All Naruto's characters are belong to Masashi Kishimoto.
Warning: OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, (maybe) a bit lemon (soon)!
.
.
Tahun ajaran sudah berganti. Hari ini Hinata akan bertemu dengan wajah-wajah baru yang akan menjadi muridnya selama setahun ke depan. Sedikit sedih rasanya karena harus melepas muridnya tahun lalu. Tapi, perasaan itu akan terus ada setiap waktu, 'kan?
"Hinta-sensei, baru tiba?" Hinata mengangguk pada Shizune. "Kemarilah. Ada tenaga pengajar baru untuk kelas empat yang bergabung mulai hari ini."
Hinata ditarik masuk ke ruang guru oleh Shizune, rekan kerjanya yang berjaga di UKS. Ketika masuk, Hinata bisa melihat rekan-rekan gurunya sedang mengerubungi sesuatu. Tepatnya seseorang. Saat perlahan kerubungan itu menghilang, Hinata bisa menemukan surai hitam dan wajah yang selalu tersenyum.
"Sai?"
.
.
Satoru menatap Nanami horor. Temannya itu seharian ini terus-terusan tersenyum. Penyebabnya tidak lain adalah karena wali murid baru mereka di kelas empat. Shimura Sai. Harus Satoru akui, guru barunya itu memang tampan tapi ia tetap kukuh kalau yang cocok bersanding dengan Hinata-sensei itu cuma ayahnya seorang.
"Sepertinya aku mau punya ayah sambung!" Nanami berujar dengan semangat. Satoru yang sedang menunggu jemputan berdecak sebal.
"Siapa?"
"Sai-sensei!"
"Jangan mimpi. Memangnya Sai-sensei mau sama bundamu yang galak itu?" Nanami melotot pada Satoru. Gini-gini dia itu tim sayang Bunda Karin.
"Lagian Sai-sensei itu cocoknya sama orang lain." lanjut Satoru.
"Sama siapa?"
"Hinata-sensei."
Nanami menyetujui dalam hati. Memang sih sepertinya kedua sensei-nya itu cocok-cocok saja. Apalagi sama-sama seorang guru dan memiliki senyuman yang indah. Tapi, sesuai nasihat Paman Naruto yang seminggu sekali datang ke rumahnya, Hinata-sensei itu sudah menikah dan tidak boleh dijodohkan dengan orang lain.
"Hinata-sensei itu cocoknya jadi mamaku!"
Satoru dan Nanami menoleh. Siapa lagi yang mau ikut jadi geng berebut Hinata-sensei?
"Siapa kamu?"
Satoru bertanya pada seorang bocah yang sedikit lebih pendek darinya. Bocah itu punya tanda lahir berbentuk segitiga di kedua ujung jidatnya. Sekilas seperti tato.
"Aku Hiro Inuzuka." bocah itu berucap bangga. "Papaku seorang duda."
.
.
"Yo, Shika!" Shikamaru menoleh pada seorang pria paruh baya yang mendekatinya.
"Terima kasih ya, sudah merekomendasikan sekolah untuk anakku!" itu adalah kepala divisinya, Kiba Inuzuka.
"Iya." Kiba yang tadinya tersenyum kembali berwajah datar.
"Kau ini memang tidak bisa lebih ramah, ya!" Kiba 'menepuk' punggung Shikamaru hingga anak buahnya itu merasa nyeri.
"Oy, Shika. Ada yang mencarimu tuh!" Ayame datang dengan segelas kopi di tangannya.
"Siapa?"
Shikamaru dihiraukan. Ayame sudah mulai ribut dengan Kiba yang minta dibelikan kopi juga. Sambil mendesah, Shikamaru berdiri dan pergi menemui orang yang menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Bond - ShikaHina [Shikamaru x Hinata]
FanfictionRating: T+ Pernikahan itu seharusnya adalah sesuatu yang sakral, sesuatu yang dilakukan atas dasar cinta. Hinata tidak memungkiri jika ia ingin menikah dengan orang yang ia cintai. Tapi, jika sudah terikat begini, Hinata harus bagaimana? "Hanya dua...