0.24. Balas Dendam
•
•
•
•
•
Happy Reading🦀"Tangkap dia!" Ujar Calvin dengan diikuti para polisi di belakangnya.
Calvin segera memapah Arsen memasuki mobil dengan Cyra, untuk segera pergi ke Rumah sakit.
"Buru Vin, darahnya semakin banyak." Ujar Cyra panik, sambil terus memeluk Arsen.
Tak lama mereka segera sampai di rumah sakit terdekat, Arsen langsung masuk ke ruang operasi. Cyra dan Calvin hanya bisa berusaha berdoa, di tengah kepanikan mereka Luna dan Vio juga Elvano pun datang.
"Tenang Cy, bang Arsen pasti bisa bertahan kok." Ujar Vio dengan memeluk sahabatnya, Luna sedang mengusap-usap punggung Cyra agar bisa lebih tenang.
"Karena masalah ini perlu segera di tanganin gua dan Elvano bakal pergi ke kantor polisi dulu, gak lama kita juga bakal balik cepet kok." Cyra dan kawan-kawannya hanya mengangguk, kemudian setelah beberapa jam akhirnya Arsen di pindahkan ke ruang rawat inap.
"Operasinya lancar, tolong usahakan pasien jangan banyak gerak terlebih dahulu agar jahitan pada lukanya tidak terbuka." Jelas dokter tersebut, lalu ia pun melenggang pergi.
Cyra mengusap lembut tangan Arsen, ia ingin Arsen bisa segera sadar. Namun Cyra merasa sangat mengantuk, Cyra pun lalu tertidur dengan beralaskan tangan Arsen sedangkan Luna dan Vio sudah kembali pulang dan orang tua mereka akan datang besok pagi.
Beberapa saat kemudian Arsen mencoba menggerakkan jarinya, dan matanya terbuka ia melihat ke samping dan tersenyum menatap Cyra. Perlahan ia menggerakkan tangannya dan mengusap lembut rambut Cyra.
🍑🍑🍑
Di sisi lain, seseorang merasa geram lagi-lagi rencananya gagal. Lalu dia tersenyum smirk, seolah-olah dia memiliki rencana lain.
"Tidak masalah rencana Gio gagal, gue punya rencana tersendiri." Ujar seseorang tersebut.
"Gue bakal pastiin Lo Cyra bakal sengsara, dan anak Lo bakal mati hahahaha." Ujarnya lagi.
Sedangkan di tempat lain Calvin dan Elvano sedang menginterogasi Gio, Calvin curiga ia yakin pasti masalah ini belum kelar sepenuhnya.
"Ngaku Lo, kali ini Lo bekerja sama dengan siapa buat nyelakain Arsen dan Cyra." Desak Calvin, Gio tertawa mendengar pertanyaan itu tentu saja dia tidak akan mau mengaku.
"Lo pikir gua bakal ngaku? Gak akan! Gua udah rencanain ini semua dari lama, ya walaupun mereka gak mati seenggaknya gua udah lukain mereka." Ujar Gio dengan sinis.
"Gila Lo! Lo itu terlalu obsesi, padahal kalau Lo lupain masa lalu Lo bakalan bisa ketemu orang yang baik dan hidup Lo bakal bahagia." Kini Elvano mulai menanggapi, Elvano sangat mengenal sifat Gio karena bagaimanapun mereka sempat dekat.
"Gua gak akan pernah mau maafin kakak jalang Lo itu, ini semua karena salah dia harusnya dia mau balikan sama gua bukan malah nikah sama guru bajingan itu!" Sentak Gio, Elvano yang geram tak terima mendengar makian untuk kakaknya pun segera memukul wajah Gio.
"Udah El, Lo harus tenang. Kita biarin dulu dia, lebih baik kita balik dulu ke rumah sakit." Lalu mereka pun pergi meninggalkan penjara itu.
🍑🍑🍑
Sinar matahari mulai malu-malu menapakkan wujudnya di celah-celah gorden ruang inap di rumah sakit, kedua pasangan itu tampaknya masih larut dalam tidurnya dengan Cyra di sebelah Arsen.
Cklek
"Ups, pasutri nya masih tidur guys." Ujar Orang tersebut, keempat orang yang diambang pintu itu saling tatap seolah-olah mengerti dengan situasinya.
"Udah Lun, kita ke kantin aja dulu sekalian nanti baliknya bawain makanan buat mereka." Ujar Vio, lalu Elvano langsung menggenggam tangan Vio dan pergi duluan meninggalkan Luna dan Calvin.
"Wah parah ninggalin, ayok beb Lun kita ikutan kayak mereka." Luna bergidik geli mendengar panggilan dari Calvin, sangat alay ya say.
"Udah diem ih, buruan kejar mereka keburu pergi jauh." Calvin mengejar Luna yang berjalan duluan, lalu ia pun ikut menggenggam tangan Luna seperti Elvano yang menggenggam tangan Vio.
Di sisi lain, Cyra yang mendengar kegaduhan dari luar sontak terbangun. Ia bergegas ingin turun dari brankar rumah sakit, namun badannya tiba-tiba di tahan oleh orang lain yang tak lain Arsen.
"Gini dulu aja, aku masih ngantuk." Arsen mempererat pelukan mereka, seolah tak membiarkan Cyra pergi darinya.
"Malu ih, tadi kayaknya ada yang masuk ke ruangan kita." Cyra cemberut, membayangkan orang tersebut melihat ia dan Arsen tidur berpelukan.
"Gapapa, biarin aja gak usah dipikirin." Arsen sendiri sibuk mengelus-elus perut Cyra, seperti sedang menyapa anak mereka.
Cklek
"Aduh Arsen bunda minta ma-" Bunda Riri dan ayah Bimo masuk ke dalam ruangan, dan diam sambil tersenyum melihat ke arah Arsen dan Cyra.
🦐🦐🦐
HAII NIORESS OR MPH SEMOGA KALIAN BAHAGIA DAN SEHAT SELALU❤️
MAKASIH BANYAK YA BUAT CHAPTER SEBELUMNYA YANG UDAH VOTE, COMMAND AND SHARE. AKU SENENG DEH, AKU PIKIR GAK BAKAL ADA YANG NUNGGU CERITAKU LAGI KARENA KEMAREN AKU UDAH GAK UP SELAMA TIGA MINGGU, TERNYATA MASIH BANYAK YANG NUNGGU MAKASIH YA GUYS❤️
TOLONG BANTU SHARE COMMAND AND VOTE LAGI YA DI SETIA'CHAPTER YANG KINI DAN YANG AKAN DATANG, GOMAWOOO GUYS, DAN SELAMAT MALAM MINGGU🍑
Salam manis
Shesheluv🍑
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband [On Going]
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PLEASE JANGAN JADI PEMBACA GELAP GUYS❤️ [Budayakan Vote, comment and share ya guys] [Cerita akan direvisi setelah End] ------------ Bagaimana jadinya jika kalian dijodohkan dengan guru kalian sendiri? ini lah yang dirasakan...