01

3.7K 195 14
                                    

.

.

Hinata merapikan buku ajaran yang dibawanya. Kelas hari ini sudah usai, anak-anak yang berada di ruangan 3-B itu mulai berlarian meninggalkan area sekolah.

"Sensei." Hinata menoleh dan melihat anak muridnya yang bermata hitam tengah menatapnya.

"Ada apa Satoru-kun?" Hinata menjajarkan tingginya dengan anak yang bernama Satoru.

"Bisa tidak antarkan aku sampai depan gerbang?"

"Oh, Satoru-kun sudah dijemput ya?" bocah laki-laki itu hanya mengangguk. "Baiklah, akan sensei temani."

Satoru tersenyum miring. Ia menerima uluran tangan Hinata yang menuntunnya. Saat keluar kelas Satoru menoleh ke samping dan menemukan teman sekelasnya tengah menatap tak percaya. Satoru tersenyum senang. Ia menjulurkan lidahnya pertanda kemenangan.

"Satoru-sama." seorang pelayan datang mendekati Satoru dan Hinata yang mencapai gerbang sekolah.

"Mana ayah?" Satoru bertanya datar.

"Eh? Uchiha-sama tengah meeting di kantor." Satoru sweatdrop. Rencananya gagal maning, padahal ia hanya ingin mengenalkan gurunya yang cantik pada ayahnya yang kesepian.

"Tidak apa-apa, Satoru-kun. Mungkin ayahmu sibuk. Sekarang kau pulang bersama Kimura-san dulu, ya." Hinata tersenyum pada Satoru yang masih sweatdrop. Bahkan bocah itu pergi begitu saja dengan lempengnya.

"Mohon maaf atas sikap Satoru-sama, sensei." pelayan Uchiha yang bermarga Kimura itu membungkuk dalam.

"Ah, tidak apa. Aku sudah biasa kok."

"Terima kasih sudah menemani Satoru-sama. Saya izin pamit." Kimura kembali membungkuk sebelum menyusul Satoru ke dalam mobil dan pergi meninggalkan sekolah dasar.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Satoru meminta Hinata mengantarnya. Sudah beberapa kali tapi Hinata masih juga tidak mengerti apa maksud bocah itu. Mungkin Satoru ingin mengenalkannya pada keluarganya. Tapi kenapa ya? Kalau diperhatikan Satoru memang kelihatan sedikit kesepian.

.

.

"Kembali mengunjungi keluarga Nara, Hinata-san?" Hinata menoleh pada suara ibu-ibu tetangga.

"I-Iya, Yamada-san."

"Beruntung sekali pria tua itu." Hinata hanya tersenyum kikuk sebelum izin pamit dan segera pergi. Duh, ia malas bergosip tapi apa justru ia yang menjadi bahan gosip ya?

Hinata memasuki rumah sederhana bercat biru tua setelah mendapatkan izin masuk dari suara di dalam rumah. Ia segera menuju ke dapur untuk menaruh barang bawaannya. Setelah itu, ia membuka pintu kamar depan untuk menengok kondisi orang yang dijenguknya.

"Bagaimana kabarmu, Shikaku-san?"

"Bukankah lebih penting menanyakan kabarmu, Hinata?" Shikaku memandang ke luar jendela.

"Maaf, kemarin aku ada acara dengan rekan guru di sekolah. Jadi tidak sempat menjenguk." Hinata masuk dan membereskan ranjang yang masih berantakan. "Apa kau sudah makan siang?"

"Tentu." Shikaku menjawab singkat. Sedang Hinata menemukan sebuah kotak yang tergeletak di nakas samping ranjang.

"Kau merokok lagi?"

"Kemarin Shikamaru mengunjungiku." bukannya menjawab, Shikaku malah mulai meracau. "Ini sudah lima tahun tapi ia masih marah padaku. Bukankah aku menyedihkan, Hinata?"

Unwanted Bond - ShikaHina [Shikamaru x Hinata]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang