16

1K 122 3
                                    

Saya cuma pinjem doang, kok. Selamat membaca.

Warning: OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, (maybe) a bit lemon (soon)!

.

.

Shikamaru membuka matanya. Badannya terasa sedikit sakit, ternyata mereka semalam tidur di atas sofa. Ia menguap dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Terlihat Hinata masih tertidur dalam pelukannya.

Diam-diam Shikamaru tersenyum kecil. Entah bagaimana, setelah setahun ia baru merasa bisa berguna sebagai seorang suami. Pelan Shikamaru menyentuh pipi Hinata. Hangat. Shikamaru menyentuh dahi Hinata. Sedikit panas.

"Hmmm." Hinata mengigau dalam tidurnya, merasa terkejut dengan telapak dingin Shikamaru yang menyentuhnya.

"Hinata, kau sakit?" tentu pertanyaan itu tidak akan dijawab. Yang ada hanyalah Hinata semakin meringkuk masuk ke dalam pelukan Shikamaru.

"Aku akan memindahkanmu."

Shikamaru bangun dengan hati-hati. Setelah berdiri, ia pelan-pelan mengangkat Hinata dengan gendongan bridal style. Menaiki tangga dan meletakkan Hinata ke atas ranjang.

"Istirahatlah. Aku akan menyiapkan keperluanmu."

Pagi-pagi Shikamaru sudah mandi. Padahal sekarang akhir pekan. Ia sudah mondar-mandir menyiapkan keperluan Hinata kalau-kalau istrinya itu bangun. Shikamaru susah payah memasak bubur yang baru ia pelajari barusan, biasanya kalau ia sakit sering dibiarkan saja. Sambil menunggu buburnya matang, Shikamaru mengompres Hinata yang masih dalam tidurnya sebentar.

"Tumben aku melihatmu di sini hari sabtu begini, Shikamaru-san."

Shikamaru menoleh pada Sasuke yang baru selesai berlari mengelilingi komplek.

"Ya. Aku baru pulang kemarin." Sasuke melihat Shikamaru menyirami tanaman.

"Kemana, Hinata-san?" Shikamaru mendelik.

"Ada di kamar."

"Apa ia baik-baik saja? Kemarin lusa Neji meninggal."

"Tentu dia tidak baik. Bagaimana bisa baik-baik saja saat saudara sepupumu satu-satunya meninggal?"

Sasuke mengangguk, ia setuju, sangat. Mungkin kalau Itachi Uchiha meninggal dia juga akan sedih. Meskipun mereka sering ribut masalah penerus keluarga dan hal-hal lain sih.

"Ya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya sebagai Hyuuga lagi saat kalian berpisah tahun depan."

Shikamaru melirik sebal. Pasti Neji Hyuuga yang memberitahunya.

"Kalian akan berpisah?"

Shikamaru dan Sasuke menoleh. Ada seorang pria bersurai putih yang menatap dengan terkejut.

.

.

Hinata terbangun. Ia merasakan sesuatu yang menempel di dahinya. Karena terganggu, Hinata menyentuh kain lap agak basah yang entah sejak kapan ada di sana. Apa seseorang yang menaruhnya? Atau ia memakainya sendiri saat tak sadarkan diri?

"Hei, kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu? Sudah baikan?"

Saat turun dari tangga, Hinata bisa melihat Shikamaru yang sedang mengoleskan selai ke roti. Sepertinya ia tahu orang yang menaruh lap basah padanya. Hinata tersenyum.

"Mendingan." Hinata mengambil kursi di seberang Shikamaru. "Terima kasih sudah mengurusku."

"Aku akan mengambilkan bubur untukmu."

Unwanted Bond - ShikaHina [Shikamaru x Hinata]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang