All Naruto's characters are belong to Masashi Kishimoto.
Saya Cuma pinjem doang, kok. Selamat membaca.
Warning: OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, (maybe) a bit lemon!
.
.
"Selamat pagi, Shikamaru-san." Shikamaru baru keluar kamarnya sambil menguap. Pandangannya masih belum fokus. Ia bahkan masih mengucek matanya saat mendekati Hinata yang sedang memasak.
"Apa kau tidur nyenyak?"
Seharusnya semalam adalah malam pertama ia dan Hinata. Tapi, mereka sepakat pisah ranjang. Meskipun kesepakatan itu tidak pernah diutarakan. Lalu, di pagi pertama hari pernikahannya, Hinata menanyakan hal yang menurutnya tidak ada romantis-romantisnya.
"Ya. Kau sedang apa?"
"Membuatkan sarapan." Hinata tersenyum tapi pria di depannya tak bereaksi apa-apa. "Ah, maafkan aku. Maaf telah lancang membuka lemari esmu."
Hinata menunduk. Menyadari kesalahannya. Ia memang bertekad untuk menjalani hubungannya dengan serius tapi ia tidak tahu dengan isi kepala pria yang menjadi suaminya itu, 'kan?
"Aku akan mandi." Shikamaru kembali masuk kamarnya. Hinata yang ditinggal terdiam. Ia bingung. Haruskah ia menghentikan memasaknya? Tapi, ini sudah tanggung. Ia juga lapar.
"Terima kasih atas makanannya." Syukurlah, Shikamaru menyukai menu sarapan yang dimasak Hinata. Entah menyukai atau sekadar menghargai sih.
"Hinata." Hinata yang sedang diam-diam tersenyum menoleh pada Shikamaru. "Aku mendapat panggilan tugas hari ini."
"Eh, di akhir pekan begini?" Shikamaru mengangguk.
"Kau boleh tinggal di sini. Jangan lupa kunci saja pintunya kalau kau keluar. Kau juga bisa menggunakan dapurku atau membersihkan apartemen ini. Asal, jangan masuk ke kamarku jika tidak dalam keadaan mendesak."
Sebenarnya Hinata ingin bertanya keadaan mendesak itu seperti apa. Bisa saja persepsi mereka berbeda, 'kan?
"Aku akan mengirim uang bulanan rutin untukmu nanti siang."
"Tidak perlu, Shikamaru-san. Aku juga punya gaji sendiri kok."
"Itu sudah menjadi tanggung jawabku." Shikamaru berdiri. "Selanjutnya kita berkontak lewat pesan saja, ya."
Shikamaru bersiap di kamarnya. Tak lama ia keluar dengan pakaian kerjanya. Meskipun Hinata yang sedang membersihkan piring kotor masih belum terbiasa dengan peran 'suami-istri' ini, Hinata mencoba mengantarkan Shikamaru hingga pintu masuk sebagai latihannya menjadi 'pasangan yang baik'.
.
.
"Selamat datang!" Hinata kembali datang ke restoran china yang kemarin ia dan Shikamaru kunjungi. Memang, lokasinya dekat dengan apartemen jadi bisa dijangkau dengan jalan kaki.
"Apa Anda ingin makan di sini, Nona?"
"Tidak. Aku ingin pesan untuk dibungkus." pelayan itu kemudian mempersilakan Hinata untuk antri ke kasir.
Setelah melihat menu dimsum yang ditawarkan, Hinata memesan satu paket lengkap. Jujur, di desanya Hinata jarang makan-makanan yang seperti ini. Mungkin setelah mencobanya Hinata akan belajar untuk memasaknya juga.
"Hinata?" merasa dipanggil, Hinata menoleh dan menemukan pria gempal yang kemarin makan dengannya. "Kau mau makan siang?"
"Aku memesan untuk dibawa pulang. Untuk makan siangku sendiri. Chouji-san akan makan di sini juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Bond - ShikaHina [Shikamaru x Hinata]
FanfictionRating: T+ Pernikahan itu seharusnya adalah sesuatu yang sakral, sesuatu yang dilakukan atas dasar cinta. Hinata tidak memungkiri jika ia ingin menikah dengan orang yang ia cintai. Tapi, jika sudah terikat begini, Hinata harus bagaimana? "Hanya dua...