“Dia sudah kembali?”
Gadis itu mengangguk sebagai balasan, “Semalam aku bertemu dengan dia.”
“Ojou-sama tidak apa-apa 'kan?!” khawatir gadis bersurai violet.
“Kalau aku celaka, mana mungkin aku bisa berada di sini?” sarkasnya. “Daripada itu, bagaimana dengan tugasmu?”
“A-ah itu, sekarang 'dia' lebih sering mengunjunginya. Sepertinya memang ada kaitannya.”
Matanya melirik pria bersurai hitam, “Haah, dia semalam bertemu dengan sepupunya itu.”
“Rasa penasarannya sudah menguasai dirinya.” Mendengarnya gadis itu tersenyum simpul.
“Anu, ojou-sama, gadis bersurai putih itu mau di apakan?”
“Biarkan saja, toh urusanku dengannya sudah usai.” Pria dan gadis itu saling bertatapan, melihat sang nona heran.
'Dia itu, kenapa bisa muncul lagi, ya?'
–––
“Hm~ hm~ hm~” menatap ke jendela tiba-tiba raut Akari menjadi murung. “Dia kemana, ya? Tidak biasanya.”
Tok! Tok! Tok!
“Onii-chan ada tamu!!” seru Akari yang kebetulan sedang berada di ruang tamu.
“Tolong bukakan pintu Akari! Sepertinya itu teman ku!” seru balik Akeru.
Akari mendengkus kesal, “Kenapa harus aku coba?” tangannya memutar kenop pintu.
“Kon'nichi– ah, kau gadis yang tadi?”
“Etto ... temannya Akeru-nii?”
“Ah! Kenzie, kau sudah sampai rupanya.” Akeru muncul di belakang Akari. “Ng? Ini adikku, Akari.”
“Oh!! Akari, ya? Sudah besar saja. Aku sampai tidak mengenali mu tadi!” Kenzie tersenyum ramah.
“Tadi? Kalian berdua sempat bertemu?” Akeru menatap Akari, yang di tatap hanya mengangguk. “Tadi, saat aku ke minimarket.”
“Ahaha, aku baru datang lagi kemari, tidak di sangka banyak sekali perubahan,” Kenzie menggaruk tengkuknya.
“Maa, sudahlah, mau sampai kapan kau di situ. Ayo masuk,” ajak Akeru.
“Kau itu ...” Kenzie menoleh ke arah Akari. “Hm? Kau bilang sesuatu?”
“Ah, tidak! Lupakan saja, hehe.”
–––
Matanya terbuka, menyesuaikan cahaya yang masuk. Tubuh rapuhnya bangun, memegang kepalanya yang pusing. Tragedi semalam berputar jelas di kepalanya.
“Ah! Tuan sudah bangun, apa ada yang sakit?” tanya wanita paruh baya dengan khawatir.
“Aku baik-baik saja, Amia-san,” jawab laki-laki bersurai raven itu.
“Syukurlah, ah, tadi Kenichi-san, Makoto-san kemari.”
“Hm? Untuk apa?”
“Sepertinya ingin menjenguk tuan, Kenichi-san juga meninggal sepucuk surat.” Sora mengernyit, “Surat?”
“Itu ada di atas meja.” mata birunya melirik ke meja kecil, sedetik kemudian dia menghela nafas. “Baiklah, terima kasih Amia-san.”
“Saya permisi dulu, kalau ada sesuatu tolong panggil saya.”
“Iya.”
Setelah Amia meninggalkan kamar Sora, Sora menatap surat yang berada di atas meja itu. Batinnya bertanya-tanya, sebenarnya apa isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn Memory
Mystery / ThrillerSemuanya bermula saat gadis bernama Mizuki Akari bertemu dengan gadis rel kereta api. Tidak sampai di sana, dia juga bertemu dengan gadis lain dengan mata merah yang menyimpan misteri. Misteri demi misteri terus bermunculan, kedatangan orang baru me...