0.14. Jebakan
Happy Reading
🕊️🕊️🕊️
Pagi ini Cyra dan Arsen sudah siap di meja makan, eh mungkin lebih tepatnya Arsen yang sudah duduk santai di kursinya. Sedangkan, Bik Ani masih sibuk berkutat di dapur membersihkan sisa-sisa masakannya tadi. Sementara, Cyra menghidangkan hasil masakan mereka.
"Enak sekali wanginya" Ujar Arsen, ketika Cyra datang dengan hasil masakannya dan Bik Ani.
"Kayaknya bos besar udah laper nihh." Ujar Cyra diselingi tawanya, lalu Cyra mengambilkan lauk pauk untuk Arsen di piringnya.
"Bik Aniiii... Ayok sarapan bersama," panggil Cyra, Bik Ani yang merasa terpanggil pun datang menghampiri Keduanya.
"Tidak usah Non, Tuan. Bibi bisa makan di belakang saja nanti," jawab Bik Ani dengan tersenyum tulus, tapi bukan Cyra namanya kalau keinginannya tidak bisa ia penuhi. Cyra pun berdiri dari duduknya, dan menarik pelan Bik Ani menuju kursi di depannya dan Arsen untuk makan bersama. Dan mau tak mau Bik Ani pun menurut untuk sarapan bersama.
Setelah sarapan Arsen dan Cyra pun menuju sekolah. Namun, tampaknya hari ini Arsen tidak mengajar dulu di sekolah karena ada meeting penting dengan kliennya dari Jepang.
"Aku pamit ya, mas hati-hati di jalan jangan ngebut." Ucap Cyra dilanjut dengan mencium tangan suaminya.
"Iya sayang, Saya sepertinya hari ini akan lembur. Jadi, kamu tidak perlu menunggu saya pulang. Ingat, jangan nakal." Pesan Arsen dan Arsen pun mengecup dahi Cyra sesaat sebelum Cyra melangkah keluar dari mobil.
"Ya udah, aku turun ya." Ujar Cyra, Arsen pun mengangguk dan melenggang pergi bersama mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah. Cyra pun melangkahkan kakinya menuju ke dalam, sesampainya di lorong sekolah.
"Cyraaaaaaaaaa, i Miss you so much babyyy." Teriak luna kencang dari arah belakang dan memeluk erat Cyra, Cyra pun terhuyung ke belakang karena tidak siap dengan serangan dadakan dari sahabatnya.
"Ah elahh alay Lo, kaget tau gue. Kalau kita nyungsep (tersungkur) gimana?" Omel Cyra dan Luna yang kena omelannya pun hanya bisa cengar-cengir.
"Bagus dong kalau kita nyungsep, nanti tiba-tiba ada pangeran tak bersayap datang fyuhhhhh ke kita terus dia tangkap badan gue." Jawab Luna dengan watados (wajah tanpa dosa) nya, Cyra pun hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah random Luna yang sudah biasa.
"Eh...eh, itu kan si Gio." Ujar Luna dengan arah pandangan menuju Gio yang berjalan ke arah rooftop sekolah.
"Terus kenapa emangnya sama dia?" Ujar Cyra sewot, ia sangat jengkel jika sudah membahas mengenai mantan pacar sialannya itu.
"Siapa tau gitu kan lo masih kepo tentang dia," ujar Luna dengan wajah yang mesam mesem tak jelas.
"Idihh ogah! Gak yauuuu, gue udah bodo amat sama tuh orang. Mau dia jungkir balik kek, salto, kayang, sikap lilin, bodo amat! Gue gak peduli!" Ujar Cyra kesal, enak saja di kira ia masih kepo tentang mantannya itu. Aduh gak dulu dehh mending ke laut aja orang kayak gitu.
Ditengah perdebatan keduanya, ternyata Gio balik lagi dari arah rooftop sekolah menuju lorong yang sama dengan mereka.
"Aneh banget ya, dia kayak menjauh gitu. Biasanya kan kalau ketemu Lo pasti dia selalu mohon-mohon buat balikan, eum apa dia udah ada pengganti Lo ya?" Ucap Luna dengan tangan kiri bersidekap dan tangan kanan di dagu sambil berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband [On Going]
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PLEASE JANGAN JADI PEMBACA GELAP GUYS❤️ [Budayakan Vote, comment and share ya guys] [Cerita akan direvisi setelah End] ------------ Bagaimana jadinya jika kalian dijodohkan dengan guru kalian sendiri? ini lah yang dirasakan...