makan apa ya?" Tanya Catur yang keheranan dengan sikap Daniel.
"Jangan-jangan dia ketempelan penghuni puncak."
Catur langsung mendorong tubuh Wira karena kesal, "Enggak usah ngaco lo."
"Daripada lo nyiksa gue mending lo ngabarin Chesil."
"Oh iya tumben lo pinter." Wira hanya berdecak malas menanggapi sahabatnya tersebut.
Catur menghubungi Chesil di balkon kediaman Hartanto, sedangkan Wira menuju dapur untuk menemui Tika.
Sementara itu, Chesil sedang berada di kafe bersama dengan Bima, Sonya, Joanne, dan Yastin.
Chesil yang sedang bermain game board bersama Joanne dan Sonya segera menjauh setelah tahu jika yang menghubungi dirinya adalah kakak sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh di Tangan Netizen II Yeonjun Ryujin ✅
FanficCerita tentang dua orang influencer yang tidak saling mengenal tapi karena cocoklogi dari netizen membuat keduanya dikabarkan menjalin hubungan. Bagaiman reaksi keduanya akan berita tersebut?