07

1K 155 13
                                    

Warning: OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, (maybe) a bit lemon!

.

.

Tidak terasa pernikahan Hinata dan Shikamaru sudah mau berjalan hampir tiga bulan. Ini sudah hampir penghujung desember. Hampir perayaan tahun baru pertama Hinata dengan statusnya sebagai istri orang.

"Shikamaru, kau mau minum jus?" Hinata sedikit berteriak dari dapur.

"Boleh." Shikamaru juga menjawab dengan suara sedikit keras, mencoba melawan suara yang keluar dari televisi yang dinyalakan.

"Kenapa kau sering minum dan makan buah-buahan?" Shikamaru menerima gelas yang disodorkan padanya. Matanya kembali fokus pada layar televisi sambil mulai meminum jus mangga yang diberikan Hinata.

"Memangnya kenapa? Bukankah bagus?"

Sekilas interaksi mereka terlihat seperti interaksi pasangan suami-istri pada umumnya. Lebih tepatnya, mereka mencoba untuk bersikap seperti biasanya. Padahal, siapa yang tahu, kalau bulan lalu mereka sempat bertengkar hebat. Bahkan, jika diperhatikan mereka terlihat selalu menjaga jarak. Kini pun Hinata dan Shikamaru duduk di ujung sofa yang berlawanan.

"Besok, aku akan pergi ke Kyoto, mungkin selama seminggu untuk mencari pelaku pembobolan ATM. Sepertinya aku tidak bisa merayakan natal dan tahun baru bersamamu."

"Begitu? Tidak apa. Aku akan tetap di Ame dan ikut perayaan bersama panti sepertinya."

Hinata mulai terbiasa dengan pekerjaan Shikamaru yang mengharuskan pria itu pergi selama beberapa hari tak pulang. Memang posisi Shikamaru yang bekerja sebagai polisi di Tokyo memaksanya begitu.

"Tidak papa 'kan kalau besok kau diantar Chouji?" Hinata mengangguk sambil meneguk jus mangga. "Aku akan berangkat subuh, mungkin sekitar jam lima pagi. Jadi, tidak perlu buatkan aku sarapan."

Shikamaru berdiri. Ia menaruh gelasnya yang sudah kosong di atas meja.

"Kau mau ke mana?" Hinata bertanya pada Shikamaru yang kini mulai memakai mantelnya.

"Keluar sebentar. Bertemu rekan kerja untuk persiapan besok. Mungkin aku akan makan malam di luar. Jangan menungguku, Hinata."

Bohong. Hinata tahu, setiap akan pergi tugas jauh Shikamaru pasti pergi selama beberapa jam. Entah tepatnya kemana karena Shikamaru tidak pernah memberitahunya dengan jelas. Tapi, Hinata tahu, Shikamaru pasti menemui Temari. Tentu Hinata tahu jika mereka masih cukup rutin bertemu saat di Tokyo. Sebagai seorang istri kontrak, Hinata tidak berhak mencampuri hubungan mereka, 'kan? Toh Hinata juga bilang kalau akan menerima hubungan mereka.

"Tunggu, Shika –maru." Hinata bangun dan mendekati Shikamaru yang hampir mencapai pintu.

"Jangan lupakan syalmu." Hinata meraih syal biru tua yang tergantung dan memakaikannya pada Shikamaru. Dengan senyum menghiasi wajahnya, Hinata melepas kepergian Shikamaru, "Hati-hati."

.

.

"Anak-anak, jangan berlarian di lorong!" seorang wanita paruh baya berteriak. "Yaampun, mereka tidak mendengarkanku."

Hinata tertawa melihat sosok yang sudah dianggapnya seperti ibu sendiri itu sedang memijit pelipisnya. Hari natal ini anak-anak panti sangat antusias, terutama pada kado-kado yang diterimanya.

"Biarkan saja, sensei. Jarang-jarang mereka sebahagia ini." sosok yang dipanggil sensei itu menoleh pada Hinata.

"Yah, benar juga. Aku senang mereka bersemangat." Hinata dan sensei-nya tersenyum.

Unwanted Bond - ShikaHina [Shikamaru x Hinata]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang