Langit sudah sedikit menggelap, derup langkah kaki keluar dari gerbang sekolah. Wajahnya terlihat lelah, seragamnya sudah lusuh akibat beraktivitas seharian.
"Kenapa harus ikut olimpiade lagi sih," gerutu sang gadis. Dia adalah Kazumi.
Semilir angin menerbangkan anak rambutnya, saat ini dia sedang berada di dekat rel kereta. Entah kenapa hawanya sangat aneh kali ini.
"Apa ada yang mengincar ku lagi..?" gumamnya sembari menatap sekitar.
Teng! Teng! Teng!
Bunyi pembatas, tanda kereta akan melintas sebentar lagi. Kazumi yang sendirian sedang menunggu pembatas kereta itu terangkat.
Past!
"Ukh-!"
Seseorang mencekik Kazumi dari belakang, seolah mendorongnya untuk mendekat ke arah rel kereta. Saat sudah di tengah rel, cekikan itu terlepas. Namun, suara kereta yang melaju kencang mulai mendekati Kazumi.
Tubuhnya terasa kaku, Kazumi mencoba menggerakkan dirinya dari sana.
'Tamatlah riwayatku kali ini ...'
---
"Haah, segarnya!" Akari keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil di kepalanya.
"Kau itu mandi atau tidur sih? Lama sekali," gerutu Akira dari ruang tengah.
"Berisik deh! Sudah lama aku tidak berendam tau!" cibir Akari lalu duduk di samping Akira.
Seperti biasa keduanya menonton televisi bersama, bosan dengan channel yang sedang di tonton Akari mengambil remot lalu menggantinya. Ada sebuah berita di sana.
"Loh..? Kecelakaan lagi?"
"Eh? Itu bukannya di tempat rel kereta berita beberapa hari yang lalu?"
Perkataan Akira membuat Akari melihat lagi tempat kejadian. Matanya menangkap sang korban yang ditutupi kain, samar-samar ia melihat rambut hitam panjang.
"Korbannya siswa SMA lagi.." Lagi-lagi perkataan Akira membuat Akari membulatkan matanya.
'Masa sih? Itu ... dia?'
---
Mentari menunjukkan dirinya, seperti biasa Akari akan berangkat ke sekolah. Dan melintasi rel kereta seperti biasanya. Gadis bersurai coklat itu ada disana lagi.
Kali ini bukan bermain dengan kucing ataupun dengan gantungan kunci daun Ginkgo, tetapi dia berdiri tidak jauh dari tempat kecelakaan semalam. Raut wajahnya sedih, dan tatapan matanya kosong.
Hal itu membuat Akari bingung. "A-anu, apa-"
Ucapan Akari terpotong saat sebuah kereta melintas dengan cepat di hadapannya. Samar-samar ia melihat gadis itu sedang menatapnya sebentar.
'Tatapannya begitu kosong, tidak seperti biasanya ...'
Sesampainya di sekolah, Akari hanya melamun selama jam pelajaran. Kepalanya pusing memikirkan berbagai teori tentang kejadian hari ini dan hari sebelumnya.
"Akari! Akari! Akari-chan!"
"Eh, ah? Ada apa Chizu-chan?"
"Akhir-akhir ini kau sering melamun, apa kau baik-baik saja?"
Akari menggeleng, lalu tersenyum. "Tidak kok, aku baik-baik saja. Mungkin aku sedikit lelah.."
"Begitu ya, kalau ada sesuatu bilang padaku. Untuk sekarang lebih baik istirahat kan tubuh mu," Chizu mendorong Akari keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn Memory
Mystery / ThrillerSemuanya bermula saat gadis bernama Mizuki Akari bertemu dengan gadis rel kereta api. Tidak sampai di sana, dia juga bertemu dengan gadis lain dengan mata merah yang menyimpan misteri. Misteri demi misteri terus bermunculan, kedatangan orang baru me...