03

1.2K 160 13
                                    

All Naruto's characters are belong to Masashi Kishimoto.

Saya Cuma pinjem doang, kok. Selamat membaca.

Warning: OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, (maybe) a bit lemon (soon)!

.

.

"Hinata-sensei, cepat ke ruang UKS!" Hinata yang baru akan membuka bekal makan siangnya terkejut mendengar ucapan Lee, guru olahraga.

"Ada apa, sensei? Kenapa buru-buru?" tanya Hinata yang tengah mengimbangi jalan cepat guru Rock Lee.

SRAK

"Oh, Hinata-sensei? Akhirnya kau datang." seorang wanita berjas putih bangkit dari duduknya.

"Ada apa Shizune-sensei? Mengapa aku diminta datang ke sini?"

"Satoru terluka saat pelajaran olahraga tadi. Aku sudah mengobati lukanya tapi ia diam saja dan ingin bertemu denganmu."

Satoru? Maksudnya Satoru Uchiha muridnya yang berusia delapan tahun itu?

"Bicaralah dengannya, Hinata. Aku tidak tahu, mungkin ia sedang ada masalah keluarga." Shizune menarik Lee keluar ruangan. Memberikan mini Uchiha itu waktu bersama guru kesukaannya.

"Satoru-kun, kau di sini?" Hinata menyibak tirai, menampilkan bocah berambut hitam yang memunggunginya. "Kau tidur?"

Satoru masih tak bergeming tapi Hinata bisa mendengar suara helaan napas kasar bocah itu. Tubuh Satoru sedikit terpental saat Hinata mendudukkan dirinya di kasur.

"Apa kau akan tetap mengabaikan sensei?" terdengar suara decakan sebelum Satoru membalikkan badannya menghadap Hinata. Syukurlah, Hinata tersenyum pada Satoru.

"Apa kau sakit?" Hinata menyentuh dahi Satoru, memeriksa suhu tubuhnya. Selain perban yang menutupi betisnya, Satoru terlihat baik-baik saja.

"Sampai kapan kau akan diam, Satoru-kun?"

"Apa itu benar, sensei?" Satoru bangkit dan mendudukan dirinya. Hinata memerhatikan gerakan bocah itu, sedikit ngeri takut kaki kecil itu semakin terluka. Untunglah Satoru tetap meluruskan kakinya yang selonjor.

"Apa sensei benar akan menikah?" Hinata sedikit terkejut. Pernikahannya bukan sesuatu yang dirayakan. Ia dan Shikamaru sepakat hanya akan mendaftarkan keperluan administrasi dan mengikat janji di gereja saja.

"Dari mana kau mendengarnya?"

"Sensei hanya perlu menjawab pertanyaanku." Hinata tersenyum, muridnya itu memang selalu tidak sabaran.

"Iya, itu benar." Satoru berdecak kesal. Ia gagal menjadikan Hinata sebagai ibu sambungnya. "Jadi, bisakah sekarang Satoru-kun menjawab pertanyaan sensei? Kau kenapa?"

"Tidak papa. Hanya jatuh dan terluka sedikit."

"Yaampun. Kau seharusnya hati-hati. Apa masih sakit?" Hinata menyentuh kaki mungil Satoru yang diperban dengan hati-hati. Ia sangat khawatir tapi si kecil menggeleng meskipun lukanya sedikit perih. Kata ayahnya, laki-laki harus tangguh seperti superman.

"Apa kita perlu pergi ke rumah sakit?"

"Tidak." kata Satoru tegas. "Aku hanya perlu Hinata-sensei saja."

"Eh?"

.

.

Sebuah mobil hitam berhenti di depan pintu masuk gedung sekolah. Hinata yang menuntun Satoru melirik muridnya sekilas, Satoru terlihat cemberut.

"Sudah terlambat, baru dia datang." Satoru bergumam pelan.

Unwanted Bond - ShikaHina [Shikamaru x Hinata]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang