10

1K 151 13
                                    

All Naruto's characters are belong to Masashi Kishimoto.

Saya Cuma pinjem doang, kok. Selamat membaca.

Warning: OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, (maybe) a bit lemon (soon)!

.

.

"Sato–"

"Satoru? Sayang? Kau datang dengan siapa?" Sakura mendekat dan berjongkok pada Satoru. Hinata menatap bingung melihat Satoru yang diam saja dielus-elus oleh Sakura.

"Aku datang bersama Kak Konohamaru. Mau bertemu sensei." Sakura mengikuti arah pandang Satoru yang menatap Hinata. Lalu, Sakura berdiri.

"Kau gurunya Satoru?" Sakura bertanya pada Hinata.

"Ah, iya. Maaf belum memperkenalkan diri. Saya Hinata Nara. Guru Satoru di sekolah." Hinata membungkuk sopan. "Haruno-san mamanya Satoru?"

"Iya. Tapi yang jadi walinya Satoru adalah ayahnya. Hinata-san tahu 'kan?" Hinata mengangguk. Kini Hinata tahu dari mana wajah imut Satoru berasal.

"Sabaku-san, bisa ikut sebentar? Aku ingin Anda memastikan menu masakan yang datang." seseorang datang dan menghampiri Sakura.

"Baik. Hinata-san, boleh aku titipkan Satoru sebentar?" Hinata memberikan anggukan pertanda mengiyakan. Otaknya memproses kejadian yang terjadi dengan sangat lama. Bahkan sampai Sakura menghilang dari pandangannya pun Hinata masih terdiam.

"Kak Hinata, di rumah kakak tidak ada siapa-siapa, ya?" Konohamaru mengalihkan fokus Hinata.

"Iya. Suami kakak sedang pergi tugas sedangkan Kak Neji juga sedang pergi ke Tokyo. Kenapa memangnya?"

"Tidak papa. Aku hanya ingin minta es krim dan biskuit buatan kakak saja kok." Hinata tersenyum lembut.

"Nanti kakak buatkan. Sekarang, bisa bantu kakak untuk membagikan ini?" antrian anak-anak yang ingin mengambil barang donasi memanjang. Hinata sedikit melupakan aktivitasnya tadi.

.

.

Acara di panti telah selesai. Satoru pulang bersama ibu kandungnya. Setelah mengobrol lebih jauh, Hinata mendengar kalau Sakura resmi berpisah dengan Sasuke sejak Satoru umur dua setengah tahun. Kemudian, Sakura menikah dengan Gaara Sabaku lima tahun yang lalu. Rasanya seperti semua hal terjadi pada lima tahun yang lalu, ya.

Hinata bantu beres-beres di panti hingga malam. Inginnya sih ia lebih lama di panti tapi besok ia harus bangun pagi. Sekolah sudah akan dimulai lagi. Saat membuka pintu rumahnya, Hinata mengernyit. Lampu ruang tengah menyala. Seseorang ada di rumahnya.

"Kak Neji?" Hinata menggantung mantelnya. Ia berjalan ke ruang tengah dan melihat seorang pria yang sedang menunduk.

"Shikamaru?"

Suami Hinata duduk di sofa. Pakaiannya kembali berantakan tapi ia tidak terluka seperti sebelum-sebelumnya. Merasa tidak ada tanggapan, Hinata duduk di samping Shikamaru.

"Hei, kau tidak apa-apa?"

Hinata menyentuh bahu Shikamaru. Akhirnya Shikamaru menoleh tapi wajahnya sangat kacau. Mata Shikamaru melotot, di pipinya ada jejak-jejak air mata, dan hidung Shikamaru sedikit berair. Tanpa aba-aba, Shikamaru menenggelamkan dirinya ke pelukan Hinata.

"Aku... Aku... Aku membunuhnya, Hinata." Hinata terbelalak. Tangannya yang hendak memeluk Shikamaru melayang di udara. Setelah mengendalikan diri, Hinata mengelus-elus suaminya.

Unwanted Bond - ShikaHina [Shikamaru x Hinata]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang