Warning: OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, A BIT LEMON!
.
.
Hinata bernapa lega, ia selesai mengangkut pakaiannya ke kamar atas. Makan malam pun berjalan dengan baik. Neji terlihat lelah karena perjalanannya dan pergi tidur cepat.
"Apa kau akan ganti baju?"
Oh, iya. Hinata lupa kalau mulai malam ini selama sebulan ia akan tidur bersama Shikamaru.
"Tidak jadi." Hinata berbalik, niatnya mau ganti baju batal.
"Kenapa?"
Memangnya Hinata bodoh mau mempermalukan dirinya lagi?
"Aku... Ingin melihatnya lagi."
"Ma-maksudmu?" Hinata tidak sengaja mendengar gumaman kecil Shikamaru.
"Aku ingin kau bersikap lebih santai padaku. Jadi aku tidak masalah kalau kau tidur dengan daster tidurmu."
Tapi Hinata yang bermasalah.
"Begitu? Baiklah. Terima kasih sudah mengutarakan pendapatmu." Hinata mengalah. Ia tersenyum pada Shikamaru dan kembali masuk ke kamar mandi.
Hinata berpikir untuk lebih memperhatikan dan menghargai Shikamaru lagi. Jadi, ia putuskan untuk tidur memakai daster seperti biasa. Tentu ia tidak melepas bra-nya. Ia masih tahu batasan. Tapi, Hinata tidak menyangka jika suasananya akan menjadi secanggung ini.
Hinata tidur menyamping, memunggungi Shikamaru yang entah sedang apa. Pikiran Hinata melayang memikirkan apa saja yang baru terjadi di hidupnya akhir-akhir ini. Utamanya adalah ucapan Neji siang tadi. Tiba-tiba sebuah lengan melingkari perut Hinata.
"Shikamaru?"
Tidak ada sahutan dari belakang. Hinata pikir mungkin Shikamaru sudah tidur tapi tangan pria itu tiba-tiba bergerak. Menyentuh perut Hinata yang tertutup dan bermain dengan membuat lingkaran-lingkaran. Perlahan tangan Shikamaru naik, berhenti di dada Hinata yang terbungkus bra. Hinata terkejut. Ia menggigit bibirnya sendiri saat Shikamaru meremas payudaranya pelan. Remasan itu diterimanya beberapa kali dan ritmenya bertambah setiap hitungan.
"Akh!" sebuah suara tiba-tiba saja keluar dari mulut Hinata. Mati-matian perempuan itu mengepalkan tangannya saat Shikamaru meremas lebih keras dan cepat.
"Ugh... Shi-shikah." remasan Shikamaru berhenti. Tangannya diam di posisi menyentuh payudara Hinata selama beberapa saat. Selanjutnya pria itu berdiri dan pergi ke luar kamar.
"Aku haus."
Adalah pengakuan Shikamaru saat melengos. Hinata tahu itu hanya alibi. Buktinya Shikamaru tidak kembali ke kamar meskipun hari telah berganti. Pria Nara itu memutuskan untuk tidur di sofa ruang tengah.
.
.
Hinata baru selesai mencuci. Memang, yang ia lakukan hanyalah mencuci atau bersih-bersih. Memangnya apalagi yang bisa dilakukan saat sekolah sedang libur. Suara ribut obrolan pria terdengar saat Hinata menuruni tangga. Ia bisa menemukan Shikamaru yang sedang nonton di ruang tengah. Berarti suara itu bukan dari Shikamaru.
"Sensei!"
"Satoru-kun?" muridnya berlari mendekati Hinata yang sudah ada di ujung tangga. Aneh, kok bisa muridnya tiba-tiba masuk rumah tanpa mengetuk pintu?
"Aku ingin bermain!" seru Satoru dengan semangat. Hinata tersenyum lembut.
"Apa Satoru-kun tidak dicari ayah?" bocah itu menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Bond - ShikaHina [Shikamaru x Hinata]
FanfictionRating: T+ Pernikahan itu seharusnya adalah sesuatu yang sakral, sesuatu yang dilakukan atas dasar cinta. Hinata tidak memungkiri jika ia ingin menikah dengan orang yang ia cintai. Tapi, jika sudah terikat begini, Hinata harus bagaimana? "Hanya dua...