0.13. Merencanakan siasat
Utamakan vote terlebih dahulu ya para readers Nioraaa, jangan pelit vote ya guys^<
•
•
•
•
•Happy Reading all🕊️
Di sebuah tempat yaitu di cafe, terdapat dua manusia berbeda gender yang sekarang tengah berbicara serius. Seorang wanita yang sedari tadi menampakkan senyum smirknya sambil memikirkan siasat yang sudah ia rencanakan.
"Jadi gimana? Kamu setuju? Saya tidak keberatan kalau kamu tidak ingin melakukannya, saya bisa mengajak orang lain untuk menghancurkan mereka." Ujar seorang wanita tersebut, sambil menyesap segelas Americano di tangannya.
"Rencana Lo gak buruk, Gua lumayan tertarik, Gua setuju." Balas lelaki di hadapan wanita itu.
"Bagus vano, itu adalah pilihan yang sangat tepat."
"So, rencana awalnya seperti apa?" Tanya si lelaki tersebut yang bernama Vano.
🕊️🕊️🕊️
Cyra sedang memulai panggilan video call dengan Arsen di dalam kamarnya, ia dengan santainya memperlihatkan wajah bangun tidurnya sedangkan Arsen di sana sudah sangat tampan dan segar seperti daging fresh, eh gak deng canda.
Cyra melihat dirinya di cermin ajaibnya dan ia sungguh terpukau, betapa acak-acakan sekali rambutnya seperti singa."Mas, aku cantik enggak?" Entah ada angin dari arah mana tiba-tiba Cyra ingin menanyakan hal itu, Arsen di seberang sana masih fokus dengan laptopnya lantas mengalihkan pandangan ke sang istri alias permaisuri hatinya asekk.
"Cantik, kenapa?" Jawaban singkat padat dan jelas dari Arsen membuat Cyra kurang puas, ia ingin lebih!
"Kok gitu doang sih jawabnya, kamu pasti bohong kan! Aku gak cantik kan?!" Ujar Cyra dengan mimik wajah sebal dan bibirnya yang mengerucut.
"Beneran, kamu kenapa?" Lagi-lagi Arsen menegaskan jawabannya, Arsen benar-benar tidak peka ya gak guys?
"Emang kamu mau seperti apa jawaban dari saya, hum?"
"Aku tuh maunya yang panjang, padat dan jelas. Sedangkan kamu jawabnya sama singkat, padat dan kurang jelas!" Cerocos Cyra panjang kali lebar kali sisi.
Terdengar hembusan nafas kasar Arsen di seberang sana, sepertinya Arsen harus mulai lebih bersabar lagi dengan istri manja plus bar-bar nya ini.
"Iya kamu cantik banget sayang," Cyra yang pertama kali mendengar Arsen memanggil nya dengan kata 'sayang' pun MELEYOT.
"Aaaaaaa tumben banget kamu manis mas, habis ketimpuk apaan?" Dasar Cyra giliran di jawab dengan panjang, padat dan jelas. Ia malah bilang 'tumben', untung saja suaminya adalah Arsen yang memiliki kesabaran tingkat dewa, berbeda dengan Cyra yang kesabarannya setipis tisu.
"Dasar kamu ini, malam saya pulang ya." Ujar Arsen.
Malam kemudian....
"MASSSSSSSSS!" Teriak Cyra sesaat setelah Arsen sampai di Bandara.
Cyra pun lantas berlari dan memeluk erat suaminya, biar gak di bawa kabur sama cabe-cabean ataupun Tante girang. Because, banyak tatapan mata yang mencuri-curi pandang suaminya.
"Runduuuu tauuuu," ujar Cyra dengan manjanya sambil bergelayut di tangan Arsen.
"Jangan rindu, berat. Kamu gak akan kuat, biar saya saja." Ujar Arsen menirukan suara dan ucapan Dilan, Cyra tak kuat menahan diri untuk tidak tertawa kencang alias ngakak kencang.
Di sepanjang perjalanan, Cyra tak habis-habisnya menanyakan banyak hal pada Arsen.
"Di sana pasti banyak yang centil ke kamu kan?!"
"Pasti pas mas di sana, mas genit ke cewek lain, iya kan?"
"Di sana ada yang pegang-pegang mas enggak?"
"Ada yang lebih cantik dari aku enggak di sana?"
"Mas kepincut cabe-cabean enggak?"
"Mas sayang aku gak?"
Dan masih banyak lainnya pertanyaan yang dilontarkan Cyra yang sungguh membuat telinga Arsen seperti kena setrikaan yang menyala, ya panas. Untung sayang, kalau tidak mungkin sudah Arsen lempar ke luar hahaha.
Tidak terasa mereka pun sudah tiba di kediamannya, Arsen terus menggandeng tangan Cyra yang aktif alias gak mau diem, karena sedari tadi berjingkrak-jingkrak sambil memegang banyak paper bag berisi oleh-oleh dari Jerman.
Arsen berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di atas, di susul Cyra yang mengekor. Arsen lalu membuka jas serta kemejanya, Cyra yang pura-pura polos menutup mata ketika melihat pemandangan roti sobek di hadapannya.
Arsen hanya tersenyum melihat tingkah Cyra yang makin kesini makin kesana, eh gak deng canda.
Dari pada hanya berdiam diri, Cyra memutuskan lebih baik ke bawah membantu membuat makan malam.
Selang beberapa jam....
Cyra berjalan menaiki tangga untuk memanggil suaminya makan malam bersama dengan dirinya dan bik Ani asisten rumah tangga mereka.
Sehabis makan malam, Cyra dan Arsen memutuskan untuk menonton si kembar namun yang satunya botak dan yang satunya ada rambut ke atas panjang kayak angka satu, kalian pasti tau kan?
"Kamu sudah besar tapi menontonnya masih Upin Ipin kayak bocah, inget umur." Celetuk Arsen, Cyra yang rebahan di pahanya lantas mendongak untuk melihat si pelaku yang bilang begitu. Hei, Cyra ini masih muda!
"Apa kamu bilang? Aku kayak bocah? Iya! Aku emang kayak bocah, kenapa?" Sahut Cyra menantang, Arsen hanya tersenyum dan menjawil hidung Cyra gemas.
🕊️🕊️🕊️
Semoga kalian terhibur, bye bye guys
Salam manis
Sheshe❤️
See you all....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband [On Going]
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PLEASE JANGAN JADI PEMBACA GELAP GUYS❤️ [Budayakan Vote, comment and share ya guys] [Cerita akan direvisi setelah End] ------------ Bagaimana jadinya jika kalian dijodohkan dengan guru kalian sendiri? ini lah yang dirasakan...