0.27. Sadar
•
•
•
•
Happy Reading 🦀Siang telah berganti malam, kini Arsen terus mengusap lembut rambut Cyra. Para keluarga dan teman-teman sudah duluan kembali pulang, mereka ingin memberikan waktu untuk Arsen dan Cyra.
Setelah beberapa waktu di dalam ruang UGD, Cyra di pindahkan ke ruang rawat inap di kamar anggrek nomor 12.
Di duga kecelakaan ini terjadi karena di rencanakan, Arsen dan yang lain sudah mencari tahu informasi mengenai kecelakaan tersebut dari foto plat nomor mobil yang di ambil dari handphone Elvano.
Drettt...drettt...drettt....
"Pelaku sudah melarikan diri, info terakhir yang kita dapatkan adalah dia seorang wanita. Sepertinya masa lalu lo," Arsen mengusap wajahnya kasar. Ternyata Gio dan Maureen kembali bersekongkol, untuk mencelakainya dan Cyra.
"Selidiki terus, jangan sampai dia lolos."
Tut
Panggilan pun terputus, Cyra yang sudah sadar lima menit yang lalu namun ia ingin mendengar siapa pelaku dari kecelakaan yang di alaminya. Jika ia meminta jawaban dari Arsen, pasti tidak akan di beritahu dengan alasan tidak ingin membuatnya ketakutan.
Arsen kembali duduk di samping brankar, perlahan Cyra mengerjapkan matanya.
"Kamu haus?" Arsen langsung dengan sigap membantu Cyra untuk duduk bersandar di brankar, lalu Arsen memberikan segelas air putih yang langsung di terima Cyra.
"Anak kita gak kenapa-napa kan?" Cyra mengusap perut buncitnya, Arsen tersenyum sambil mengangguk.
"Anak kita kuat kok, seperti ibunya."
"Maaf ya, ini salah aku. Harusnya aku dengerin omongan kamu, aku minta maaf ya." Arsen memeluk tubuh Cyra, seolah berkata ini bukan salah kamu dan memberikan kehangatannya.
"Yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Mas janji bakal berusaha semaksimal mas, untuk menjagamu dan anak kita." Arsen terus menguatkan diri Cyra, ia harap Cyra dan calon anaknya akan aman selalu.
🐟🐟🐟
"Mas aku gak mau pake kursi roda, aku masih kuat jalan kok." Cyra terus menggerutu sepanjang jalan menuju parkiran mobil, Arsen kekeuh ingin Cyra duduk di kursi roda agar tidak kecapekan.
Gerutuan Cyra bagaikan angin berlalu di telinga Arsen, dan kemudian Cyra di pindahkan ke dalam mobil. Beruntunglah Cyra di perbolehkan pulang cepat setelah di rawat selama dua hari di rumah sakit.
"Awas kepentok kena dasbor mobil, jangan marah lagi. Nanti kita beli es krim," bujuk Arsen yang gemas melihat Cyra mengayunkan kakinya.
Cyra berusaha untuk terlihat tidak tergoda oleh bujukan Arsen, ia mengalihkan pandanganya ke luar kaca jendela tak terasa karena angin sepoi-sepoi yang menerpa kulit wajahnya Cyra pun tertidur.
Arsen menyelimuti Cyra dengan jaketnya, karena udara di luar sangat dingin.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai ke kediaman mereka, karena tadi sempat ke hadang macet.
Cyra meraba samping kasurnya, ia tidak mendapatkan Arsen di sampingnya.
"MASSSS." Arsen langsung berlari dari ruang keluarga ke kamar mereka di lantai dua, setibanya di kamar Arsen melihat Cyra yang sudah merentangkan tangannya sambil duduk.
"Gendong, aku mau nonton Upin Ipin." Arsen sudah panik mendengar teriakkan Cyra yang sangat menggelegar, ia takut Cyra kenapa-napa nyatanya ingin digendong untuk menonton Upin Ipin.
Arsen langsung menggendong Cyra ala bridal style, dengan Cyra yang sambil tersenyum memainkan ponselnya.
"Mas besok ke rumah Luna ya, gara-gara aku kita gak jadi rayain ultah Luna." Arsen hanya mengangguk saja, lalu menurunkan Cyra di sofa.
🐟🐟🐟
HALLO NIORESS OR MPH SEMOGA KALIAN BAHAGIA DAN SEHAT SELALU❤️
I HOPE'S YOU LIKE IT.
Salam manis
Shesheluv 🍑
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband [On Going]
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] PLEASE JANGAN JADI PEMBACA GELAP GUYS❤️ [Budayakan Vote, comment and share ya guys] [Cerita akan direvisi setelah End] ------------ Bagaimana jadinya jika kalian dijodohkan dengan guru kalian sendiri? ini lah yang dirasakan...