Chapter 2

970 68 42
                                    

02. Di masakin calon suami?

Happy reading

🍃🍃🍃

Pukul 20.00

Makan malam hari ini terasa berbeda dengan makan malam biasanya. Rasanya Cyra ingin segera pergi ke kamarnya, kenapa bisa? Ya karena kedatangan keluarga dari calon suami gadis cantik bernama Cyra Greesa Mahastama ini.

Bimo, ayah Arsen. Yang merasakan hawa canggung di meja makan pun lantas mengangkat suara untuk mencairkan suasana.

"Maaf sebelumnya, Kedua anak kami kemungkinan sedikit datang terlambat. Mungkin karena terjebak macet, tau sendirilah Jakarta seperti apa." Ujarnya tak enak.

'Gimana sih gak tepat waktu banget jadi orang.' - gerutu Cyra dalam hati.

"It's okey, santai ajalah Bim. Jakarta itu kan emang sering macet. Oh ya, putri bungsu mu itu bukannya seumuran ya dengan Cyra?" Timpal Vero santai dengan senyuman nya, lalu dia teringat. Bahwa sahabatnya ini juga, memiliki seorang putri yang seumuran dengan anaknya itu.

"Ah ya, putri ku juga sekolah di SMA Alaska tepatnya sekarang kelas 12 MIPA 1." Jawab Bimo mengingat anak gadisnya yang yang cuek itu, persis seperti bundanya dulu.

"Loh? Cyra juga kelas 12 MIPA 1 bukannya nak?" Tanya mamah Agatha pada putrinya, yang sedari tadi hanya diam sambil mengaduk makanannya itu.

"Emm iya, mungkin anak om tante salah satu temen sekelas ku." kini Cyra mengangkat wajahnya untuk melihat lawan bicaranya.

"Kebetulan sekali kalau begitu."bukan Bimo yang menjawab, melainkan bunda Riri lah yang menjawabnya dengan tersenyum manis ke arah Cyra.

"Kalau boleh tau nama anak Tante siapa ya?" ujar Cyra penasaran.

"Anak gadis Tante atau anak cowok tante yang bakal jadi suami kamu?" Goda Riri, yang sekarang bisa dilihat jelas wajah Cyra yang sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Dua-duanya Tan, hehe." Cengir Cyra polos.

"Nama anak Tante itu..."

"Assalamualaikum, maaf kami terlambat." Ujar sepasang adik kakak berbarengan. Dan astaga, kalian tau sekaget apa wajah Cyra yang melihat gadis manis disamping seorang laki-laki yang juga baru datang itu.

"Vio?"

"Cyra? Jadi?" Pekik Violetta tertahan, setalah menyadari bahwa seorang gadis yang akan dinikahi oleh abangnya itu adalah sahabatnya sendiri?

"Sudah-sudah di lanjut nanti saja mengobrol nya. Arsen, Vio kemari nak. Perkenalkan diri kalian dulu," ujar Bimo menengahi acara kaget-kaget an keduanya.

Acara makan malam pun selesai, kini dua keluarga tersebut sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Arsen, Cyra. Om dan papah mu ini, sudah sejak lama ingin menjodohkan kalian. Dan baru bisa terealisasi kan saat ini," jeda Bimo. Sambil menatap wajah dua orang yang berbeda usia dihadapannya, "jadi, kami berharap kalian tidak mengecewakan kami." Sambung beliau.

"Sebelumnya, Arsen izin berbicara empat mata dengan Cyra." Ujar Arsen bersuara.

"Silahkan, kami akan menunggu jawaban dari kalian." ucap para orang tua.

Saat ini mereka berdua duduk di kursi taman samping rumah keluarga Mahastama. Keduanya sama-sama terdiam, hanya suara jangkrik lah yang menemani keheningan di antara pasangan itu.

"Pak, apa bapak akan menolak perjodohan ini?" ucap Cyra dengan wajah yang seperti enggan menatap lawan bicaranya.

Sesaat kemudian, suasana kembali hening. Dua-duanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

My Perfect Husband [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang