Namun, disisi lain pertunjukan itu di tonton oleh Velia dari arah kejauhan. "Haha, seru sekali tontonan ini. Semoga Qiara cepat mati dan dia gak akan selamat." ucapnya
"Veli, lu gak keterlaluan apa? Kalau dia beneran gak selamat bagaimana? Sama saja kita akan masuk penjara gw sama Tania gak mau hal itu terjadi." ucapnya
"Kalian tenang saja semua sudah gw susun dengan rapi! Dan kalian juga gak akan terkena masalah kok," ucap Velia
"Lagian lu kenapa sekejam ini sih?" tanya Tania bingung
Velia terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya Tania, karna dia melakukan hal senekat ini hanya untuk membalas kekesalannya kepada Bundanya Qiara yaitu Karin.
-POV VELIA-
"Apa? Jadi Tante sudah gak mau membantu aku untuk menyingkirkan Qiara? Bukannya Tante gak suka sama anak beban itu? Kenapa jadi berubah pikiran seperti ini?" tanya Velia
"Tante sudah sadar atas kesalahan Tante dan Tante hanya ingin hidup berdamai dengan Qiara, lebih baik kamu jangan menyakiti anak Tante lagi," jawab Karin
"Tapi, Tante tau, 'kan kalau kayak gini caranya Qiara dan Darel bisa bersama lagi aku gak mau itu terjadi. Kita selesaikan saja dulu, lagian bukannya Qiara penyebab kematiannya suaminya Tante," ucap Velia
"Saya hanya salah paham saja lagian itu sudah menjadi takdir suami saya kamu jangan membuat pikiran saya makin membenci anak saya, ya Velia!" titahnya
"Gak! Kenapa Tante jadi lebih memihak dia dari pada aku sih! Aku gak mau tau pokoknya Tante harus tetap membantuku untuk menghabisi Qiara!"
"Kamu jangan kurang ajar dengan saya! Qiara adalah anak kandung saya! Dan saya gak akan membiarkan seseorang untuk menyentuh anak saya sedikitpun." gertaknya
"Gak! Tante harus ingat kalau aku gak akan membiarkan Qiara hidup dengan tenang aku akan membuat dia mati di tanganku sendiri. Jadi jangan pernah salahkan aku!" ucap Velia yang langsung pergi.
•
•'Andai Tante Karin masih mau bekerja sama denganku pasti anaknya tidak akan mengalami kecelakaan sekarang. Tapi, bodo amat yang penting Qiara mati dan dia gak akan menggangu hubungan aku dan Darel!' umpatnya dalam hati
"Woi, lu di tanya malah diam saja!" teriak Tania
"Ck, diam lebih baik kita pulang saja gw sudah puas dengan ini dan gw juga sudah tenang karna penghalang gw sudah gak akan lagi."
Mereka berdua hanya mengganguk saja dan langsung bergegas untuk pergi, setelah melakukan itu Velia sebenarnya ada rasa senang dan juga gelisah. Namun, baginya itu hal yang tidak penting karna baginya Qiara telah musnah.
-o0o-
Disisi lain Karin yang dari tadi menunggu kehadirannya Qiara, ia merasa sangat khawatir apalagi sekarang sudah pukul 20.00 malam. Namun, Qiara belum saja sampai ke rumah.
"Mas, Qiara kemana, ya kok dia belum pulang sih? Aku takut kalau Qiara kenapa-kenapa, coba kamu telpon pak Raka dan tanya mereka ada dimana?" tanya istrinya yang mulai panik
"Kamu jangan panik seperti ini, kamu tunggu disini biar aku telpon pak Raka dulu, dan kita harus tetap berpikiran positif mungkin saja mereka sedang terkena macet." ucap suaminya sembari menenangkan Karin
Dion pun langsung mengambil hpnya di dalam saku jasnya saat ingin menelpon supirnya, tiba-tiba ada telpon masuk dari nomer yang dia tidak kenal. 'Siapa?'
📞Dengan pak Dion
Iya, ini siapa📞
📞Kami dari rumah sakit ingin mengabarkan
bahwa supir bapak yang bernama pak Raka
dan anak Qiara mereka mengalami kecelakaanLalu mereka dimana📞
📞Rumah sakit Permata
Baik saya akan segera kesana📞
Dion pun langsung mematikan teleponnya dan langsung menarik tangan istrinya. "Mbok, tolong jaga anak-anak nanti saya dan istri saya ingin pergi dulu." ucapnya yang langsung pergi
"Mas, kita mau kemana?" tanyanya sambil masuk ke dalam mobil
"Kita akan pergi ke rumah sakit lagi, Qiara dan pak Raka tadi mengalami kecelakaan dan aku minta kamu jangan panik kita akan segera kesana." jawab suaminya
Karin yang mendengar jawaban dari suaminya hatinya bener-bener sakit dan juga cemas, ia takut jika Qiara kenapa-kenapa dan pergi meninggalkannya Karin tidak ingin semua itu terjadi.
Dia benar-benar merasa bersalah dan seharusnya tadi dia tidak pergi meninggalkan Qiara. 'Tuhan, tolong jangan bawa anakku, aku masih ingin bersamanya biarkan aku hidup bersamanya sebentar lagi jangan pernah pisahkan aku dengannya.' umpatnya dalam hati
-o0o-
Sesampainya di rumah sakit Karin dan Dion langsung menghampiri suster yang berpapasan dengan mereka. "Suster Kamu tau gak pasien yang bernama pak Raka dan juga Qiara yang baru saja kecelakaan?" tanya Dion
"Oh pasien tersebut sedang ada di ruangan yang masing-masing pak Raka hanya mengalami luka kecil dan tidak terlalu berat sedangkan Qiara dia mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya dan dia sedang ada di ruang IGD." jawabnya
"Baik terima kasih ya suster." ucapnya
Setelah itu Dion dan Karin langsung bergegas pergi ke ruang IGD. Namun, saat sudah di sana Dion dan Karin tidak sengaja bertemu dengan dokter yang baru saja keluar dari ruang IGD.
"Dokter bagaimana keadaan Qiara anak saya apakah dia baik-baik saja tidak ada luka dalam yang serius kan dengannya?" tanya Karin yang begitu sangat panik
"Anak bapak dari Ibu keadaannya sedang kritis karena benturan tadi itu membuat dia kehilangan banyak darah dan sekarang dia belum sadar diri. Namun..." ucapanya pun tergantung karna tiba-tiba munculnya dokter Citra yang menghampiri Dion dan Karin.
"Biar aku saja yang menjelaskannya anda pergi saja dulu ke ruangannya Qiara kembali." ucap dokter Citra
•
•
•
•
•Yang mau tau kelanjutannya, simak terus, ya jangan lupa untuk bantu vote dan juga komentar, ya biar aku makin semangat buat upload cerita nya 🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
Qiara ( END )
De TodoSeorang anak yang bernama Qiara Anastasya yang baru saja berumur 18 tahun. Memiliki banyak trauma yang dia alami saat masa kecil dan remaja nya. Akankah, ia akan bisa melupakan semua trauma nya atau akan terjadi yang lebih menegangkan?