Daniel sudah memantapkan hatinya untuk mengunjungi makam sang Papa hari ini, sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya ia pergi ditemani Joanne.
Kini keduanya sudah dalam perjalanan menuju lokasi dengan menggunakan mobil.
"Sorry ya kalau gue baru siap hari ini."
"Santai aja Kak kan gue yang mengajukan diri buat nemenin lo."
Daniel menoleh ke samping kiri sekilas dengan senyum, "Makasih ya."
"Lo dari tadi sebelum berangkat ke rumah gue sampai sekarang udah ada kali ngomong makasih lebih dari tiga kali." Jelas Joanne sambil melirik Daniel dengan malas.
"Enggak papa biar dapet hadiah piring cantik hehehe..." Canda Daniel yang mampu membuat Joanne tersenyum.
"Kata cantik cuma pas buat gue doang tuh." Koreksi Joanne.
"Iya lo cantik."
Joanne dengan sekuat tenaga menahan dirinya agar tidak terlihat salah tingkah karena perkataan Daniel barusan.
"Kak kok langsung muji sih harusnya lo itu denial dulu." Protes Joanne sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ya gimana lo kan aslinya beneran cantik." Balas Daniel dengan senyum yang tulus.
Joanne menekuk wajahnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada, "Ah enggak gitu caranya."
Daniel tertawa melihat tingkah Joanne tersebut. Biasanya perempuan akan senang apabila dipuji tapi, siapa sangka jika Joanne akan bertingkah semenggemaskan itu hanya karena dipuji.
"Mampir ke minimarket dulu ya." Joanne hanya mengangguk menanggapi Daniel yang tersenyum lebar.
Sesampainya di minimarket Daniel dan Joanne berpisah karena barang yang mereka mau berbeda tempat. Joanne yang selesai terlebih dahulu menunggu Daniel dikursi depan minimarket.
"Joanne kan?" Tanya seseorang laki-laki memastikan.
Joanne mendongak sambil mengernyitkan dahinya, "Iya, maaf siapa ya?"
"Kenalin gue Haris, temennya Chesil yang tempo hari pengen kenalan sama lo." Jelas Haris sambil mengulurkan tangan dengan senyum ramah.
Joanne berdiri sambil menerima uluran tangan Haris untuk berjabat tangan, "Oh hai Haris." Balasnya dengan ramah juga.
"Maaf ya gue asal pengen ngajak lo jalan tanpa tahu ternyata lo udah punya pacar." Jelas Haris sambil menggaruk tengkuknya.
"Ha gimana?"
"Chesil bilang lo baru aja jadian sama pacar lo jadi pas gue minta kenalan waktu itu lo belum bilang sama Chesil jadi dia ngeiyain buat ngenalin gue sama lo." Jelas Haris yang membuat Joanne semakin kebingunan.
Meskipun masih bingung dengan penjelasan Haris tetap saja Joanne merasa bersalah pada laki-laki tersebut, "Maaf ya."
"Santai aja." Balas Haris dengan senyum yang mampu memikat banyak perempuan.
"Woy Haris ayo!" Teriak seorang pria yang duduk di atas sebuah sepeda motor besar.
"Eh gue duluan ya."
"Oke hati-hati."
Joanne dan Haris saling melambaikan tangan dengan senyum yang masih setia menghiasi wajah keduanya.
Daniel mengernyitkan dahinya saat melihat Joanne melambaikan tangan pada seseorang yang asing baginya, "Siapa?"
"Itu temennya Chesil yang pas acara kemarin mau ngajak jalan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh di Tangan Netizen II Yeonjun Ryujin ✅
FanfictionCerita tentang dua orang influencer yang tidak saling mengenal tapi karena cocoklogi dari netizen membuat keduanya dikabarkan menjalin hubungan. Bagaiman reaksi keduanya akan berita tersebut?