05 ;

6 2 0
                                    

Akari terdiam menatap lurus ke arah depan, tempat gadis bersurai coklat itu berdiri. Tatapan mereka bertemu sejak beberapa menit yang lalu, Akari dapat melihat di dalam manik coklat itu tersirat sedikit rasa rindu yang tertuju pada seseorang.

Dengan posisi bersebrangan di batasi rel, mereka tenggelam dalam pikiran masing masing, menciptakan hening di tengah langit sore. Sampai lamunan Akari buyar seketika saat gadis di hadapannya tersenyum.

"Akhirnya kita bertemu ya.." ucapnya membuat Akari tergagap.

"A— u um.. ya"

"Bagaimana kabarmu?"

Akari mengusap tengkuknya, "yah.. seperti yang kau lihat.." gadis itu mengangguk kemudian terdiam menciptakan suasana canggung.

"Aku.. memiliki banyak pertanyaan untukmu.."

"Hmm~? Apa ituu?"

Akari menundukkan kepalanya merasa canggung sebelum sadar sebuah kereta akan melintas dan membawa sosok itu pergi lagi.

"Ah, mungkin di lain waktu—"

"TUNGGU! Setidaknya jawab satu pertanyaanku.. Apakah kita pernah bertemu?" Seru Akari menatap gadis itu penuh harap.

Ia mengerjap cepat, menatap Akari kemudian tertawa, "tidak usah terburu-buru, kau akan tau nanti." Akari kembali menatapnya bingung,

"Sampai saat itu tiba, aku akan tetap disini—"

"—Menunggu kalian, dan kita akan bersama lagi."

Deg!

Akari membulatkan matanya, "Tunggu! Apa maksud—"

Teps!

"AKARI!"

Akari mengerjapkan matanya terkejut saat mendengar suara Akira menggema di pendengaran nya bersamaan dengan tangannya yang di tarik menjauh

'Ingat aku Akari ...'

Gadis itu tetap disana, tersenyum tipis sembari melambai pada Akari, hingga sebuah kereta melintas dan—

BRAAK!!

Akari berjalan gontai melewati rel kereta api. Matanya melirik sekilas ke seberang, tak seperti biasanya, gadis itu tak ada disana, hanya ada kucing yang sedari tadi mengeong seolah memanggilnya.

sekali lagi Akari menghela nafas teringat mimpinya semalam.

"Kenapa dia tak ada ya?"

'Siapa gadis itu? Kenapa rasanya ada yang kurang saat aku tak melihatnya? batin Akari.

'Apa dia seseorang yang ku kenal?'

'Ugh, aku mengantuk ...' Akari menguap, kembali melamun memikirkan apa yang akhir akhir ini terjadi hingga tak sadar ia menabrak seseorang di hadapannya.

BRUUK!

"Auch!"

Akari meringis mengusap bagian bawah punggungnya, "Kau tak apa?"

Mendengar suara yang agak familier, Akari mendongak.

'Dia masih hidup?!'

____

"Sial, sejak kapan semuanya jadi serumit ini.." keluh Kazumi, jarinya terus bergerak menggeser layar handphone nya.

Pikirannya kembali melayang pada kejadian kemarin.

Autumn MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang